MENTARI BERSELIMUT REMBULAN [ON GOING]

RUMAH BUKAN RUMAH

•••

sinar mentari yang hangat masuk melalui celah jendela kamar tidur milik Ata.

Ata bangkit dari tidurnya yang lelap, "huaaa ini udah jam berapa" katanya sambil mengucek kedua matanya.

Ata melihat jam yang ada diatas nakas , ternyata masih pukul 06.15 WIB.

"terang banget cahayanya, padahal masih jam segini"

"jadi semangat buat sekolah"

Ata turun dari ranjang, dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.

tidak berapa lama kemudian, Ata sudah siap dan akan turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama.

"AYAHHHH" teriak Ata sambil menuruni anak tangga.

"BERISIK" balas Dimas dengan nada yang tinggi juga.

Ata turun dengan keadaan gembira tetapi ia tak melihat ada sosok ayahnya disana, kemana ayahnya.

Ata pun duduk di kursi yang sudah disediakan, "ayah mana bun?" tanya Ata pada Sara.

"keluar kota, ada urusan selama 3 hari" jawab Sara.

"kok ayah gak bilang bilang si sama Ata" balas Ata.

"emang lo siapanya ayah?" tanya Dimas pada Ata.

"anaknya lah, gimana si" jawab Ata.

"udah udah jangan berantem pagi gini" sambung Sara.

keduanya pun menjadi hening, Dimas sibuk bermain ponsel sedangkan Ata menunggu sarapan yang akan disajikan dimeja makan.

Sara meletakan 3 piring diatas meja, dengan sajian yang begitu menggiurkan, ada nasi goreng dan juga ayam goreng.

Ata mengambil sepotong ayam dan tidak lupa dengan nasi gorengnya.

saat Ata ingin menyuapkan nasi yang ada disendoknya, ia malah melihat kemesraan seorang ibu dengan anaknya.

"mamas mau ayamnya?, ini bunda ambilin ya buat mamas" ucap Sara.

Dimas menoleh kearah Ata lalu ia pun mengeluarkan senyum semiriknya, "lo pernah gak di gituin? gak pernah kan hahaha orang lo gak punya ibu" ucapan Dimas sungguh pedas sampai membuat hati kecil Ata merasakan sedikit nyeri didalam nya.

"ada kok, unda sibuk kerja" balas Ata.

"kerja apaan, udah sampe lo SMA gini gak pulang pulang" tambah Dimas.

Sara tidak ada melakukan pembelaan
kepada Ata, ia malah sibuk dengan urusannya sendiri. kalau ada Noval sudah pasti Dimas di marahin olehnya.

Ata tak membalas ucapan dari Dimas, ia terus menyuapkan nasi yang ada dipiring nya dengan menahan segala rasa sakit yang ada didalam hatinya.

Ata sudah selesai dengan sarapannya, ia membawa piringnya ke dapur dan langsung pergi begitu saja tanpa pamit izin kepada Sara, ia sampai lupa untuk meminta uang sakunya pada Sara.