5

699 68 13
                                    

Wajah manis datar tanpa ekspresi apapun begitu serius memotong buah di atas meja, suara detak jam terdengar sangat jelas sekarang. Sunyi dan kini mendadak suram, gerimis tiba-tiba saat cuaca sebelumnya sempat cerah.

Seorang asisten rumah tangga melewatinya di sana, tak terlalu banyak bicara hanya ikut membantu membersihkan sampah kulit buah. Sejak pernikahan suaminya, orang-orang yang bekerja di rumah ini tak sehangat dulu lagi.

Tempat ternyaman yang ia tinggali perlahan jadi penjara, tanpa jeruji nyata mengelilingi. Fourth mendongak menyerngitkan dahi saat wanita di depannya menunduk sopan untuk pergi, jelas mereka menghindar.

"Aku pulang..." Suara lembut, seolah menyapa dan sontak duduk di hadapan Fourth dengan wajah berbinar "woahh... Buah apel manis kesukaanku"

"Makan yang banyak yah..." Gemini berdiri di sisi wanita itu, mengusap dengan lembut kemudian pergi.

Yah, Fourth menghela nafas tetap mencoba tak peduli. Dia masih mengupas kulit apel itu mengabaikan saat Prim menyisihkan biji-biji itu di atas meja.

"Apa tidak bisa langsung di potong-potong saja? Aku kesusahan dengan bijinya" keluh wanita cantik itu.

Fourth tak menjawab, lebih tepatnya merasa bukan dirinya yang mendapat protes.

"Kau benar-benar jahat" Prim berdiri, melepaskan apel yang sudah tergigit sebagian di atas sana "wajar jika Gemini muak denganmu"

Bahkan saat itu, hatinya tak mencelos. Mata cekung di wajahnya yang pucat benar-benar lelah, bahu pria manis itu membungkuk.

"Prim? Kenapa?" Saat hendak melintas lagi, Gemini mendekati wanita cantik dengan wajah kesal itu.

"Tidak, aku hanya jengkel"

"Baiklah, sekarang istirahat di kamar. Aku akan pergi keluar, ada urusan sebentar"

"Humm..."

Fourth melihat dari ujung matanya gadis itu pergi, namun dia tetap tak tenang. Sang suami duduk di samping, menatap wajahnya dengan lekat meminta perhatian.

"Kau terlihat masih sakit"

"Aku baik-baik saja"

Gemini mengangguk "jangan kemana-mana, jika ada kebutuhan katakan saja pada pekerja di belakang"

"Humm..." Fourth melihat ke meja dengan wajah kosong "sebenarnya apa yang kau perintahkan pada mereka?"

"Perintah apa?"

"Sekarang aku merasa seperti orang asing di rumah ini, kenapa tidak sekalian saja mengeluarkan ku dari sini?"

"Kenapa? Kau sudah muak? Bosan?" Sikap menantang itu lagi, Gemini mengepalkan tangan "jangan pernah berharap bisa melepaskan diri dariku"

"Aku sudah muak, aku ingin meninggalkan tempat ini. Sebenarnya jika kau memang tidak mencintai ku lagi, apa untungnya melakukan semua ini Gem?"

"Sial..." Pria tinggi itu berdiri, sempat menekan pipi istrinya dan menatapnya tajam "jangan menyerah dulu, aku belum puas dengan semua penderitaan mu. Setidaknya kau harus tersiksa hingga merasa kematian lebih baik dibanding ini, bayar saja kesalahan mu, dan semua perasaan palsu mu"

Berhenti sejenak, Fourth mengendurkan tatapan, kata-kata bodoh terdengar menuduh. Dengan jelas wajah pria tegap itu menantang, namun mencoba tenang Fourth melepaskan diri perlahan.

"Kau mengerikan"

Dan sekarang? Apa yang harus ia percayai? Bahkan sosok yang telah mengucapkan janji suci telah enggan mempercayainya. Fourth berpaling, meninggalkan lelaki tampan itu terdiam.

.
.
.
.
.

"Tuan Fourth..."

Sore hari yang tenang, nampak suntuk. Dan kini Fourth hanya bisa mendongak bingung kala seorang bodyguard menghampiri, meminta padanya untuk ikut melesat pergi meninggalkan kediaman.

Tak terlalu banyak protes, dia patuh. Terbungkus rapat dalam jaket kulit cukup tebal, seolah mewanti-wanti hujan yang mulai turun di sore itu. Udara berbau tajam seperti kayu basah saat sampai di halaman, seseorang membuka pintu mobil dan Fourth memasukinya.

"Sebenarnya, aku dibawa kemana?"

"Tuan Gemini ingin bicara dengan anda sekarang, di tempat lain"

Dalam kengerian, sesaat itu dia yakin sedang dalam Situasi tak baik. Bibitnya ditarik masuk kedalam mulut seolah-olah dia baru saia menggigit buah yang masam, rasa takut memancar dengan gelombang yang tak menenangkan.

Kalau saja dia bisa, dia akan melompat dari mobil saja sekarang. Berjalan keluar dari tempat persembunyian dan bergabung bersama kedua orangtuanya, tak peduli harus tersesat di tempat asing sangat sepi dan dingin.

Sepanjang jalan matanya memejam merasakan semilir angin dari kaca jendela mobil, kepura-puraan tentang situasi baik memang tak mudah. Sesaat mobil itu berhenti pada parkiran, menjelang matahari tenggelam.

Ia sempat melempar pandangan ke arah tempat tak asing itu, tiba-tiba sangat rindu. Hamparan Pemandangan pantai tenang, aroma khas laut yang tercipta pada tiap hembusan sangat menyentuh hati.

Fourth mengatupkan bibir dengan kaku, pintu mobil dibukakan namun entah mengapa kakinya begitu berat untuk melangkah. Apa maksudnya ini? Kenapa dia di bawah ke tempat ini?

Sederet ingatan indah nyaris pahit untuk waktu yang sangat lama, bukankah dia pernah berdiri di sini. Menapaki tiap jengkal tanah berpasir, tinggal di resort mewah berdua saja, bersama cintanya.

Gemini sudah pasti merencanakan ini, apa semacam bulan madu kedua? Lantas mengapa tiba-tiba? Setelah semua keresahan yang diberi suaminya itu. Bolehkah sekarang Fourth berharap mendapat jalan tengah dari keretakan rumah tangga mereka?

Khas aroma lain di sepanjang jalan masuk resort hingga sampai pada balkon yang luas, pemandangan itu mengguncang Fourth. Pikiran tak terduga aroma bunga semerbak, asap lilin aromaterapi dan aroma makanan. Absurditas dari semua yang tersuguh di hadapan Fourth tak pernah terduga, dia mundur beberapa langkah namun dua orang lelaki asing menghalangi.

"Tuan, kami sudah membawanya..."

Dari manik mata lentik berair penuh kekecewaan, dia bisa melihat suaminya mengangguk mengisyaratkan orang-orang itu untuk pergi. Tidak, bukan itu masalah utamanya.

"Kenapa dia ada disini?" Prim melongo, mendadak suasana romantis disana jadi berantakan.

"Satu kursi lagi untukmu Fourth, duduklah..."

Mendengar perintah itu, si manis menyerah. Sekarang dia akan menanggung apa? Luka sedalam apa lagi? Pemandangan se-mengerikan apa? Dan ketidakadilan macam apa yang akan Gemini tunjukkan? Demi apapun, dia sudah siap.

"Ini bukan yang pertama kali kan" Gemini membuka suara lagi, melayangkan tatapan ke hamparan pantai "sekarang kita bertiga Fourth, orang baru yang akan segera menggantikan posisi mu"

Fourth tidak mau menjawab karena takut terjebak dalam adu mulut.

"Sayang, kenapa kau membawa Fourth di sini? Bukankah kita akan ber bulan madu?"

"Humm..." Gemini menggoyangkan gelas wine dengan raut puas "kita akan berbulan madu disini Prim, aku hanya membawa orang spesial datang ke tempat se mahal ini" matanya menyala-nyala dengan kata-kata tajam "orang jahat, munafik dan berpura-pura hanya parasit di dunia ini"

"Jika aku parasit, singkirkan aku saja"

"Aku tidak akan menyingkirkan parasit, tapi membunuhnya" dia mendesis, melihat kelesuan di wajah manis Fourth.

"Lakukan apa pun Gem..." Fourth tertunduk, demi apapun dia benar-benar telah merasa dirinya sudah hancur "bahkan jika kau melenyapkan ku sekarang, aku akan diam"

.
.
.
.
.
.
.

To be continued

Au ah, BWS karam anj😭

Replaced Love [Geminifourth]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang