02

303 42 38
                                    

Sebelum baca jangan lupavote, coment, follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca jangan lupa
vote, coment, follow

Happy Reading
.
.

"VIOR!"

"VIOR!!! DI MANA LO BANGSAT!"

Vior saat ini berada di Rooftop, ia sedang sibuk menjemur baju sontak terkejut dengan teriakan Raga di bawah. Sehabis pulang sekolah Vior memutuskan untuk menyuci baju yang sudah menumpuk. Vior segera berlari ke lantai satu dengan tergesa dan perasaan mulai tidak enak, Raga pasti ingin memarahinya lagi.

"Ada apa kak? Aku lagi jemur baju di atas."

"Ini apa Vior?!" Vior menyipitkan matanya dan melihat layar hp milik Raga, di sana memperlihatkan foto dirinya dengan Aksa. Foto kejadian tadi pagi ternyata ada orang yang diam-diam memfoto dan mengirim nya ke kontak Raga.

Vior cukup terkejut, ada perasaan takut Raga akan marah.

"JAWAB VIOR! KENAPA DIAM SAJA?" Raga meninggikan suaranya, mata Vior sudah tidak bisa menahan air mata, air itu sukses jatuh ke pipi gembul nya.

"M-maaf kak," Ucap Vior menunduk takut masih terisak. "Kaka cemburu?"

"haha." Raga tertawa hambar "oh lo kira gua cemburu sama lo gitu? mimpi lo!" Tangan Raga menoyor kepala Vior.

"Lo tuh cuma anak miskin, sebatang kara. gua gak suka aja liat lo pacaran sedangkan gua banting tulang!" Jelas cwo itu membuat hati Vior sesak mendengar nya.

"Aku nggak pacaran kak, itu cuma kecelakaan," Vior mencoba untuk menjelaskan "Disini bukan ka Raga aja yang banting tulang, aku juga kerja. Kakak lupa?"

Raga terkekeh pelan, badan nya sedikit menunduk menyamai tinggi Vior. "Sekarang lo perhitungan sama gua?" Lalu Raga menarik dagu Vior kedepan "LO MAU PERHITUNGAN SAMA GUA HAH!! TANPA GUA LO GABAKAL BISA HIDUP VIOR SIALAN! LO CUMA ANAK MISKIN GATAU DIRI, LO LUPA APA YANG GUA KASI SELAMA INI? LO TANPA GUA MUNGKIN SEKARANG LO HIDUP DI JALANAN!" Raga menghempaskan dagu Vior ke samping.

Vior diam menunduk. Air mata ia biarkan turun. Dia tak ingin menjawab perkataan Raga, ia tak ingin Raga tambah membenci nya.

Raga mendesis pelan "Nangis terus, air mata buaya lo gaakan bisa buat hati gua luluh."

"Kakak udah gak sayang aku lagi?"

Raga menggeleng tak percaya "Gua? sayang sama lo? lo cuma pembawa sial di hidup gua Vior! Gua benci sama lo gua harap lo cepat mati!"

Damn

Perkataan Raga sukses menusuk ke ulung hati nya, sesak sekali rasanya. Vior membiarkan sikap Raga padanya selama ini karna dia percaya mungkin suatu saat nanti Sifat Raga kembali seperti dulu lagi. Namun apa? Vior malah di tampar oleh kenyataan bahwa Raga sangat membencinya bahkan menginginkan nya mati.

ANTARIKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang