..
Airin menghela nafas,
"Terserah Abang deh"
"Kalo Arika ngga marah, ya aku setuju-setuju aja" balas AirinJaka mengangguk mengerti,
Ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah Damar,
"Kamu gimana Dam?" TanyaDamar pun mengangguk dengan girang seketika,
"Boleh-boleh!"
"Hehe!" Balas Damar dengan girang"Kita akan jadi besan nantinya!" Tambah Damar dengan penuh semangat
Jaka tersenyum,
"Besok aku mau ketemu sama Jiwa" ucap Jaka pada Damar"Lama banget"
"Kenapa harus besok?"
"Nanti malam juga bisa"
"Aku akan kabarin jiwa secepatnya buat ketemu sama kamu Jak" balas DamarJaka pun mengangguk mengerti,
"Baik, kita sepakat ya"
"Kalo memang sama-sama suka, kita jodohkan mereka berdua, tapi kalo Arika ngga suka dan Jiwa suka, Aku harap Jiwa berjuang demi Arika, dan aku hanya kasih kesempatan tiga kali buat Jiwa dapetin Arika""Kesempatan pertama adalah nanti malam, aku akan bawa Arika juga bertemu dengan Jiwa" ucap Jaka pada Arika
Damar mengangguk mengerti,
Ia menyanggupinya,
"Baik!"°°
Sore itu, ketika Arika tengah asik dengan ponselnya,
-Di beranda rumah,
Jaka yang tengah menyiram tanaman di rumahnya,
"Arika" panggil Jaka pada Arika
"Iya pah?"
Balas Arika tanpa menoleh ke arah Jaka, Nampaknya ia masih fokus dengan ponselnya"Kamu udah punya pacar atau Seseorang yang kamu suka apa belum nak?" Tanya Jaka pada Arika mengenai asmara Arika
Arika pun menutup ponselnya dan mengalihkan pandangannya ke arah Jaka,
Ia mengerutkan keningnya,
Ia terkejut dengan Pertanyaan Jaka,
"M'memangnya-- kenapa pah?" Tanya Arika pada Jaka"Ada yang mau papah kenalkan sama kamu" balas Jaka pada Arika
Arika terkekeh seketika setelah mendengar balasan dari papahnya
"Ngga mau ah" balas Arika pada Jaka
Jaka sedikit tersenyum,
"Dia anak dari teman papah"
"Papahnya itu jago banget beladiri" jelas Jaka pada Arika mengenai DamarSetelah mendengar ucapan dari Jaka, membuat Arika bersemangat seketika,
"Eh, s'serius pah??" Tanya Arika yang tiba-tiba bersemangat pada Jaka,Jaka mengangguk,
"Iya"
"Dia pentolan di sekolah papah dulu, dia adalah orang yang paling di segani di sekolah papah dulu, dan tentu saja dia jago beladiri" tambah JakaArika mulai curiga dengan papahnya,
"Yang bener pah? Jangan bohong loh"
"Teman papah itu jago beladiri beneran atau engga nih?"
"Soalnya Arika pengen di ajarin juga" ucap Arika pada Jaka"Arika, Apa papah pernah bohong sama kamu?" Tanya Jaka pada Arika
Arika menggeleng cepat,
"Engga sih""Em, boleh ngga kalo Arika Mita di ajarin bela diri sama teman papah itu" pinta Arika pada Jaka
Jaka mengangguk senyum,
"Boleh"
"Dengan satu syarat"
"Kamu harus dekat sama anaknya" pinta Jaka pada ArikaArika menyilangkan kedua tangannya,
"Ga mau ah!"
"Ngga seru, main jodoh-jodohan, Arika ngga suka" balas Arika pada Jaka"Salah satu cara, agar kamu bisa dilatih oleh teman papah itu, kamu harus dekat dengan anaknya" ucap Jaka pada Arika
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIKA & JIWA (Adaptasi Istriku Guruku)
AksiJaka sebenarnya berharap sifat dari Arika menurun dari istrinya yaitu Airin, namun ia salah, buah tidak jatuh dadi pohonnya, masa lalu Jaka seperti terulang di diri sang anak