Jgn lupa vote + komentar
~~•••~~
Sudah 3 tahun (y/n) tinggal bersama ayahnya dan kini ibunya meminta gadis itu untuk tinggal bersama kembali.
Yapp ortu (y/n) sudah bercerai dan mereka memiliki keluarga baru.
(y/n) fine-fine aja mereka berpisah, daripada menimbulkan permasalahan baru.
Gadis itu duduk sebentar sebelum berangkat menuju rumah keluarga baru ibunya.
Dia belum siap.
(y/n) gak pernah datang di acara pernikahan ayah maupun ibu nya. Gadis itu takut kalau pasangan mereka tidak akan menerimanya.
Meskipun istri baru ayahnya baik, (y/n) masih merasa canggung.
"Ayok pergi bertempur."
~~•••~~
Gadis itu melangkah masuk menuju depan rumah keluarga baru ibunya.
(y/n) mengecek ulang alamat yang dikirimkan ibunya.
"Hufttt.. semoga kamu tenang disini." Gumamnya
Setelah menekan bel rumah, tak lama ada anak kecil bersurai putih membukakan pintu.
"Apa kamu (y/n) neesan?"
(y/n) berjongkok agar menyamai tinggi anak itu.
"Iya. Kamu anaknya Mama Harumi?" Anak itu mengangguk lalu menarik tangan (y/n) agar masuk kedalam rumah.
"(y/n) lama tidak bertemu" wajah senang ibunya membuat gadis itu teringat masa lalu.
Wanita paruh baya itu memeluk anak dari mantan suaminya.
"Dia ayahmu, Nagi Rintarou." Harumi menunjuk suaminya.
(y/n) membungkuk sopan lalu memperkenalkan dirinya.
"Jangan merasa canggung, kamu sudah saya anggap anak sendiri." Ucapnya lembut.
Meskipun suami baru ibunya terlihat tegas, tapi dia terlihat sangat penyayang.
"Oh iya Sei belum pulang, ah sayang sekali. Nanti Mama kenalin"
"Lebih baik kita makan dulu."
Makan malam kali ini terasa familiar, dan gadis itu sedikit nyaman.
Oh iya, (y/n) juga akan di sekolah kan di tempat yang sama dengan anak tertua di keluarga ini.
"Ahh.. negara ini mengingatkan ku dengan rasa sakit." Gumamnya.
Dia mengambil rokok dan menyalakannya, nikotin ini membuatnya candu meskipun dia jarang menghisapnya.
(y/n) menjauh dari rumah agar tidak ketahuan ibunya.
Dia menghisap nikotin untuk meredakan rasa cemas, tidak untuk hal lain.
"Cih dasar wanita nakal." Umpatan itu terdengar ditelinga (y/n).
Dia menatap kedua orang bersurai ungu dan putih yang sedang menatapnya.
Ralat cuma rambut ungu saja yang menatapnya sinis. Sedangkan laki-laki bersurai putih sibuk bermain game.
(y/n) mengabaikannya seperti angin lalu.
Menghisap nikotin lebih penting daripada mengurusi manusia julid.
~~•••~~
"Tadaima~"
"Neesan!!"
"Jangan lari Mitsu, nanti jatuh" Mitsu memeluk kaki (y/n)
Gadis itu menggendong adiknya yang mungkin masih berusia 4 tahun.
"Oniichan udah pulang. Ayok ke kamarnya!!"
"Kenapa gak kesana sendiri?"
"Mitsu mau minjam game Oniichan, tapi ntar Oniichan gak bakal ngasih. Jadi Mitsu mau Neesan bantuin Mitsu."
(y/n) hanya mengangguk, kalau gak diturutin takut nangis. Inikan anaknya orang.
(y/n) menurunkan Mitsu di depan kamar kakak laki-laki nya.
"Oniichan!! Mitsu masuk ya!" Mitsu menarik tangan (y/n)
Dia melihat kamar yang sedikit berantakan dengan banyaknya miniatur bola.
"Mitsu jangan menyentuh game ku."
(y/n) merinding mendengar suara berat itu. Dan tak lama kemudian, gadis itu melihat kakak Mitsu yang hanya memakai handuk di pinggangnya.
"Akhh!!" Gadis itu memekik lalu kepalanya bertabrakan dengan lemari.
"Kamu gpp?"
"Pakai bajumu anjing!"
~TBC~