9.🥔🦋

31 3 0
                                    

Sorry guys, yang kemarin itu chapternya kebalik, jadi aku up ulang🙏 happy reading🥰
.
.
.

Baru saja memasuki pintu gerbang Eunchae sudah menggeleng-gelengkan kepala takjub, rumah lelaki itu sangat besar dan rapih, ia jadi berfikir berapa lama waktu yang diperlukan untuk beres2 rumah? Ketika membuka pintu rumahpun ia tetap dibuat speechless dengan interior nya yang modern, tapi meskipun begitu, entah kenapa rumah itu walaupun besar terasa sangat sepi, seperti tidak ada kenangan indah yang tersisa dan menciptakan atmosfer hangat.

" Apa kau tinggal sendiri? " tanya Eunchae, perempuan itu terus melihat-lihat seisi rumah sebelum akhirnya duduk di sofa besar yang terletak di sebuah ruangan besar dengan televisi, mungkin ini ruang keluarganya, tapi waaah sangat sangat besar.

" Hmm " gumam Haru, kemudian lelaki itu menghilang di tikungan yang menghubungkan dengan ruangan lainya, tidak beberapa lama lelaki itu kembali dengan membawa dua minuman soda.

" Gomawo. " ucap Eunchae, lelaki itu tahu saja jika dirinya sedang kehausan, jalan berkilo-kilo meter itu sangat melelahkan yeorobuuuun, jika tidak percaya kalian bisa mencobanya.

" Jadiiii, dimana kotak obat milikmu? " tanya Eunchae, ia harus segera  pulang.

" Ada di kamarku. " jawab Haru.

" Lalu? Cepat bawa agar aku bisa mengobatimu! "

" Aaah malas, kau saja yang bawa! " sangat diluar dugaan, seorang Kim Haru yg bertitle sebagai ice prince sedang bersikap diluar kebiasaanya, bagaimana Eunchae tidak tercengang ketika melihat Kim Haru mengucapkan kalimat itu dengan nada aegyo sambil membaringkan tubuhnya di sofa.

" Waaaah...lalu harus aku yang mengambil sendiri ke kamarmu?! " tanya Eunchae.

Lelaki itu menengok perempuan di sampingnya. " Silahkan, aku sangat senang tidak perlu repot naik ke atas. " Haru hanya bercanda, lagipula perempuan mana yang mau masuk ke kamar seorang laki-laki jam segini?

" Jinjja? Kau ingin aku mengambilnya dan melihat kamarmu? " Eunchae tidak keberatan untuk naik ke kamar lelaki itu, lagipula ia bisa menendangnya jika ia berniat macam-macam.

" Eoh...Wae? Apa kau takut? " pertanyaan Haru membuat Eunchae tersenyum miring, jadi lelaki itu berniat mengerjainya? Oho tentu tidak semudah itu ferguso.

" Takut? Tentu tidak, aku tidak masalah mengambil sendiri, justru aku mengkhawatirkanmu. " ujar Eunchae, gadis itu mulai mengeluarkan berbagai ekspresi jailnya.

" Aku? Aku tidak masalah tuh. "

" Jinjjaaaa??? " pertanyaan Eunchae membuat lelaki itu tertegun, ia jadi sadar jika belum sempat membereskan kamarnya karena buru-buru pergi ke acara sang ayah, akan menjadi masalah besar jika perempuan itu sampai melihat kamarnya.

Kedua remaja itu bertatapan dengan ekspresi Haru  yang sudah berkeringat dingin dan Eunchae dengan senyum jailnya, lalu tanpa aba-aba apapun keduanya berlari bersamaan, Eunchae hanya iseng tapi ia menjadi begitu bersemangat ketika melihat respon Haru yang sangat lucu, padahal dia saja tidak tahu dimana kamar lelaki itu, alhasil Eunchae melambatkan larinya agar bisa mengikuti dari belakang.

" ANDWEE!!! " teriak Haru, lelaki itu sekarang tengah menghadang dirinya dengan berdiri di depan sebuah pintu yang terletak paling dekat dengan tangga.

AmbivalenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang