16. Obsession

979 81 110
                                    

Sekarang semuanya terasa impas, perhatian dibalas dengan perhatian, maaf dan terimakasih sudah tersampaikan, dan kecupan sudah dibalas kecupan. Namun, ini hanya awal mula. Awal dimulainya perjalanan kisah mereka. Bagaimana mereka akan menantang dunia yang menentang dan mengakui apa yang seharusnya diakui.

Dia menatap refleksinya di cermin. Masih bertanya-tanya tentang dirinya yang sebenarnya. Tentang apa yang mengubah pandangannya akhir-akhir ini. Tentang seseorang yang sudah mencuri perhatiannya. Juga tentang seseorang yang sudah bertahun-tahun menjadi konflik batinnya. Menerima Daniel sebenarnya hal yang mudah, yang sulit ialah mengubah pandangan yang melekat pada dirinya.

Kotak hitam di atas meja, dengan kertas sticky notes berwarna coklat muda. Berisikan pesan bahwa Taehyun harus mengunjungi dia untuk sesi wawancara selanjutnya jika ia sudah sembuh. Hampir ia tersenyum merekah namun melihat notifikasi yang muncul di ponsel membuat ia mengurungkan niat. Semuanya kemanisan itu berbanding terbalik ketika nomor asing yang sebenarnya tak asing mengiriminya pesan singkat.

08xxxxxxxxx

nak, bisakah
kita bertemu sebentar saja?


Seperti biasa, Taehyun hanya mengabaikan pesan, bahkan memblokir momor itu. Baginya, orang itu sudah tiada.

***


"Sayang, lihat ini kayaknya bakal bagus kalau semua fotonya pakai model picture box kayu ini, lebih estetik, setuju nggak?", tanya seorang wanita kepada lelakinya.

"Bagus sayang, pilihan kamu emang terbaik, uhm aku mau liat-liat ke sebelah sana dulu sebentar yah", si pria pergi, sedangkan wanita itu masih lanjut melihat-liat contoh bingkai yang berjejer indah di depannya.

Terlihat dari kasat mata, dia adalah pria yang manis penuh cinta. Dia tak pernah sekalipun menyakiti perempuan yang saat ini ada disisinya selama ini. Namun di ujung lorong sana, bakat dualismenya muncul. Ia mulai sibuk membuka pesan yang ia arsipkan. Raut manisnya buyar terganti oleh wajah masam. Ternyata yang ditunggu tidak ada balasan.

"Sialan, berani-beraninya dia cuekin gue", gerutunya.

Lalu, ia mulai mengirimi pesan kepada orang lain lagi, meminta sebuah informasi. Tentang pria yang sama, yang selama ini mengisi hatinya tanpa jeda. Pria yang membuatnya menjadi gila.

"Udah sayang?", wanita itu menegurnya, sontak membuatnya kaget dan buru-buru mematikan ponselnya lalu tersenyum dan pergi.

"Udah kok, ayo!"

Sungguh dia wanita yang tak tahu apa-apa. Dia terbuai dengan manis tutur kata lelaki. Andai saja dia tahu, bahwa separuh hati kekasihnya itu milik orang lain. Mungkin ia juga tak percaya pria yang dicintainya itu mencintai seorang pria. Dia tak pernah menunjukkannya.

Soobin menatap kerlap kerlip lampu kota, dari dalam bangunan besar yang baru saja ia beli beberapa bulan yang lalu. Bangunan yang akan ia gunakan sebagai galeri seni.

Ia mengepalkan tangannya sendiri tatkala mendapat sebuah kabar bahwa orang yang ia anggap sebagai kekasih hatinya kemarin berada di rumah laki-laki lain. Bukan kekasih yang barusan saja ia antarkan pulang, tapi kekasih lain yang malam itu pernah ia sentuh dengan paksa.

"Oh gitu kelakuannya",

Baru seminggu lebih, Soobin sudah merindukan sosok Daniel. Satu pekan ini juga ia sibuk mempersiapkan pamerannya tapi malah mendapat kabar yang membuat hatinya panas. Daniel memberikan atensinya pada sang penulis. Lalu, tebak apa yang dilakukan Soobin? Jelas ia tak tahan untuk menemuinya, ia merindukannya lebih dari apapun.

VERSATILE [Yeontae To Taejun END]🔞🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang