Extra Chapter : FREEN POV

1.9K 153 5
                                    

Aku suka menjadi penjual bunga. Seperti seorang pelukis dengan lukisannya, seperti penyanyi dengan lagunya, seperti penulis dengan ceritanya.. Aku juga bisa dengan bebas mengungkapkan perasaanku atau perasaan orang lain melalui bunga. Nenekku yang mengajarkan ini kepadaku.

Sejak aku pindah ke sini, aku tinggal sendirian. Orang tuaku meninggal ketika aku masih kecil. Sebelumnya aku tinggal bersama nenekku, tetapi dia sudah meninggal dunia 2 tahun yang lalu. Itu membuatku frustasi saat itu.

Sekarang, disinilah aku..... Sendirian.

====================== ***** =======================

Selamat pagi Dunia!

Aku membuka pintu dan aku melihat ke langit. Ahh... hari yang menyenangkan.

Aku membawa beberapa bunga dari dalam rumahku dan menaruhnya di luar, aku menyiapkan semua hal yang di perlukan. Setelah semuanya tertata dengan baik, aku mengubah tanda 'TUTUP' di pintu menjadi tanda 'BUKA'

Satu persatu orang datang ke toko ku, memesan bucket bunga untuk seseorang yang mereka cintai. Terkadang.... Aku sangat iri kepada mereka, karena mereka memiliki seseorang yang perduli pada mereka.

Aku menghela nafas. Suatu hari nanti, aku berharap semoga aku juga bisa memiliki seseorang jug. Aku ingin memiliki seseorang yang bisa menjadi tempat untuk mengungkapkan perasaan ku, seseorang yang aku cintai.

9 MALAM?! Waktu berjalan lebih cepat hari ini. Aku menutup toko ku. Setelah itu aku mandi, makan malam lalu aku akan tidur. Yah.... Aku tahu, kehidupan yang sangat membosankan! Aku mengakuinya.

Aku mematikan lampu dan memilih untuk tidur dengan tenang

Namun itu tidak tenang seperti yang aku pikirkan. Seseorang terus berteriak di depan pintu ku!! Aku terkesiap.

Aku terbangun. Kemudian membuka tirai, ternyata di luar hujan deras. Padahal pagi ini cuacanya cukup bagus.

"KYAAAAAA!!!" Aku mendengar suara yang sama berteriak

Aku terkesiap lagi. Apa yang mereka lakukan di depan rumah seseorang? Aku sangat kesal!

Aku berjalan ke pintuku dan membukanya. Aku ingin mengusir mereka, tetapi.... Aku hanya menemukan 1 orang yang sedang berdiri disana. Seorang gadis?! Apa yang terjadi padanya?? Larut malam ini??

Aku meraih tangannya dan menyeretnya ke dalam rumahku. Sangat berisik!!! Jika dia terus berteriak seperti itu, aku yakin tetanggaku akan mulai melemparkan sesuatu kepadanya.

"Kenapa kamu terus berteriak di luar sana?? Aku fikir ada yang di culik atau semacamnya. Kamu membangunkan aku." Aku meninggikan suaraku akar dia menyadari bawa dia benar-benar menggangguku.

"Ma-Maaf.... Aku takut petir..... Bi.... Bisakah aku menunggu disini sampai hujan berhenti? Aku berjanji akan segera pergi setelah hujan berhenti." Dia memohon kepada ku.

Ini tidak masuk akal bagiku.

Aku tertawa. "Kamu takut petir, tetapi kamu tidak takut dengan orang asing yang menarik mu masuk ke dalam rumahnya?"

Ini benar bukan?

Aku menggodanya sekali lagi tetapi aku melihat bayangannya, dia menggigil. Ohh.... Dia benar-benar takut pada petir. Aku merasa kasihan padanya.

Aku menyalakan lampu. "Baiklah kalau begitu.. aku akan menemanimu." Aku tersenyum agar dia bisa tenang.

Aku melihat bajunya basah. Dia berjalan di tengah hujan? Apakah dia mengira ini adalah film Bollywood?! Tanpa banyak berpikir, aku memberikan satu set pakaianku kepadanya. Aku membiarkan dia menggunakan kamar mandi ku. Apakah aku terlalu baik pada orang asing?

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang