BECKY 3

1.6K 185 22
                                    

"Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai...." Dia melambaikan tangannya padaku. "Akhirnya kamu datang." Dia tersenyum.

Aku memutar bola mataku.  "Setelah apa hang kamu lakukan padaku tadi malam, tentu saja aku akan datang ke sini."

"Meskipun aku tidak melakukannya. Aku yakin mamu juga akan tetap datang ke sini." Dia menyeringai.

Aku menghela nafas. "Ya kamu benar." Aku melihat pintu depan rumahnya. "Sudah tutup? Bukankah ini masih pukul 6 sore?"

Dia mengangguk dan masih menyeringai.

"Biar ku tebak. Hmmmm..... Kamu ingin mengajak aku kencan, kan?" Aku tersenyum.

Dia mengecup bibirku. "Ya." Senyumnya semakin melebar. "Kamu mau keluar denganku? Atau ada sesuatu yang ingin kamu lakukan?"

Dia mencubit pipiku. "Kamu sangat imut ketika kamu malu-malu seperti itu. Dan (batuk) tadi malam, suara erangan kamu..... Juga terdengar menggemaskan." Dia tertawa.

Aku ingin memukul lengannya, namun dia menghindarinya dengan baik. "Tunggu sebentar, oke? Aku mau ganti baju dulu sebentar." Dia mengecup bibirku lagi dan pergi ke kamar.

Aku menghela nafas. Mengapa aku memberinya kesempatan untuk membuat diriku ragu? Aku tahu ini salah. Aku tahu bahwa seseorang akan terluka jika aku tetap melanjutkan ini. Harusnya aku tidak bertemu lagi dengannya dan melanjutkan pernikahanku, kan?!

Tapi.... Hatiku tidak bisa bekerja sama dengan baik dengan otakku. Aku tidak bisa membiarkan Non terluka, aku mencintainya. Tapi..... Freen mampu mempengaruhi ku sebanyak ini, tidak mudah bagiku untuk kehilangan dia. Apa yang harus aku lakukan?

"Rebecca?"  Freen menepuk pundak ku.

Aku berbalik dan menatap wajahnya. Sekalipun benar aku mencintai gadis ini. Bagaimana bisa aku membiarkan diri ku menyakiti Non?

Freen memegang pipiku, "Becky.... Maafkan aku.."

Dia tahu apa yang aku pikirkan. Aku memeluknya, "kamu tidak perlu meminta maaf." Aku tersenyum kepadanya. "Ayo berangkat."

Dia terlihat khawatir. "Apakah kamu yakin?"

"Tentu... Kemana kita akan pergi?"

Dia tersenyum. "Bagaimana kalau.... Menonton film?"

"Ide yang hebat!" Aku menyeringai

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang