10

88.6K 400 9
                                    




sudah seminggu aca menyembunyikan kehamilannya dari orang tua nya, iam selama seminggu selalu meyakinkan aca kalau semuanya bakal baik-baik aja, aca masih sering mual-mual dan selalu ingin dekat dengan iam bahkan ia sering menginap dirumah iam

hari ini rencana nya iam dan aca akan jujur kepada orang tua mereka, rasa takut aca dan iam sama besarnya tetapi iam selalu yakin dan berusaha tidak takut karna ini juga hasil dari perbuatannya

kebetulan juga mereka sedang berada di rumah iam dan kedua orang tua iam juga sedang dirumah, aca menggenggam kuat tangan iam dan iam selalu memberi ketenangan pada aca dengan memberikan elusan di punggung tangan aca, mereka menuruni anak tangga dan duduk di kursi sebrang orang tua iam, iam membuka percakapan

“bun yah” panggil iam

“iya kenapa” jawab bunda

“maaf” pala iam menunduk

“maaf kenapa? coba bilang yang jelas” bunda bingung dengan anaknya yang tiba tiba meminta maaf

“iam hamilin aca, maaf” pala iam semakin menunduk dan aca yang disebelahnya semakin mengeratkan genggamannya

ayah iam yang mendengar ucapan anaknya tersulut emosi

“bangun kamu” perintah ayah iam kepada iam

iam segera bangun dari duduknya

"plakk"

bunyi tamparan terdengar di ruang keluarga tersebut

“siap-siap berangkat kerumah aca tanggung jawab kamu” ayah berucap dengan tegas lalu ber lari dari ruang keluarga untuk masuk ke kamarnya

bunda yang mendengar hal tersebut langsung memeluk aca dan meminta maaf

tidak lama setelah itu mereka siap-siap untuk pergi kerumah aca, iam memeluk aca menyalurkan rasa hangat dan menenangkannya

setelah 10mnt perjalanan akhirnya mereka sampai dirumah aca, mereka datang disambut mamah dan papah aca, ketika sudah pada duduk di tempat masing-masing ayah iam membuka obrolan

“maaf sebelumnya kedatangan saya kesini ingin meminta izin untuk anak saya menikahi anak kalian” ucap ayah iam

orang tua aca bingung dengan apa yang terjadi akhirnya iam berani untuk menyampaikan yang sedang terjadi

“maaf tan om, aca hamil anak iam”

kecewa? pasti siapa yang ga kecewa anaknya hamil diumur segini, marah juga percuma tidak bisa menyelesaikan apapun sudah kejadian

“iam bakal tanggung jawab sama apa yang iam perbuat, maaf tan om udah buat kecewa” ucap iam pada orang tua aca

“bagus kamu mau bertanggung jawab, lakukan dekat-dekat ini jangan terlalu lama bisa bertambah kecurigaan orang lain” ucap papah aca kepada iam

“baik om, maaf sekali lagi biar iam sama bunda ayah yang ngurus acaranya” ucap iam

mamah aca segera memeluk aca dan berusaha menenangkan anaknya yang menangis

“ajak aca ke kamar iam, biar aca istirahat kamu juga kalo mau istirahat”

mamah aca menyeruh iam ke kamar aca

“baik tan” jawab iam

aca iam menaiki tangga untuk sampai ke kamar aca, sesampainya di kamar mereka langsung merebahkan badan mereka di kasur fokus dengan pikiran masing-masing namun tidak bertahan lama karna iam ga ingin aca banyak fikiran

“sini peluk” iam mendekatkan tubuh aca pada dirinya

“berani kan aku? ga mungkin aku ga tanggung jawab sayang, jangan terlalu dipikirin ya sekarang istirahat biar kamu sama bayinya ga sakit” ucap iam kepada aca

“aku gamau tidur, gini aja mau peluk kamu hangat aku suka”

aca semakin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh iam dengan muka yang ia umpatkan di dada kekasihnya tersebut

“iya sayang gini aja gapapa, kamu ada yang pengen dibeli ga?” tanya iam sambil mengelus rambut aca

“ga ada aku cuman pengen peluk kamu aja” jawab aca

“terus sekolahnya aku gimana ya? bingung” suara aca tambah lemas

“ga ada sebulan lagi kan kita lulus jadi aman ay” jawab iam

tidak lama setelah itu aca tertidur padahal tadi ia bilang ga pengen tidur emang dasar cewe, iam mengelus rambut aca lalu ikut memasuki mimpi dengan pelukan mereka yang semakin erat

sedangkan dibawah para orang tua sedang membahas acara nanti akan diadakan bagaimana karna acaranya yang tertutup

-

seminggu sudah berlalu akhirnya hari ini dilaksanakan acara untuk mempererat mereka berdua

aca tampak cantik dengan dress pink pucat putih dengan heels yang tidak terlalu tinggi takut membahayakan kandungannya dan mahkota kecil di kepalanya

iam juga sudah siap dengan kemeja putih dan jas putih sedikit pink, memakai dasi hitam dan rambut yang kali ini sangat rapih

acara sebentar lagi dimulai iam sangat grogi takut nanti pelafasannya tidak lancar, ia terus mengulang ngulang janji suci yang nanti akan ia ucapkan, bunda yang melihat anaknya sangat tampan memeluknya

“tampan banget anak bunda, nanti jangan kasar ya de, jagain acanya, kalo ada masalah dikelarin dengan kepala dingin” peringat bunda

“iya bun pasti” jawab iam

diruangan aca pun sama mamah papah memeluk aca, mereka tidak menyangka anaknya sekarang sudah dewasa

tidak lama acara dimulai papah serta mamah aca segera keluar dari ruangan, aca dirungan ditemani oleh sepupunya

akhirnya pernikahan mereka pun sah, rasanya sangat campur aduk, aca segera di gandeng keluar dari ruangan dan duduk disamping iam.
acaranya hanya acara kecil yang dihadiri oleh beberapa kerabat saja

-

pukul 3 acara telah selesai aca dan iam memasuki kamar karna lelah dibawah dan kasian juga dengan aca yang tidak boleh kecapean

mereka segera mandi bergantian dengan aca yang pertama lalu aca segera berbaring menunggu iam kelar mandi

ketika iam keluar kamar mandi aca langsung menyuruh iam mendekat

“makasih ya udah mau tanggung jawab” ucap aca sambil tersenyum

“jangan makasih sayang, emang udah kewajiban aku harus tanggung jawab” jawab iam

lama-kelaman bibir mereka saling melumat satu sama lain, namun hanya ciuman saja tidak ada aneh-aneh karna mereka takut janinnya kenapa-napa.

pangutan mereka berakhir dengan seulas senyum di bibir keduanya

“i love you”
“i love you moree”

Jangan lupa follow, vote, komen sebelum baca yaa,

Kalo ada request cerita baru boleh ditaruh di komen yaaa dan pastinya 18++


tamat:)

The One Night 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang