Di Kerajaan Cassiopeia, ada seorang bayi yang lahir dari perut sang ratu. Bayi itu berjenis kelamin laki-laki.
Semua orang bersuka cita menyambut kelahiran sang pangeran yang telah dinantikan selama ini.
Senyum hangat terpancar dari raja dan ratu mengetahui putra mereka telah lahir kedunia ini dengan sehat.
Tak ada yang lebih membahagiakan dari kelahiran sang buah hati. Suara tangis bayi memenuhi ruangan bernuansa mewah, yang disambut tawa kebahagiaan kala mendengar tangisan dari sang bayi.
"Lihat yang mulia, sepertinya pangeran kecil kita lapar," ucap Ratu sedikit terkekeh.
Ia menjawil pucuk hidung sang putra dengan gemas. Pangeran kecilnya bertambah merah warna kulitnya.
"Apa ratu akan terus menyiksa pangeranku? Lihatlah, ia semakin memerah. Aku tak ingin pangeranku sakit jika menangis terus." Raja Aslan bersungut kesal.
Ia menatap sang putra yang berada dipelukan ibundanya. "Haruskah ayahanda menggunakan ultimatum agar ibundamu menuruti ayahanda, pengeran kecil?"
Ratu Ariana menggeleng pelan, sepertinya pemimpin dari Kerajaaan Cassiopeia ini akan menjadi budak cinta untuk putranya.
"Yang mulia terlalu berlebihan, pangeran kecil ini adalah putraku. Mana mungkin aku menyakitinya?" Ucap Ratu Ariana, senyum kecil ia berikan pada sosok disebelahnya.
"Tetap saja, pangeranku menangis karena ratu tidak segera menyusuinya! Ratu ingin dihukum oleh raja ini sepertinya!" Terang Raja Aslan mencuri kecupan dipipi sang ratu.
Ratu Ariana hanya menghela nafas, lebih baik ia mengurus putranya dibandingkan bayi besar disebelahnya.
"Jika pangeran ibunda ini telah tumbuh besar, ibunda berharap pangeran kecil ini tidak memiliki sifat kekanak-kanakan seperti milik ayahnya," bisik Ratu ditelinga sang putra.
"Raja mendengarnya dengan jelas ratu! Ratu akan dihukum berat mengatai seorang raja yang terhormat," kesal Raja Aslan.
Dengan sengaja Raja Aslan memeluk tubuh sang ratu yang sedang menyusui putra mereka. "Kalian berdua adalah kebanggaanku, terimakasih sudah mewarnai hidupku ratu. Hidupku menjadi lebih lengkap setelah kelahiran pangeran kecil kita."
"Yah, tugas kita pun juga bertambah. Sebagai pemimpin dan juga orang tua," balas Ratu Ariana.
Raja Aslan mengangguk. "Dalam hal itu, aku tidak ingin menomorduakan salah satunya. Kerajaan dan putra kita adalah prioritas," tukas Raja Aslan.
Telapak tangan besar Raja Aslan meraih jemari kecil sang putra, membandingkannya dengan tangan miliknya. "Tangan ini lebih kecil dari tangan bayi singaku, imut!"
"Omong-omong, mengapa putraku lebih banyak menuruni penampilanmu yang mulia, padahal aku yang mengandung 9 bulan didalam perutku. Rasanya ini tidak adil untuku," protes Ratu Ariana.
Memang benar, putra mereka lebih menuruni ayahnya. Itu membuat Raja Aslan bangga.
Putra mereka memiliki rambut putih perak bercahaya seperti Raja Aslan, begitupula fitur wajahnya meskipun ada garis kecantikan yang tersemat menurun dari Ratu Ariana.
Tapi yang pasti, wajah pangeran dari Kerajaan Cassiopeia terlihat imut.
"Ini kecurangan yang mulia! Seharusnya putraku memiliki rambut hitam dibandingkan perak! Bagaimanapun aku adalah ibundanya!" Geram Ratu Ariana memalingkan wajah.
Membusungkan dadanya, Raja Aslan tersenyum pongah. "Itu artinya, genku lebih mendominasi ratu."
"Tidak adil!"
****
| Starbucek_ 23.3.23
| Ace The Secret Prince
| Kelahiran Pangeran
KAMU SEDANG MEMBACA
Ace | The Secret Prince
FantasyIa hidup untuk yang kedua kalinya di dunia entah berantah. Ia Ace si pangeran kecil, pemilik kekuatan legenda dari sang pemimpin dunia. Ia adalah anugerah sekaligus malapetaka.