07

4 0 0
                                    

 Langit sore terlihat begitu indah, membuat Aya merasa nyaman terduduk di taman, ditambah pemandangan langit yang sangat indah.

Mata gadis itu sedari tadi melihat dua sejoli yang duduk tak jauh darinya, sepasang kekasih yang sedang bercinta, sang perempuan yang menyandarkan kepala ke bahu sang lelaki, mereka terlihat sangat menikmati kebersamaan seakan taman ini hanya mereka berdua yang punya.

Aya hanya tersenyum kecut, melihat sepasang itu, matanya terasa panas, dan tanpa ia sadari air matanya sudah berhasil lolos dan membasahi pipinya.

*flashback

"Besok kalo kita udah besar kita harus bahagia bareng ya, nanti aku bakal bawa kamu lihat pemandangan yang indah, nanti kita jalan jalan ke tempat yang belum kita kunjungi, nanti kita bangun rumah yang hangat ya Aya" 

"Kakak janji kan mau wujudin semua kata kata kakak tadi ?"

"Iya Aya, Kakak janji, kakak bakal tepatin semua"

Sepenggal percakapan itu melintas di bayangan Aya, kisah masalalu percintaan dengan orang yang benar benar membuat hati Aya merasa aman, dan tak pernah terlupa walau sebenarnya Aya ingin melupakannya.

Tak terasa langit sudah gelap, lampu dijalan kota menyala dengan gemerlap menggantikan sinar sang surya, Aya bangkit dari taman dan bergegas untuk pulang kerumah.

Lagi dan lagi Aya disambut dengan heningnya keadaan rumah seperti tak berpenghuni, Ayahnya sedang pergi keluar kota dan bundanya ntah pergi kemana, tak merisaukan hal tu Aya langsung bergegas menuju ke meja makan yang kosong tak tersaji suatu makanan apapun. 

Aya kebingungan karena dia memang tak pandai memasak, dengan tekat yang bulat ia memotong sayuran yang ada di rumahnya, dengan modal menerka ia memasukkan bumbu kedalam sayur tersebut.

"Astagaa asin banget tuhan" cicitnya sambil menepuk jidatnya bingung.

"LAPEEEEEER" Aya berteriak seperti singa yang kelaparan, ia tak tau lagi mau memakan apa karena persediaan bahan makanan sudah ia masak dan rasanya sungguh tidak layak untuk di makan, dengan lemas ia mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga.

"permisi paket" 

Mendengar suara kurir ia bergegas membukakan pintu rumahnya, ia berdecak sebal karena ia pikir paket itu pasti milik sang bunda ysng hobi membeli barang barang online.

" Atas nama mbak Anatasya ya ?" 

"Hah ? iya saya pak, tapi saya tidak memesan apapun."

"Wah tidak tahu ya mbak tapi ini ada pesanan atas nama mbak dan sudah dibayar dan sudah b enar alamatnya, mohon diterima ya mbak, mungkin teman atau keluarga yang pesankan."

"oh sudah dibayar ya pak ? kalau begitu terimakasih" Ucap Aya seraya tersenyum kepada kurir tersebut dan bergegas ke meja makan untuk membuka makanannya.

Bunda

Aya, Bunda ada acara ga sempet masak, 

ada uang di bawah tv itu buat beli makanan 


Saat hendak makan ia menerima pesan dari Bundaanya, ia bingung lantas darimana makanan ini jika bukan dari bundanya, karena terlalulapar ia berusaha berpikir positif, mungkin saja sang ayah yang memsankan untuknya. 

Dengan lahap aya memakan seporsi nasi goreng seafood dan lemon tea ditemani serial drama korea, terlalu asik makan Ia sampai melupakan siapa pemberi makanan tersebut.

Dirasa perutnya sudah kenyang ia bergegas untuk membersihkan piring kotor bekas ia makan dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Eh eh kok gatel ya, duh badanku kok merah merah sih, ya ampun gatel banget tuhan." Ucap Aya sembari menggaruk badannya yang muncul bintik bintik kemerahan.

Aya merintih kesakitan merasakan sekujur badannya yang gatal dan mulai deman, kepalanya pening ia urungkan rencananya untuk mandi, dan langsung berbaring di tempat tidur, ia menahan rasa gatal yang menyerangnya sambil merutuki dirinya sendiri karna ia lupa kalau dia alergi udang.

Bunda

Bunda masih lama ga pulangnya ?

 Badan aku gatel semua bun, abis makan udang

Bunda ga pulang, masih ada urusan


"Yah gimana nih, yaudah deh mau gimana lagi" Ucapnya pasrah.

Setiap ingin memejamkan matanya ia selalu gagal karena rasa gatal yang ia rasakan semakin parah tubuhnya juga memerah cukup banyak, tiba tiba Aya mengingat sesuatu, 

"Lah  iya Abi kan dirumah" Tanpa pikir panjang dia menghubungi Abi untuk membelikannya obat.


ABI

Lo dirumah kaga ?

Iya kenapa?

Beliin obat dong di apotek

Aelah nyusahin 

Please..... ntar gua kasih upah deh

kaga uang gua aja lebih banyak

Jahat bener

 Tuhan ampunilah dia yang jathat tuhan 

Berisik deh

P

P

P

Belum usai Aya mcengirimkan pesan ke Abi ia sudah melihat orang yang ia mintai tolong kini ada didepannya, Ia heran melihat adiknya yang sudah berbaju rapi.

"Kunci motor lu mana, motor gua abis bensin" Ucap Abi dengan datar.

"Tuh ada di tas gua, ambil sama uang beliin obat alergi gatal gara gara makan udang ya" Ucap Aya senang karena akhirnya ia akan kehilangan rasa gatalnya itu.

"Pede amat orang gua mau beli martabak kacang" 

"Ihhhh jangan gitu dong udah gatel banget ini anjir" Rengek Aya seperti anak kecil.

"Berisik deh" Ucap Abi lalu pergi menyambar kunci motor milik kakaknya.

Di gelapnya malam Abi menyusuri jalanan kota untuk menemukan apotek yang masih buka alhasil ia menemukannya, ia bergegas membeli obat yang diminta oleh kakaknya, selebas itu ia melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi.

Sesampainya di rumah ia menenteng banyak sekali makanan dan tak lupa obat untuk kakaknya.

"Nih minum, azab bagi manusia yang makan ga bagi bagi" Ucap Abi.

"Ya kan gua ga tau kalo lu di rumah biasanya juga kaga dirumah , btw thanks obatnya"  

Abi meninggalkan Aya dengan susu dan roti yang ia beli di minimarket pasca membelikan Aya obat.

Kini rasa gatal yang dirasa oleh Aya sudah mendingan ia menyantap roti dan susu pemberian adiknya itu, merasa kenyang kini rasa mengantuk menghinggapinya, Aya tertidur karena efek obat yang ia minum.

.
.
.
.
.

Gimana niih ceritanya sampai sini ? Udah pada bosen gaa ??

Jangan lupa vote and comment ya bestieeh

Trimaksih sudah mampir

Salam cinta~♥~




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang