Leona terkekeh kecil kemudian tersenyum lembut ke arah Aluna. "Eh maaf Lun, kakak nggak tau kalo ini kekasih kamu."
"Hmmm, kakak pasti mau ambil dia dari aku kan?! Minimal kalo belum dapet pacar jangan ambil pacar oranglah." balas Aluna sambil menggalungkan tangannya di tubuh Yudha.
"Kakak nggak bermaksud kok, hehe."
"...terus tujuan kakak apa?!" tanya Aluna dengan kesal.
"Kakak mau omongin masalah yang kemarin."
Aluna terdiam kemudian menggendong Yudha dengan tubuh Yudha yang berada di pundaknya. "Uwah! Woy lepasiin!!" teriak Yudha sambil memukul punggung Aluna.
"Nanti aku pulangin dulu nih anak, kakak tunggu aja di lobby." ucap Aluna sambil berbalik kemudian berjalan santai.
"Gahhh!! lepaass!" berontaknya lagi.
Posisi Yudha yang menghadap belakang ketika di gendong, Ia melihat Leona yang berdiri tegak dan Leona menggerakkan bibirnya. 'Sampai bertemu lagi.' kemudian Leona tersenyum mencurigakan ke arah Yudha.
Yudha terdiam sebentar kemudian menyadari bahwa mereka masih berada di taman namun semakin lama, taman ini semakin gelap.
"Heh! Lo mau bawa gue kemana sih anjeng! Lepasin guee!!"
Aluna mendecak kesal. "Diamlah." ucap Aluna kemudian memukul bokong Yudha.
"Ah~!"
Aluna memberhentikan langkahnya dan mengangkat tubuh Yudha ke atas. Membuat mereka saling bertatapan.
Tampak wajah Yudha memerah dengan air mata yang ingin menetes dan ia menggigit bibir bawahnya.
"...bisa ulangi desahannya?" tanya Aluna.
"Aaaa! Cabuuul!" ucap Yudha sambil mendorong wajah Aluna dengan tangannya.
"Urff! Woyy lepasin dulu. Aku butuh penjelasan kamu!" seru Aluna sambil menaruh tubuh Yudha kembali ke tanah dan memegang erat pundaknya.
"Sejak kapan kamu ketemu sama dia?" tanya Aluna dengan tatapan serius.
"Si cewek itu? Hmm, sejak tadi." jawab Yudha.
Aluna mulai sedikit jengkel. "Coba kamu jelasin, kenapa kamu bisa ketemu dia?"
Yudha terdiam sejenak dan mengendus kesal. "Tadi itu cewek nyariin lo terus dia minta gue buat cariin lo."
"Gitu doang? Nggak ada yang lain?"
"Nggaklah ege."
"Terus kenapa kamu keluar dari kamar tanpa izin ke aku? Tau nggak sih aku cariin kamu. Aku takut kamu pergi lagi kayak dulu."
Yudha mengernyit kesal. "Napa gue harus izin ke lo? Itukan bukan kewajiban gue."
"Yah bukan gitu, aku khawatir aja yang."
"Hih bodo amat! Nggak peka amat sih lo! Gue juga bosen kali di kamar muluu!"
"Yaudah lain kali kamu izin dulu ke aku ya?" ucap Aluna dengan pasrah.
Yudha mengembangkan pipinya karena kesal dan mempalingkan wajahnya. Aluna yang melihat reaksi Yudha yang seperti itu lantas tersenyum tipis.
"...Yudha ayo lihat aku." perintah Aluna.
Dengan terpaksa Yudha menuruti perintah Aluna dan mereka berdua saling bertatapan. Aluna menatap Yudha dengan sayu yang membuat Yudha memiliki firasat buruk.
Dan benar Aluna ingin mengecup bibirnya namun dengan cepat Yudha menahan Aluna dengan menutup mulut Aluna dengan kedua tangannya. "N-nanti ada orang yang lihat.." cicitnya.
Aluna yang tak menghiraukan perkataan Yudha, mencium telapak tangannya dan memegang salah satu tangan Yudha yang menghalau bibirnya. "Gapapa, nggak akan ada yang ke sini."
Dengan cepat Aluna menggalungkan tangannya di pinggang Yudha dan mengecup bibir Yudha kemudian melumatnya, kali ini ciumannya sangatlah lembut.
"Ngh...agh..hahh.."
Aluna melepas ciuman itu yang membuat benang saliva di antar mulut mereka. Aluna menekan bibir Yudha dan menatap sayu dirinya. "Sial... aku jadi tambah takut."
"Takut..? takut apa?" tanya Yudha penasaran.
"Aku takut seseorang ambil kamu dari aku, takut seseorang sentuh kamu dan aku takut kamu pergi ninggalin aku," ucap Aluna kemudian menenggelamkan wajahnya di pundak Yudha.
"Aku takut sendirian.."
-
-
-
-
-
-
Aluna tampak frustasi melihat sebuah secarik kertas yang berisi bahwa Aluna resmi naik rank usai membunuh 5 orang dalam seminggu, seminggu adalah waktu yang tercepat bagi mereka.
"...ANJING GUE NAIK RANK??! ASTAGAAA!" teriaknya sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Padahal gue udah hati-hati banget buat stay di rank B tapi kok jadi A sihhhh AGGGHH!!" lanjutnya.
"K-kalo misalnya gue naik rank bisa-bisa gue ketemu sama 'orang' itu dan saingan gue tambah banyak.."
Aluna melempar surat itu jauh-jauh dan menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya. "Bajingan."
"Nyonya anda baik-baik saja? Mau saya bawakan minuman? Kalau begitu minuman apa yang anda inginkan?" tawar Reza yang sedari tadi mendampingi Aluna.
Aluna hanya mengangguk. "Apa aja, racun pun boleh."
"Mana mungkin saya memberikan minuman macam itu nyonya. Kalo begitu saya bawakan anda teh, berikan saya waktu sebentar ya nyonya." ucap Reza kemudian pergi meninggalkan Aluna di ruangannya.
Saat Aluna sedang termenung lumanyan lama, tiba-tiba tertera di layar ponselnya yaitu notif dari sebuah pesan, yang membuat Aluna meraih ponselnya dan membuka pesan itu.
Xevi
Sore menjelang malem kak
Anw mau nanya, si Yudha kpn balik ya kak?
Bsk
Tunggu aja
Ok
Eh bentar
Gue mau minta tolong
Ap kak?
Gue minta lo buat jaga Yudha pas gue lagi nggak jaga dia
Tenang ada bayarannya kok
Widihh ngejaga Yudha? Gue selalu ngejaga dia kok hihii
Ydh gampang caya ama guweh
Eh btw kenapa gue harus jaga tuh anak?
Gpp
Kalo gt tlong kerja smnya
Ok kak gue usahain
Aluna mematikan ponselnya kemudian kembali termenung. "Kalo kayak gini dia nggak akan pergi dari gue kan?" tanya Aluna kepada dirinya sendiri.
Aluna seketika tersenyum mengerikan dan ia mengigit kuku ibu jarinya lumanyan kuat. "Nggak... jangan sampai dia pergi..haha iya, dia harus sama gue. Selamanya."
hayy
semangat ya puasanya bagi yang merayakan! <3
maaf bgt author nggak update kemaren" karena kondisi author saat ini kurang baik + lagi fokus ibadah :(
jd mohon di mengerti yaa <3

KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB [TAMAT]
Romansa[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...