14 || DEEP TALK

182 13 2
                                    

Update di sela waktu luang!
Bantu vote dan komen🖤

---

Happy Reading!

::

"Aku yakin kamu cukup pintar untuk menyimpulkan apa yang terjadi saat ini, Fa."

"Aku mencintaimu. Maka dari itu aku tidak ingin melihatmu kembali disakiti."

Rifa memalingkan wajah enggan menatap bola mata lelaki dihadapannya. Kejadian apa lagi ini? Apakah untuk kedua kalinya dirinya kembali dikecewakan? Kenapa untuk bahagia barang sejenak saja terasa susah?

"Omong kosong! Mas Octa tidak mungkin melakukan hal menjijikan seperti itu dibelakangku!"

"Dia bukan kamu!"

Fandy paham, Rifa seperti ini karena takut kembali dikecewakan. Tapi dia hanya ingin menyadarkan wanita tercintanya ini. Rifa harus membatalkan rencana pernikahannya. Harus.

"Dia memang bukan aku. Tapi kelakuannya sama seperti diriku di masalalu!"

Rifa menggeser kursinya sedikit keras. Hingga menimbulkan suara gesekan kursi dengan lantai yang cukup berisik. Untung mereka berdua sedang berada di private room, jikalau tidak maka mereka berdua akan menjadi pusat perhatian pengunjung lain.

Wajahnya nampak memerah marah. Tidak ada lagi raut wajah dingin seperti pertama kali dia datang kesini.

"Jangan pernah coba-coba mempengaruhiku! Aku tahu kamu tidak rela jika aku menikah lagi, begitu 'kan?" Rifa bukannya ke-geeran, tapi melihat cara lelaki ini memandangnya, sikapnya belakangan ini, dan cara dia berbicara itu sungguh berbeda. Apalagi Fandy pernah berkata berulang-ulang jika dia merindukan dirinya, dan juga masih mencintainya. Jadi, kesimpulan Rifa tidak sepenuhnya salah bukan?

"Ya, aku tidak akan pernah rela melihat kamu menikah lagi. Tidak dengan Octa, ataupun lelaki lain. Selama aku masih hidup, aku akan tetap mengupayakan kita untuk bersama! Bahkan jika harus menunggu bertahun-tahun lamanya."

"Tapi kali aku benar-benar menyampaikan fakta. It's real! Dia membohongimu, Rifa!"

"Shut up!" Rifa berteriak marah. Merasa tidak terima calon suaminya dijelek-jelekan.

"Sebelum kamu mengatakan hal omong kosong seperti ini, keluargaku dan aku lebih tahu segalanya. Kami bersama bukan hanya dari kemarin. Mas Octa bahkan selalu ada disetiap momen penting di dalam hidupku!"

"Dia menemaniku disaat keadaan paling terpuruk sekalipun!"

"Dia selalu men-support diriku tatkala rasa sakit akibat perselingkuhanmu dulu kembali terbayang."

"Dia menemani aku melahirkan anakku, dia membantuku merawatnya hingga sebesar sekarang. Bahkan dia selalu mencintaiku dulu atau saat ini! Jadi, orang semacam kamu tidak berhak menuduhnya seperti itu!" Ujar Rifa menggebu-gebu. Menegaskan kepada lelaki brengsek dihadapannya ini bahwa sampai kapanpun dia tidak akan terpengaruh dengan omongan penuh kebohongannya.

"Rifa, tenanglah. Kita kembali berbicara dengan kepala dingin."

"Kamu yang memancingku terlebih dahulu! Jangan lagi ucapkan hal tak berguna seperti itu!"

"Ya, aku akan mencoba menahannya. Sekarang kembali duduklah, ada hal lain yang perlu kita bicarakan."

Rifa menyesap minuman matcha-nya yang sudah tidak dingin. Mencoba menata ketenangan hatinya kembali. Meskipun sedari tadi dia menggebu-gebu untuk menyangkal perkataan Fandy, tapi tak bisa dipungkiri jika sebagian kepalanya memikirkan hal tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAPPINES; Rifa Story (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang