Berdebar

1.6K 157 22
                                    

"Kau tampak suka sekali pada bayi-bayi itu?" buka Joshua ketika ia dan Hyerim keluar dari ruang laktasi.

Sebenarnya Hyerim masih ingin berada disana, menunggu salah satu dari makhluk mungil itu terbangun supaya ia bisa menggendong ataupun bermain dengan mereka.

Namun Joshua memintanya untuk mengikutinya keluar sehingga ia terpaksa mengikutinya.

"Aku kan sudah bilang pada Tuan waktu itu, kalau aku sangat menyukai anak-anak, apalagi mereka yang disia-siakan oleh keluarganya. Walaupun aku sudah diadopsi sejak bayi oleh orang tua angkatku, aku seperti masih memiliki keterikatan bathin dengan anak-anak yang senasib denganku," cerocos Hyerim sembari memakai kembali sneakers-nya.

"Lalu, seumpama aku memintamu untuk tinggal disini dan merawat anak-anak ini, apa kau bersedia?"

"Tentu saja!" Jawab Hyerim lantang sebelum ia menutup mulutnya sendiri, menyadari suaranya bisa membangunkan bayi-bayi mungil yang sedang tertidur di dalam.

Ia kemudian menghampiri Joshua dan berbicara dengan volume suara lebih kecil.

"Apa tuan berencana menyuruhku pindah kemari? Kapan? Besok? Aku bersedia. Sangat-sangat bersedia," binar kebahagiaan tertera jelas di sepasang iris kehitaman Hyerim dan Joshua sangat mampu melihatnya.

Namun ia buru-buru membuang muka sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. "Tidak secepat itu. Kau masih harus kuberi tes kelayakan sebelum kupindahkan kemari."

"Tes? Haruskah ada seperti itu?" Hyerim mengangkat sebelah alis.

"Tentu saja. Aku tidak mau merekrut sembarang orang, apalagi tugas dan tanggung jawab disini tidak ringan," Joshua mendelikkan mata sementara Hyerim mencebikkan mulutnya.

"Aku kira aku akan pindah kemari secepatnya," gerutunya sambil menunduk.

Joshua menggelengkan kepala, tapi diam-diam, ia mengulum senyum tipis di wajah.

"Ayo sekarang kita harus cari Jeonghan," perintahnya sambil mengikat tali sepatunya.

Hyerim berinisiatif untuk berjalan lebih dulu meninggalkan tuannya. Baru melewati tiga ruangan di lorong yang berjejer seperti kelas itu, langkahnya tiba-tiba terhenti.

"Ah, ternyata Tuan Jeonghan ada disini,"

Hyerim yang berjalan menyusuri lorong, tak jauh dari ruang laktasi, berhasil menemukan sosok yang sedari tadi mereka cari.

Joshua yang berjalan lebih lambat di belakang, menghampiri perempuan mungil yang sedang mengintip dari jendela ruangan.

"Dia disana, sedang mendampingi anak-anak itu belajar," Hyerim melapor pada tuannya yang ikut melihat ke arah yang ditunjuk olehnya.

Bersama dengan beberapa anak di kisaran usia Taman Kanak-Kanak, Jeonghan nampak dengan ceria menemani mereka mendengarkan seorang guru yang sedang memberi pelajaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bersama dengan beberapa anak di kisaran usia Taman Kanak-Kanak, Jeonghan nampak dengan ceria menemani mereka mendengarkan seorang guru yang sedang memberi pelajaran.

My Mister [Joshua Hong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang