Hyerim membeku. Mulutnya tak sanggup mengucap sepatah kata pun, begitu pula maniknya yang melebar dengan sekujur tubuhnya yang seakan menahannya untuk membuat gerakan sekecil apapun.
Hanya jantungnya yang berdebar lebih kencang, sehingga memompa darah lebih cepat dari biasanya.
Bukan karena gerimis yang sedang membasahi salah satu kota metropolitan di dataran China itu yang membuatnya demikian.
Bukan juga karena tengah mengagumi ketampanan pria yang telah menolongnya.
Namun Hyerim dibuat terperanjat dengan sosok lain, yang kini tertangkap jelas di pelupuk matanya.
Sosok itu terlihat familiar baginya. Walaupun suaranya tadi tak terdengar jelas di telinga karena bercampur dengan keberisikan orang-orang yang sedang berteduh, tujuh tahun belum cukup lama untuk menghapus memorinya.
Terlebih kini dilihatnya paras sang pemilik suara yang berdiri tak jauh darinya, membuat Hyerim semakin yakin kalau ia tidak salah mengenali orang.
"Jisoo...?" Suara Hyerim memang seakan tercekat di tenggorokan ketika menyebut nama itu.
Dan orang yang ia panggil dengan nama itu, kini beradu pandang dengannya.
Ekspresi terkejut mewarnai wajahnya dan matanya seakan menyorotkan sesuatu yang Hyerim tak dapat tafsirkan. Tapi sepersekian detik kemudian, ia segera membuang muka.
"Seokmin, kuai dian (cepatlah)," Ia meminta pria yang tadi menolong Hyerim untuk segera pergi dari tempat itu.
Sementara Hyerim melongo karena tadi ia jelas-jelas mendengar kalau pria yang dipanggilnya 'Jisoo' tersebut, sempat berbicara bahasa Korea.
"Tunggu,"
Hyerim memberanikan diri untuk menghentikan langkah mereka, sehingga baik pria yang punya nama Seokmin tadi dan pria yang diyakininya mirip Joshua itu berhenti.
Hyerim pun mulai berjalan mendekati tanpa melepas tatapannya dari pria terakhir. Sayangnya, orang tersebut seperti tidak nyaman dan mundur selangkah.
"M-Maaf, aku hanya ingin memastikan apakah kau adalah Jisoo...?"
Sebelum Hyerim bisa mendekat lagi, sang pria buru-buru mengangkat tangannya sejajar dengan dadanya dan menunduk, menyembunyikan wajahnya di balik topi hitam yang dikenakannya.
"Dui bu qi (maaf), wo bu renshi ni (saya tidak mengenal anda),"
Walau tidak mengerti apa yang tengah diucapkannya, Hyerim bisa paham dari gestur tubuhnya bahwa pria itu tak ingin diinterupsi lebih jauh.
Hyerim pun pada akhirnya membiarkan dua pemuda tadi berlalu pergi menembus hujan, meninggalkannya dengan segudang pertanyaan dan rasa penasaran.
***
"Aku sedang tidak berhalusinasi. Pria China yang kutemui tadi benar-benar mirip dengan-nya!"
Hyerim langsung menuangkan uneg-unegnya ketika Jun sudah menyusulnya ke resto yang dijanjikan.
Saking topik pembicaraan mereka kelewat menarik, Hyerim bahkan belum menyentuh makanan yang telah tersaji di depannya.
"Katanya nuna lapar? Ayo, segera dihabiskan,"
Jun yang melihat piring Hyerim masih kosong, mengambilkan sepotong daging panggang dan meletakkannya disana. Tak lupa, ia mendorong mangkuk nasi Hyerim lebih dekat dengan pemiliknya.
"Nuna mau coba baby kailan ini tidak? Ini ditumis dengan bumbu Shezuan. Rasanya benar-benar tiada yang menandingi," Jun mulai sibuk menyumpit hidangan lain yang dipesannya. Mereka memang makan tengah ala Chinese Family Style.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mister [Joshua Hong]
RomantizmDi tengah kekalutan pikiran dan hati, Joshua tanpa sengaja bertemu dan 'membeli' seorang perempuan yang tak disangka membawa perubahan besar dalam hidupnya. Ranking: #1 in JoshuaHong #1 in Junhui #1 in Myungho #1 in seventeenjoshua #1 in Jun #1 in D...