Chap 1 :: Artalan Mahendra

26 14 20
                                    

"aku pulang" ucap Arta disaat dirinya memasuki rumah yang besar yaitu rumahnya

PLAKK

Bukannya mendapat sambutan yang baik, Arta justru mendapatkan tamparan begitu keras oleh Lastri, mamanya

"Kemana saja kau baru pulang hah? Aku mendapatkan laporan dari guru lesmu katanya kau tidak datang! Udah berani bolos kamu ya?!" teriak Lastri

Arta hanya diam menerima perlakuan dari mamanya, sudah jadi kebiasaan setiap hari ia menerima kekerasan dari mamanya itu, bukan hanya mamanya, papanya juga sama saja bahkan lebih parah, untungnya papanya belum pulang.

"aku habis pulang ektra tadi ma, ada rapat osis yang harus aku hadiri" ucap Arta dengan takut

"kau mentingin ektra daripada lesmu?"

"aku sudah banyak bolong absen ektra ku ma"

"sudah berani jawab kamu ya?!"

PLAKK

"sekarang pergi ke kamar dan belajar sampai malam! Sebagai hukumanmu gara-gara bolos les, kamu akan makan sendiri di kamar!"

Mendengar itu Arta langsung menuju kamarnya dan menutup erat pintunya setelah itu dengan lemas dia duduk di sisi kasurnya dan mengusap wajahnya secara kasar.

Artalan Mahendra atau yang biasa dipanggil Arta yaitu seorang laki-laki yang sangat tampan dan pintar, tidak heran jika Arta adalah primadona di sekolahnya, banyak cewek-cewek yang memyukainya, namun Arta memilih untuk tetap jomblo karena tidak mau nilainya turun hanya karena bucin, lagipula orang tuanya melarang Arta berpacaran.

Kepintaran Arta memang tidak bisa disepelekan lagi, berbagai rumus matematika/pelajaran kelas SD/SMP/SMA bahkan kuliah pun Arta bisa mengerjakannya, hal ini karena Arta selalu rajin belajar dan mengikuti les privat yang didaftarkan oleh ortunya.

Hidup Arta sangat membosankan jika kalian mengetahuinya, setiap hari dia selalu belajar, belajar, dan belajar, hari libur pun dia harus full belajar, tidak ada waktu luang untuk bermain untuknya, ini semua disebabkan oleh kedua orangtuanya yang terlalu mengekang Arta, sekalinya nilai Arta turun dari 100 ke 90 itu saja mama dan papanya sudah marah padanya, memang keduanya sangat keras dengan Arta, namun tidak dengan Aksa, adik Arta yang hanya terpaut 1 tahun darinya.

Berbeda dengan Arta, Aksa sangat dimanja dan disayang oleh kedua orangtuanya, walaupun begitu ortunya tentu juga menyuruh Aksa untuk belajar namun tidak terlalu dikekang oleh ortunya, alasan kenapa Arta yang terlalu dikekang untuk belajar adalah karena hanya Arta lah pewaris untuk meneruskan usaha papanya sebagai CEO, padahal Arta memiliki cita-cita tersendiri yaitu menjadi seorang Arsitek.

Ceklek

"kak Arta, ayo turun dulu buat makan malam, belajarnya nanti dilanjut" ucap Aksa

"gue dihukum gaboleh ikut makan malam bareng gara-gara bolos les Sa, lo duluan aja, nanti gue makan sendiri"

"gue udah bilang papa sama mama kok, katanya kak Arta dibolehin, ayo"

"lo ga bohong kan?"

"kak Ar, ini gue gaboleh turun klo lo ga ikut turun anjir, papa mau bicara sama lo"

"anjir papa mau bicara sama gue?"

"iy-"

"ARTA, AKSA, LAMA AMAT KALIAN, SINI TURUN!" teriak Lukman, papanya

"tuhkan ih"

Dengan cepat Arta langsung merapihkan buku-bukunya kembali dan turun menuju ke meja makan diikuti oleh Aksa yang berada di belakangnya

Suasana meja makan itu sepi hanya dentingan sendok yang bersaut sautan, Arta dan keluarganya hanya fokus menikmati makanannya, menu makan malam hari ini yaitu berbagai macam sup, sup sayur, sup tahu dll

SWEETEST PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang