Yang masih nungguin aku update siapa nih?😎
Sebelum baca senyum dulu dong, ayo bangun rasa happy kalian dengan baca cerita ini, wkwk🙈
Yang nemu typo tolong tandai 💨
🌵🌵🌵
"Pagi semuanya" sapa Adel dengan senyum manisnya. Pacar dari Dipta itu memasuki kelas dengan tas gendongnya yang dia sampirkan di bahu kiri, dan tangan kanannya membawa kotak bekal makanan.
"Pagi del"
"Pagii"
"Pagi Adel"
"Pagi juga Adel"
Adel terus melangkah hingga sampai di meja belakang Wina. Adel menggeleng pelan seakan bukan hal baru lagi Wina memoles liptint favoritnya itu di bibirnya. "Liptint baru tuh" tanya Adel. Liptint yang dipegang Wina warnanya masih terlihat baru dan kinclong.
"Yoi, gue baru beli kemarin. Gue mau beli yang rasa strawberry kagak ada, yaudah deh gue ambil yang ini aja. Rasa semangka"
Wina memutar tubuhnya kebelakang "Lo mau coba?".
"Nanti deh gue coba. Gue mau sarapan dulu" Adel membuka kotak bekal yang dalam sekejap Wina mengerjap menatap ngiler nasi goreng seafood yang udah bisa Wina tebak itu masakan mama Dewi.
Wina berdecak mengusap perutnya yang tiba-tiba bunyi. Padahal tadi dia udah sarapan. "Yahh del. Gue laper masa"
"Makan bareng mau gak? Tapi lo pake garpu ya, sendoknya gue pake"
"Oke gak papa. Yang penting gue bisa makan masakan tante Dewi, gue udah kangen banget"
Tangan Adel menepuk lengan Wina pelan. "Dipta mana?"
"Lapangan kali, Ibad sama Gipi juga ngilang dari tadi" balas Wina.
"Lo bawa bekel apa del? Gue bawa lele tau. Mau coba gak?". Tyas, teman sekelas Adel yang menjabat sebagai sekretaris itu bergabung duduk disamping Wina setelah memutar arah kursinya hingga menghadap belakang.
Alis Wina menukik tajam. "Kok gak pada bilang mau bawa bekel. Gue juga pengen bawa" dengus Wina mengingat tadi menolak untuk membawa bekal dari rumah. Padahal udah ditawarin mamanya. Tapi mengingat uang jajannya numpuk Wina rela tidak membawa bekal dan berujung menyesal sendiri.
"Yaudah besok bawa lah. Gue juga tiap hari bawa. Males banget gue ke kantin di jam istirahat pertama. Badan gue berasa tersaingi" ucap Tyas dan dibalas Adel dengan tawa kecilnya.
"Lo kenapa akhir-akhir ini gak gabung sama temen-temen lo itu" ucap Adel disela makannya.
"Kenapa ya gue juga gak tau alasannya kenapa. Tapi gue sih bakalan berteman sama siapa aja. Yang mau temenan sama gue ya gue terima, kalaupun enggak juga gak masalah" balas Tyas. Matanya dengan jeli menelisik takutnya ada duri yang masih nyangkut saat dia makan.
"Yas, gue mau coba lelenya dong"
Adel membuka mulutnya menerima suapan daging lele. Adel manggut-manggut meresapi rasa lele yang Adel rasa bumbunya enak. "Ihh enak"
"Mau lagi. Gue bagi nih, biar Wina juga bisa makan juga"
Adel memekik senang melihat Tyas menaruh lele yang sudah dibagi kedalam kotak makanan. Tak terkecuali Wina, cewek itu juga diam-diam tersenyum bisa bertemu dan berteman dengan orang-orang baik. Gimana ya, Wina akui wina gak jago-jago amat mencari teman yang bisa dibilang cukup akrab.
"Baik banget sih pacarnya ketos" Adel mencubit pipi Tyas yang memerah karena cewek itu baru dua minggu yang lalu menjadi kekasih Ero, ketua osis disekolah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delta
Teen Fiction"Kamu tau gak, apa yang lebih manis dari madu?" (Pradipta Adipramana) "Apa?" (Pritha Adelia kamila) "Senyum kamu!"