Sembilan

8 4 19
                                    

Pada malam itu, satu nyawa terenggut. Seyna mati, kepalanya serta badan gadis itu hancur sampai tak berbentuk. Sedangkan Mila, ia pingsan. Dibawakan kerumah sakit sebelum paginya ia meminta pulang karna sudah tak betah dikota jakarta ini.

Mereka semua pisah dibandara, begitupun Hazel. Semalam, cowok itu yang isakannya nyaring terdengar. Terdengar menyakitkan, perasaan kehilangan terasa dari lengkingan isakan yang ia keluarkan.

Sekarang, Hazel tak banyak tingkah. Ia diam, dikepalanya muncul berbagai pertanyaan jikalau dirinya sampai ke Makassar.

Apa yang harus ia katakan pada ayah Seyna? bagaimana dia menjelaskan tentang kejadian tak masuk akal itu?

Hazel kecewa pada dirinya sendiri, sepenuhnya menyalahkan dirinya atas kematian kekasihnya yang malang.

Memilih menyibukkan diri dengan ponselnya, Hazel menemukan berita tentang jasad seorang Ustadz yang ditemukan pada malam kemarin. Diduga meninggal karna tabrak lari.

Ia tersenyum simpul, sebelum bangkit dari duduknya.

...

Kembali pulang, Hazel bisa melihat siluet ayah dan bundanya berserta ayah Seyna dari kejauhan yang melambaikan tangan kepadanya.

Ia melangkah pelan, perasaan was was menyerang Hazel secara mendadak. Melihat Senyum ayah Seyna dari kejauhan, membuat rasa sakit itu kembali muncul.

Hazel merasa dirinya lebih pantas mati pada malam itu. Ia lebih ingin nyawanya terenggut dalam tabrak lari kemarin, daripada harus menyaksikan seorang ayah kehilangan putri sulungnya.

Hazel dan ayah Seyna terbilang sangat dekat, ayah Seyna sepenuhnya bercerita tentang Hazel pasal dukanya selama ini. Ia terlihat mempercayai Hazel secara matang.

Hazel memeluk kedua orang tuanya ketika sampai, badannya bergetar ingin menangis saat itu juga. Merasa dunianya sangat berat, tetapi ketika dipeluk sang ibunda dan dielus lembut membuat Hazel benar benar runtuh. Ia ingin mengadu, mengadu tentang bagaimana dunia tak berpihak kepadanya pada malam itu.

"Seyna kemana nak Hazel? jalan anak itu lambat banget sampai kamu ninggalin dia lagi?" pertuturan yang terdengar seakan luka bagi Hazel. Dia tak menjawab, menyorot hampa kepada ayah Seyna yang kini membalas dengan sorot bingung.

"Kenapa muka kamu sedih begitu? apa yang terjadi?" ayah Seyna mulai khawatir atas respon yang diberikan kekasih gadis semata wayangnya, Hazel tak kunjung menjawab, beralih menunduk lalu menangis.

"Maaf" hanya kata itu yang bisa Hazel keluarkan, tubuhnya diguncang, ayah Seyna berulang kali meminta penjelasan akan gadis satu satunya, tetapi tak digubris sama sekali oleh Hazel.

Hazel mengambil sesuatu dari tasnya, sebuah kalung emas pemberian ayah Seyna kepada anaknya ketika si gadis berulang tahun ke 17, kini pulang dengan bercak darah.

Ayah Seyna meraung, menangis. Secara kasar mencengkram lengan lelaki didepannya dengan hebat, berharap akan diberi penjelasan. Namun, Hazel masih tetap bisu. Bibirnya serasa keluh untuk menjawab.

Pada hari itu, diakhiri dengan ayah Seyna yang pulang membawa rasa kecewa. Dia bersumpah pada dirinya sendiri, untuk tidak memaafkan Hazel sampai akhir hayatnya pun.

...

04 april 2004

Terlihat, ditaman terdapat anak kecil yang sibuk bermain, sebelum hujan turun dengan deras membuat si gadis kecil meringkuk takut memeluk bonekanya dibawah pohon.

KAKAK.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang