3. Ada Banyak Hal yang Berubah

12 2 0
                                    

Apa yang kalian harapkan dari seseorang yang kita suka? Pasti ada kan? Mungkin, nggak hanya satu harapan, tapi ada banyak harapan yang ingin kalian dapatkan dari seseorang yang kalian suka.

Gue menghela napas saat tiba di depan pintu kelas. Kemudian melirik jam mini yang melingkar di pergelangan tangan gue. Ini baru jam 6 pagi, tapi gue udah melihat Cakra bermain basket sendirian di lapangan yang sepi. Melihat gimana caranya dia men-drible bola, sampai melakukan tembakan dan berakhir melewati ring—Cakra seolah punya kekuatan sihir yang dapat membuat gue nggak berkutik sama sekali, dan membuat gue memperhatikannya cukup lama di ambang pintu.

Dia nampak lebih hidup, bahkan lebih terang dari pada matahari, jika bersama bola basket kesayangannya.

Dalam khidmatnya gue memperhatikan Cakra, tiba-tiba pertanyaan acak melintas dalam kepala gue.

Gimana kalau pada akhirnya ini akan sia-sia? Gimana kalau pada akhirnya gue harus melepaskan perasaan yang gue punya buat Cakra?

Hhh... ternyata gue melupakan satu hal; bahwa nggak semua apa yang kita punya sekarang akan bertahan sampai nanti. Sama seperti perasaan gue buat Cakra, suatu saat, gue pasti akan kehilangan perasaan itu. Dan gue takut, gue takut kalau seandainya nanti gue akan menangis karena telah kehilangan.

Akhirnya, gue memilih berlalu. Memperhatikan Cakra lebih lama akan membuat keadaan hati gue semakin memburuk, dan gue jelas nggak mau meratapi kegalauan gue lebih lama lagi.

Setelah melepaskan tali tas, dan meletakkannya di belakang tubuh, gue memutuskan untuk mengeluarkan headseat. Lalu membuka aplikasi musik, dan menulusuri beberapa lagu favorit gue di sana.

Gue terkekeh beberapa saat, mendengar intro lagu ini lagi-lagi membuat gue pengen berhenti dan menyerah aja rasanya. Pertahanan gue selama 6 tahun jadi pertaruhan, saat ini, dan entah akan bertahan sampai kapan lagi.

Tak sadarkah selama ini
Ku juga s'lalu menginginkanmu?

Ini adalah lagu favorit gue. Lagu sendu dari Fabio Asher yang nggak pernah sehari pun gue lewati untuk nggak mendengarkan lagu ini. Terkadang, gue penasaran, mari kita berandai-andai. Jika aja gue nyanyikan lagu ini untuk Cakra, gue penasaran gimana reaksinya?

Marah? Kayaknya udah tentu. Kecewa? Oh ya jelas! Itu nggak perlu di tanyakan lagi. Di saat dia menganggap gue sebagai temen yang nggak lebih dari itu, gue dengan lancangnya suka sama dia. Seolah-olah gue melupakan sekat panjang yang dia bangun di antara kita berdua.

Mengapa sulit
Untuk ku bisa miliki hatimu?
Bahkan s'lama ini
Hadirku tak berharga untukmu

Buat dapet laki-laki modelan Cakra itu susah. Gue bahkan yakin nggak ada banyak di dunia yang mirip sama dia. Orang-orang selalu bilang, bahwa Cakra itu biasa aja, nggak ada yang menarik dari dirinya kecuali fakta bahwa dia seorang kapten basket. Selebihnya, dia laki-laki pada umumnya.

Tapi kayaknya, pepatah tentang 'jatuh cinta bisa bikin otak konslet' itu bener. Gue buktinya! Entah kenapa di mata gue, Cakra itu beda dengan laki-laki kebanyakan. Cakra itu kelihatan lebih bersinar. Kalau yang lain mah burem di mata gue, karena eksistensi Cakra jauh lebih jelas dari pada hal-hal di sekitarnya.

Kalau membahas tentang Cakra, kayaknya nggak akan pernah ada habisnya. Karena dia selalu aja punya satu hal sederhana yang selalu bikin gue ngerasa tertarik sama dia.

Dan di saat semuanya reda
Kau menghilang begitu saja

Saat lagu ini selesai, saat itulah gue melihat Cakra masuk dengan rambut yang lumayan berantakan. Untuk ukuran seseorang yang gampang berkeringat, wangi parfum Cakra tetap tercium samar-samar meski keringat bikin wanginya teralihkan.

SEREINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang