11. sebelas

871 78 0
                                    

Sampai di sebuah kamar gaby masuk, beruntung kuncinya tergantung di luar, gaby masuk mengunci pintu dengan tetap menggantungkan kunci di sana.

"Nau" gadis yg tengah termenung itu berbalik berhamburan memeluk gaby.

"Mumpung di sini manfaat in dulu kamu ganti baju sana" gaby mengangguk mengamvil dress hitam yg naura beri sama persis seprti milik naura.

"Ini masker" gaby memakai maskernya, naura pun sama keduanya berjalan ke balkon melihat di bawah sana banyak para pemuda yg tengah nongkrong.

"Gimana nih kita keluar lewat mana gab" tanya naura bingung.

Gaby berpikir lalu membuka ponselnya, beruntung sekali dirinya dalat menyembunyikan ponsel utu dengan apik.
"Pah... Kita di sekap, nanti gaby share lokasi nya"

"Kita ga tau mereka mungkin punya dendam, aksa lagi mencoba untuk kebur juga"

"Jangan lama lama, kita ga aman di sini"

Panggilan tertutup naura menatap gaby kagum.

"Kok bisa kamu nyembunyiin ponsel kamu aman banget" gaby terkekeh lalu mengangguk.

"Tentu. Ayo kita keluar" gaby hendak menuju pintu namun terlihat keributan di luar gaby panik begitupun naura.

"Ga ada jalan lain, ayo kita lompat"

"Tapi... " gaby menggenggam tangan naura.
"Lo percaya kan sama gue? " kali ini naura mengangguk.

Dan hap keduanya sama sama lompat ke arah sekumpulan pemuda itu. Hingga tepat mendarat di antara mereka.

"Awwhh... Kaki aku" naura jatuh terduduk.
"Ya ampun" gaby ikut berjongkok mencoba membuat naura sedikit tenang.

Beberapa pemuda di sana nampak melongo terkejut lalu salah satunya tersadar.

"Hey kalian kabur" ujar salah satunya, naura dengan mata berkaca kaca memeluk gaby, gaby balas memeluk naura.

"Kenapa kamu masih nolongin aku gab, kan bisa kamu tinggalin aku di sini" gaby menggeleng.

"Ga... Kita udah janji buat saling menjaga satu sama lain sama aksa, gue ga mau ninggalin lo"

Pemuda itu menghentikan aksinya, mereka kasihan dengan dua gadis itu. Tiba tiba ervan dkk datang mereka langsung melingkar guna menutupi gaby dan naura.
"2 gadis itu kabur, cepat cari ke penjuru gedung" itu suara ervan gaby hapal

"Kalian sedang apa? " Kenedrik nampak menyirit heran.

"Ngobrol emang kita ngapain bang? " tanya salah satu dari mereka tak lama ervan dkk pergi.

"Kalian aman" gaby dan naura mendongak menatap mereka.

"Kenapa kalian lindungin kita? " tanya naura dengan menggenggam tangan gaby.

"Kita dalam pihak netral. Ayo kita anter kalian keluar" gaby mendongak menggeleng pelan.

"3 teman kami ada di dalam. Bisa bantu bebasin? " mereka nampak termenung.

"Nanti bantuan datang ga lama lagi, yakin kalau kalian aman" lanjut gaby membuat mereka mengangguk.

"Kita pergi kalian tetap di tengah" ujar salah satunnya.

Naura berdiri dengan di bantu oleh gaby, lalu keduanya berjalan di antara pemuda itu sampai tubuhnya tenggelam dan tak terlalu ketara.

Sampai di ruangan, gaby bergetar melihat azka, rifki, dan aksa sudah tak berdaya.

"Sa... Jangan tinggalin aku" aksa dengan sisa kesadaran nya menatap gaby yg menangis.

"Jangan nangis, cantiknya ilang" gaby menggeleng dia menghapus air matanya.

"Gue ga papa" aksa duduk dengan badan yg terasa remuk. Tak lama terdengar keributan di luar.

"Kabur bos bakal ledakin gedung" aksa dan gaby saling pandang.

Keduanya mencoba berdiri, aksa menoleh pada rifki yg sudah kehabisan tenaga, lalu ke azka yg nampak menggeleng karna pusing yg di deritanya.

"Tolong bantu kita" gaby menatap para pemuda itu lalu mereka mengangguk.

Dalam waktu 10 menit mereka berhasil keluar, bersamaan dengan datangnya bala bantuan dari Fredrick.

Boom

Secara bersama an gedung itu meledak, azka dan rifki meluruu ke rerumputan merasa tak lagi ada tenaga.

"Maaf telat, cukup sulit nemuin keberadaan kalian" ujar darius yg datang tergopoh gopoh.

Ya mereka hanya memancing aksa dkk untuk datang dengan darius yg menjadi umpan, nyatanya pemuda itu tengah ada meeting dengan beberapa anggota TDM.

"Kamu ga papa kan sa? " aksa menggeleng, pemuda itu mengelus pipi gaby lembut, gaby memeluk aksa merasa ke kwatir an nya hilang begitu saja.

"Ngenes banget" gumaman lancang itu menyita perhatian mereka, yg langsung tertuju pada gadis dengan gaun yg sama dengan gaby, hanya saja gadis itu tak lagi memakai sepatunya.

"Iri lo? Noh cowo lo jadi jahat bener" ujar gaby dengan meledek.

"Apa sih gab. Dia bukan cowo aku, sejak kapan aku jadi cowonya, di anggep aja enggak"

"Dih masa sih? Buktinya dia belain lo terus tiap kali lo numpahin bakso ke baju gue"

"Jangan salahin gue lah, salahin noh yg nulis"

"Dih malah nyalahin autor"

Aksa menyirit mendengar perdebatan itu.

"Autor? "

"Kita kan hidup di atur penulis." Ujar darius.

"Eh tapi entah sejak kapan kita bisa lakuin hal yg kita mau, bahkan gue terasa endingnya berbeda dari yg dulu" ujar gaby dengan tersenyum cerah.

"Iya aku tau kok, dari kejadian ini aja aku udah sadar kalo alur yg dulu seolah hilang" gaby mengangguk setuju.

"Udah mending balik, gue cape" usul azka. Aksa membantu azka berdiri lalu keduanya jalan dengan gaby di antaranya.

Naura berjalan di belakang, darius dan rifki ikut berjalan di sampingnya, meninggalkan para anak anak yg mengurus lebihnya dengan beberapa orang suruhan Frederick.

transmigrasi antagonis boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang