09. sembilan

1K 98 0
                                    

Pagi tiba, aksa bersiap dengan seragam nya, gaby? Gadis itu baru saja masuk ke kamar aksa dengan seragam pas di tubuhnya. Pemuda itu menoleh tersenyum lebar melihat gaby.

Gadis dengan rambut tergerai itu menggeleng pelan lalu membereskan tempat tidur aksa yg berantakan.

"Udah belun?" Suara lembut gaby yg begitu anggun mengalun indah di telinga aksa.

"Ayo"

Mereka menuruni tangga untuk sampai di meja makan, terlihat lana dan dion di sana.

"Udah pada siap aja ini anak anak mama" aksa mendengus sebal kala lana bersuara.

"Pah, TDM berantakan banget, aksa sampe turun tangan buat nanganin" dion nampak terkejut mendengar aduan dari putranya.

"Dark moon? " aksa mengangguk.

Gaby dan lana hanya mendengar pembicaraan anak dan ayah itu, gaby maupun lana sama sama tidak tau apa yg tengah mereka bicarakan jadi lebih baik diam bukan.

"Azka pulang sa. Kemarin dia mampir, dia bilang dia yg bakal turun tangan bantai musuhmu" aksa menyirit.

Dia bingung azka? Siapa pula pemuda itu aksa sama sekali tak tau.

"Azka? Siapa om? " tanya gaby mewakili perasaan aksa.

"Oh dia kembaran aksa, azka tinggal lama di prancis. Azka itu abang aksa" nampak gaby mengangguk mendengar ucapan lana.

"Buat apa tu anak pulang? Papa kenapa baru bilang sama aksa? " aksa nampak kesal dengan itu.

Dia hanya ingin tau siapa azka, namun reaksi tubuhnya terlihat berlebihan.

"Sayang banget kamu sama dia sa?" Aksa diam tak menyahuti ucapan gaby.

"Nanti dia mulai sekolah di sekolah mu, tenang aja kalian pasti ketemu kok" ujar dion membuat aksa hanya bisa diam.

Aksa dan gaby berangkat bersama. Sontak itu mengundang beberapa perhatian. Gaby sang queen bully baru itu berangkat dengan aksa most wentend baru. Siapa saja akan terkejut melihat itu.

Keduanya berjalan dengan terlihat begitu akrab, sampai akhir nya keduanya berhenti tepat kala seorang pria dan gadis juga berhenti tepat di depan mereka.

Aksa melirik naura yg terlihat memainkan rambutnya, lalu menoleh pada pemuda yg begitu mirip dengan nya membuat aksa sendiri terkejut.

"Dih, sok diem lo bocah" aksa mendengus sebal kala pemuda itu mengacak rambutnya.

"Lo ga kangen sama gue? " aksa menggeleng menarik gaby meninggalkan naura dan pemuda itu.

"Ihh tungguin azka" teriak naura kala dirinya di tinggal.

"Lo marah sama gue soal kemarin? " aksa hanya diam drngan mata terfokus pada ponsel.

"Sa gawat. Darius di sandra ervan dkk" teriakan rifki membuat ponsel yg di pegang aksa terjatuh.

"Ervan? Siapa cowo itu? " azka pemuda itu adalah kembaran aksa.

"Lo terlalu lama pergi bang, lebih baik lo ga perlu balik, gue cukup tenang ga ada lo" azka terdiam.

"Lo marah soal gaby? Niatnya gue mau kasih surprise sama lo, tapi ni anak ga bisa di ajak kompromi" gaby melotot tak terima.

"Apa? Mana ada kompromi kita, lo tiba tiba nyuruh orang buat nangkep gue, lo tau gue takut setengah mati kemarin"

"Ck, masa secepat itu lo lupa sama gue, pantes pas naura bilang gue aksa lo agak percaya" naura yg namanya di bawa mendongak.

"Lo juga bocah satu, ngapain ikutin azka" ujar gaby membuat naura memberenggut kesal.

"Biarin lah, suka suka naura. Lagian azka ga repot, kenapa kamu yg marah sih" sahutnya.

"Lo selalu cari gara gara ya sama gue? "

"Enggak kok, cuma seneng aja liat kamu marah " tawa lembut milik naura terdengar mengalun.

"Anak siapa sih lo" ujar gaby. Pertengkaran terjadi di sana, gabi yg kesal dan naura yg terus memancing gadis itu.

Aksa berpikir kenapa semuanya berubah, alur novelnya, perlahan berubah. Aksa sendiri sedikit penasaran kenapa semuanya berubah, apa karna dia? Atau karna siapa?

"Jangan di pikirin banget aelah, mending nyelametin daun kering kasian di sandra sama eran dkk" ujar azka membuat aksa mendengus sebal.

"Di mana? " aksa menghiraukan ucapan azka, pemuda itu beralih bertanya pada rifki yg tadi kelimpungan.

"Markas inti" ujar rifki di angguki aksa. Pemuda itu berbalik.

"Kalian tetap di sekolah, sampai gue kembali paham" gaby dan naura yg awalnya beradu mulut itu berhenti lalu mengangguk.

"Inget harus saling menjaga satu sama lain, mungkin mereka ga akan diem aja kalian paham" lagi lagi gaby dan naura mengangguk mendengar ucapan rifki.

Mereka bertiga pergi setelah aksa meminta rifki mengabari anak anak untuk mengamankan sekolah.

Gaby menatap sinis naura yg sibuk memainkan rambutnya.

"Ke kantin ayo" gaby dengan sedikit kasar menarik naura.

Beberapa murid melihat meja naura dan gaby merasa heran, tak biasanya keduanya akur, walau mereka sesekali melihat perdebatan antara gaby dan naura.

"Lo bisa makan yg bener ga sih, kaya bocah banget" sentak gaby kesal dengan naura yg makan belepotan.

Walau begitu gaby mengelap bibir naura dengan lembut, sesekali menatap tajam gadis itu kala bergumam tentangnya.

"Jahat banget sih" lagi lagi gaby menghela nafasnya kala naura berulang kali menggumamkan kalau dirinya jahat.

"Diem deh lo mau gue tampar kaya waktu itu hah? " kali ini naura menggeleng cepat.

Akhirnya mereka saling diam untuk beberapa saat sebelum sebuah kejadian membuat keduanya di landa panik.

transmigrasi antagonis boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang