IKATAN PERSAUDARAAN

42 6 0
                                    

Candra Baru saja selesai kelas dan ingin pulang ke rumah. Rasanya dia ingin sekali merebahkan badannya yang sudah remuk dan lelah ini, entah kenapa hari ini ia begitu lelah dan letih padahal biasanya juga tidak, atau mungkin hanya perasaannya saja mengatakan bahwa ia lelah.

saat sedang berjalan ke arah parkiran ia melihat sosok yang ia kenali, sepertinya itu adalah jinan. tapi ngapain dan ada urusan apa dia menghampiri parkiran motor fakulitas sastra. dan tumben-tumben nya dia mau menghampiri fakulitas ini.

"woy!, jinan lo ngapain di sini?" mendengar teriakan candra jinan hanya menutup kuping dan masih fokus ke ponselnya.

candra yang merasa dirinya di abaikan oleh jinan langsung menoleh ke arah ponsel milik jinan dan terlihat memang anak satu ini kepoan sama saja seperti abangnya yang ke-tiga.

kalau ada tetangga ribut aja di dengerin sampe nempelin kuping tuh ke tembok. dan rasa keponya enggak akan berhenti sebelum bang rayan atau bang galih yang bertindak.

"apa lo!, kepo kan lo?!" jinan langsung memasukan ponselnya ke dalam saku jaket jeans yang ia kenakan.

"ih!, cewek lo ya.." ucap candra sambil memberi tatapan mengejek kepada adiknya yang satu ini jinan.

"apaan sih!, sono lo pergi engga usa ganggu!" terlihat pipi dari jinan ini sudah mau memerah merona akibat ejekan dari abangnya ini yang tidak punya belas kasih dan kasihan. candra yang melihat itu tersenyum puas melihat tingkah dari adik nya yang satu ini.

"ya sudah.. aing duluan ya.." mendengar kata duluan membuat hati jinan menjadi lega dan merasa habis terbebas dari penjara akibat candra. namun bukan candra kalau tidak kepo walau motornya sudah melaju tetap ia mengintip dan menitipkan motornya di mang dadang si tukang cilok langganan si candra tapi tukang ngutang.

saat candra mengintip terlihat jinan sedang mengobrol dengan seorang perempuan dengan rambut panjang dan berponi cantik sedang berbicara sambil tersenyum manis ke arah jinan. pasti candra sudah menebak bahwa itu bukan sekedar teman tapi sudah melebihi seorang teman.

tiba-tiba tangan jinan terangkat mengelus pucuk kepala gadis manis itu membuat candra yang nonton mereka sambil makan cilok langsung tersedak dan jinan yang mendengar suara tersedak itu langsung menoleh dan ia menarik nafas sekencang kencang nya.

"Astaghfirullah–rabbal Barro ya astaghfirullah–minal hoto ya" ucap Jinan sok dramatis.

"Salah nada bego!" Ucap Candra sambil melempar bungkus bekas cilok yang ia makan.

"EleuhEleuh, buang nya di tempat sampah atuh!, Jangan di sini.." Jinan langsung melempar bungkus cilok itu ke tempat sampah dan tepat sasaran.

"Eh, kamu Sinta kan?, Kamu pacarnya si Jinan?" Tanya Candra sambil melirik sinis Jinan.

"B-bukan kak, aku kebetulan kenal dari SMA" ucap gadis itu sedikit canggung.

"Udah lah sin!, Ayuk kita makan dari pada ngurusin orgil" ucap Jinan dan langsung menarik tangan Sinta menjauh dari tempat itu dan pergi.

"Punya adek gini amat Gusti.. durhaka semua sama abangnya" ucap Candra sambil mengelus dada nya.

*****

Ketika di rumah, Jiran dan Rafa yang sedang asyik bermain PS terganggu akibat Johan dan Candra yang sedang asyik bernyanyi ria di teras halaman. Candra yang sangat menghayati lagu dangdut yang di bawakan Johan sampai botol air minum ia jadi kan mic.

Dan mama juga Rayan bukannya menghentikan mereka berdua malah juga ikut ketawa–ketiwi dari arah dapur sambil nyiapin makan siang.

[✓] Tinta Bewarna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang