malam tiba, candra dengan jiran sedang bermain game namun di ponsel ya paling sebatas main mobile legend walau enggak pro tapi sok di pro in aja. sampai mereka berdua enggak inget waktu, sebelum di sadari sama bang johan untuk makan malam.
"oi, inget sekitar sia!" ucap johan sambil nempeleng kepala jiran. "sabar atuh!, dikit lagi ini" ucap jiran sambil sedikit protes.
"Jiran–candra makan!, Kalo enggak mama jewer kuping kalian ya!" Ucapan mama membuat Jiran dan Candra langsung beranjak dan duduk di kursi makan celingak-celinguk melihat Abang Abang nya menyiapkan makanan. "Anjeun bantuin geh!, Malah pelanga-pelongo Bae!" Tegur Rayan.
"Ih, kami berdua ini udah bantuin atuh.." kata Candra membuat Rayan kebingungan. "Bantuin apaan?" Saut Johan. " Bantuin do'a.." Candra langsung di kasih toyoran kepala oleh Rayan yang sudah kesal.
"Sudah–sudah enggak usah berantem mendingan kalian makan.." ucap mama dan semua anak nya itu langsung duduk di tempatnya masing-masing sambil menyantap makanan.
"Bang jangan ambil lauk Jiran!" Jiran langsung mengambil lauk yang ada di piring milik Candra.
"Siape yang ngambil lauk Lo" ucap Candra sambil memperlihatkan lauk milik nya.
"Ih, ma lauk milik Jiran masa ilang" jiran langsung mengeluh kepada mama yang sedang makan sambil mengobrol.
"Tinggal ambil aja apa susah nya!" Nyali Jiran dan Candra langsung ciut setelah mendengar ucapan dari Rayan.
Selesai semuanya makan, harus nya semuanya sudah kembali ke dalam ruangan peristirahatan namun ke lima orang penghuni rumah sedang berada di ruang tengah memutuskan untuk berdiskusi siapa yang akan mencuci piring, "ayo kita hompimpa siapa yang bakal nyuci" saran Johan.
"Hayuk, siapa takut" tantang Candra. Akhirnya semuanya menghompipa. Awalnya memang tidak ada yang kena namun pada akhirnya Jinan yang kena.
"Akhirnya!" Ucap ke empat Abang nya. Dan Jinan hanya memandang syok tangannya sendiri. "Babay!, Yang bersih ya kasep" ucap Candra sambil melambai ke arah Jinan, "najis" dengan terpaksa Jinan harus melaksanakan apa yang harus ia laksanakan.
"Untung Lo orang semua Abang gue, kalo bukan Abang gue dah gue jait tuh Mulut Lo orang!" Dumal nya sambil mencuci setumpuk piring.
*****
"Woi, bangun!" Tiba-tiba Johan teriak sekencang-kencangnya di telinga Candra membuatnya menjungkalkan.
"Apaan sih anjeun bangunin orang kagak santai!" Candra mengusap kupingnya yang sudah berdengung akibat Johan.
"Lo mau kuliah kagak sih?!" Candra mendengar kata kuliah langsung buru-buru mengambil handuk dan turun ke bawah, Saat di bawah ia melihat ada bang galih dan mama sedang berbincang di ruang tengah.
Candra yang melihat bang galih langsung berhenti mendadak membuatnya menabrak Rafa yang baru saja keluar dari kamar mandi.
BRUK
"ABANG!" Titah Rafa dan langsung membuat atensi mama dan galih menatap mereka berdua yang mengusap kepala mereka yang sakit.
"Kenapa dek?" Tanya galih.
"Bang Candra nya liat!" Rafa yang menunjuk Candra membuatnya memasang wajah kebingungan, "orang gue berhenti lo keluar apa yang salah?" Candra menggedikkan bahu langsung mendekat jeweran kuping dari mama, " yang salah kamu kenapa berhentinya di depan pintu Candra!"mama menjewer Candra tanpa ampun sampai kupingnya memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Tinta Bewarna
Fiksi RemajaPenengah artinya tiang yang menegakkan, apa yang terjadi atau di terpa apapun yang di tengah harus siap akan resiko, itulah yang di alami oleh seorang Candra Adi Saputra. Seorang yang memiliki mimpi besar dan tidak pantang menyerah akan nasib nya, s...