Mendapat informasi bahwa dia bisa membangkitkan kekuatan Pisau Api yang diwariskan sang ibu, Mira mulai berlatih di Hutan Penyihir setiap harinya.
Dia tidak lagi mendapati Aka di sana setelah perdebatannya dengan Morgana. Mira memang merasa agak kasihan, tapi dia juga tidak merasa harus menemui dan menanyakan keadaannya. Terlebih karena mereka juga sempat adu mulut, dan Mira cukup dekat dengan Morgana.
Beberapa hari berlalu, dan Mira akan kembali berlatih. Dia yakin jika terus berlatih seperti ibunya saat di Avalon, dia akan menemukan jawaban yang dia cari. Mira berangkat cukup siang karena harus membuatkan makanan dulu untuk Morgana. Dia tidak menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri karena selalu kembali sebelum petang. Selain itu, Thenna si Penyihir juga selalu membawakannya makanan di sela latihan.
"Aku berangkat!" sahut Mira walau tidak ada jawaban. Ikut selalu bersamanya Maririn si Peri Gelembung.
Thenna memang menyarankan Morgana untuk mencari dua sahabatnya yang pergi, tapi sang Ratu Peri lupa siapa mereka. Dan memilih untuk tidur dibanding mencari tahu. Dia biasanya baru akan bangun sesaat sebelum Mira kembali.
Semenjak mendengar informasi itu dari Thenna, Mira nampak lebih bersemangat untuk berlatih. Dan itu sudah terlihat semenjak dia bangun hingga akan kembali tidur. Tapi nampaknya hari ini akan sedikit berbeda.
"Kemari kau, Tikus sialan!" seorang emak-emak nampak marah sambil mengangkat sapunya ke atas. Terlihat sesuatu yang kecil melesat dengan cepat di depannya.
Mira bergegas ke tempat sang emak yang berhenti karena kelelahan. "Ada apa bu?"
"Tikus itu.. Berulah lagi.. Dia.. Mengambil kue anakku!"
"Aku akan menangkapnya!"
Merasa aman dari kejaran emak-emak, tikus bewarna kecokelatan itu berhenti dan bersiap untuk melahap sepotong kue di atas piring kecil itu. Tapi-
"Ketemu!" Di belakangnya, wanita yang jauh lebih muda menemukan sang tikus. Gadis itu nampak marah dan mulai berlari ke arah hewan pengerat. "Tunggu kau ya!"
Tikus itu-pun membatalkan makannya dan mulai berlari sambil menggigit piring berisi kue itu.
Hewan itu sangat cepat, tapi sang gadis tidak mau mengalah. Dia terus mengejar si tikus walau terus-terusan gagal mendekatinya. Setidaknya sifat pantang menyerahnya itu membuat si pengerat tidak bisa memakan kue.
Dan kejar-kejaran itu terus berlanjut hingga sore hari.
Di dalam sebuah gang kecil, Tikus bersembunyi di antara keranjang sampah dan pagar kayu. Dia tidak lagi melihat kehadiran sang gadis yang sebelumnya terus mengejar. Stamina manusia itu terbatas, pikirnya.
"Akhirnya.. Aku bisa sedekat ini!" Setengah badan sang gadis muncul di atas pagar kayu. Mukanya memerah dan sekujur tubuhnya basah oleh keringat. "Kali ini tidak akan kulepaskan!"
Gadis itu melompat dan menerjang ke arah tikus yang sempat berteriak ketakutan. Sang gadis yang sempat menabrak rak sampah akhirnya berhasil menangkap tikus pencuri itu. Staminanya yang gila itu bukan berasal dari latihannya baru-baru ini. Dia sudah memilikinya saat masih di akademi.
Dikarenakan terkejut, si tikus tanpa sadar melepaskan piring kue di mulutnya. Makhluk kecil itu meronta untuk bisa lepas dari sang gadis yang akhirnya bisa berhenti berlari. Dia tidak boleh ditangkap. Aksinya selama ini membuatnya mustahil dilepaskan dengan baik. Dia akan dihukum seperti pembawa hama lainnya.
Tikus itu harus lari. Bahkan jika dia harus menunjukkan sesuatu yang telah lama dia sembunyikan.
"Eh?"
Tikus di tangan sang gadis mulai mengeluarkan cahaya. Dan tiba-tiba, tikus itu mengeluarkan listrik yang menyetrum sang gadis hingga jatuh ke tanah.
Tikus ajaib itu berhasil turun dari perangkap tangan. Dia akhirnya bisa menikmati kue itu dan segera bersembunyi. Tapi-
Sebuah bayangan tiba-tiba saja muncul di depan tikus dan gadis yang terkapar.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya sang Ratu Peri.
"Ti-Tikus.." Gadis yang terkapar berusaha menunjuk ke arah tikus.
"Tikus?" Ratu Peri menatap sang hewan pengerat.
"Ratu Morgana!" teriak tikus itu.
"Eh?" Mira yang tadi kesulitan bergerak tiba-tiba saja langsung bisa menengok.
Si tikus kembali mengeluarkan cahaya, bersiap untuk kabur dengan kecepatan yang melebihi suara. Tapi dia tidak bisa melakukannya. Tubuhnya terangkat sendiri. Dilihatnya salah satu jari sang Ratu Peri sedang terangkat.
"Mau pergi ke mana kau?" tanya sang Ratu Peri dengan wajah sinis. Tubuh tikus itu sudah sepenuhnya dikendalikan lewat satu jarinya.
"Ra-Ratu Morgana!" teriak tikus itu lagi. "Aku tidak tahu jika anda sudah bangun. Harusnya anda memanggilku."
"Hah? Aku tidak mengenal tikus yang bisa bicara."
"Eh!? Apa maksud anda? Bukankah Ratu sendiri yang mengubah wujudku."
"Aku tidak ingat."
"Apa!? Aku adalah Ariel. Pelayan setia sekaligus sahabat anda."
"Sahabat?" Ratu Peri mencoba mengingat kembali. "Apakah kau itu Ariel yang selalu mencuri makananku saat aku sedang tidur, yang kemudian kuubah menjadi tikus?"
"Tepat sekali!"
"Hm.."
"Ratu Morgana. Bukankah lebih baik jika kita bicaranya di saat kembali ke taman saja? Akan gawat jika ada manusia yang melihatku bicara."
Melalui Teleportasi, Morgana membawa Ariel dan Mira ke penginapan. Mira yang sudah mandi keringat langsung menyemburkan diri ke air yang bersih. Meninggalkan kedua sahabat Peri itu di meja makan.
"Jadi, apa yang kau lakukan selama ini?" tanya sang Ratu.
"Setelah anda mengubah wujud dan mengusirku dari taman. Aku selama ini tinggal di kota Urania dengan mengambil makanan orang."
"Kehidupan yang pantas untukmu."
"Ratu Morgana. Kenapa anda bangun lebih awal? Dan kenapa anda bersama manusia?"
"Dia adalah anak dari Merlin," jawaban yang singkat dan akan langsung bisa dipahami.
"Ramalan Titania!"
"Sayangnya dia belum bisa membangkitkan Carnwen. Dia memang mulai berlatih, tapi belum ada hasil yang memuaskan."
"Mungkin Tanaquill bisa membantunya? Dia yang terbaik soal itu."
"Siapa?"
"Eh!? Apakah anda juga melupakan sahabat anda satunya, Tanaquill si Anjing Hitam? Kalian sempat bertengkar sebelum dia pergi dari taman."
"Dimana dia sekarang?"
"Aku tidak tahu. Yang pasti tidak di kota ini." Sihir Ariel adalah Listrik, yang bisa digunakan sebagai pertahanan, atau mengirim sinyal kepada Peri lain dengan jangkauan yang cukup luas.
"Ariel.. Aku akan memaafkanmu dan mengubahmu kembali jika kau ikut denganku."
"Baiklah, Ratu Morgana! Tapi aku tidak ingin kembali ke wujud manusia. Aku lebih menyukai wujud ini! Membuatku bisa mencium dan menikmati makanan dengan lebih baik. Tapi sebagai gantinya, aku ingin mencicipi sedikit makanan anda."
Morgana sempat terdiam, menciptakan keheningan yang cukup meresahkan. Tapi kemudian dia memutuskan-
"Baiklah. Boleh saja." Dia hanya perlu menyuruh Mira memasak lebih banyak.
"Kalau begitu, mulai sekarang aku akan kembali melayani anda, Ratu Morgana!"
"Ya! Selanjutnya adalah menjemput Tanaquill."
-------
10. Tikus Listrik
25-03-2023
15-04-2023 (Revisi)1015 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Fata Morgana - A Fantasy Story (END)
FantasySebuah cerita fantasi dan roman yang rumit tentang hubungan Manusia dan mereka yang datang dari Bulan. Jiwa yang tercipta atas hasrat manusia, menimbulkan konflik tidak berkesudahan antara keduanya. Mereka yang selalu memberi, dan mereka yang hanya...