17 Akhir Yang Diinginkan

8 7 1
                                    

Telur raksasa pecah, dan sesuatu yang tidak kalah besar keluar dari dalamnya. Seperti seekor kadal yang berdiri dengan dua kaki. Warna tubuhnya hitam pekat, dengan duri-duri bercahaya yang berasal dari energi kehidupan dari berbagai planet yang telah dia hisap. Kemunculannya menandakan akhir bagi planet itu.

Tapi kali ini makhluk itu tidak langsung mengamuk dan mengacaukan semua yang ada di sekitarnya. Kali ini dia sudah berada di tahap akhir evolusinya. Tubuhnya tidak lagi sanggup menyimpan energi kehidupan, jadi sebagai gantinya, dia menumbuhkan sepasang sayap.

Walaupun dia sudah melakukan ini di setiap putaran, makhluk itu nampak kesusahan untuk terbang. Waktu membuatnya lupa untuk terbang dengan benar.

Hingga akhirnya dia berhasil. Makhluk itu terbang semakin tinggi dan menjauhi bumi. Tapi dia tidak akan melewatkannya. Bumi akan menjadi planet terakhir yang harus dihancurkan seperti planet lainnya, sebelum memulai pengulangan kembali.

Makhluk itu membuka mulutnya. Energi hitam yang pekat keluar dari dalamnya, berkumpul dalam satu titik dan membuat sebuah bola energi yang cukup besar. Dia akan menembakkannya ke bumi dan menghancurkan planet itu. Situasi yang sudah dia lakukan berulang kali. Tapi kali ini, ada yang berbeda.

Moonblast.

Bola energi hitam meledak sebelum ditembakkan. Naga Akhir nampak baik-baik saja terkena ledakan energi yang sanggup melahap sebuah planet itu.

Naga Akhir menatap ke arah dimana bulan berada. Mencoba melihat pelaku yang mencoba mengubah takdir alam semesta.

Di depan bulan, melayang seorang manusia- anak kecil berambut biru dengan bunga hijau dikepalanya, dan memakai gaun berwarna hitam. Naga Akhir bisa merasakan dua esensi dari dalam anak itu, esensi awal dan esensi akhir. Makhluk yang sebelumnya tidak pernah dia temui.

Dan Naga Akhir tidak akan membiarkannya. Dia menembakkan energi hitam dalam jumlah banyak dan ke berbagai arah ke arah anak kecil itu. Energi yang akan menyerap setiap kehidupan dan membuatnya semakin besar, juga akan terus mengejar targetnya.

Bermekarlah, Ibarahime.

Akar-akar kegelapan keluar dari dalam bulan dan melesat mengejar energi hitam itu. Kecepatannya tidak kalah cepat, dan berhasil melindungi sang majikan dari serangan yang akan langsung membunuh Ratu Peri itu.

Tapi tidak hanya itu. Walau sama berasal dari energi kegelapan, akar kegelapan memiliki sifat padat yang tercipta dari energi Peri yang membentuk akar. Pada dasarnya, itu adalah akar Peri yang dilapisi energi kegelapan. Dua hal yang harusnya saling bertolak-belakang, tapi bisa dikuasai dengan mudah oleh Morgana yang memiliki kedua kekuatan tersebut.

Akar kegelapan tidak lenyap setelah menahan energi hitam yang ditembakkan Naga Akhir. Akar-akar itu melesat ke arah target barunya dengan kecepatan yang lebih tinggi dan menangkap Naga Akhir.

"Kau.. Sebenarnya tidak menginginkan akhir yang seperti ini kan?" ucap Morgana.

"Aku telah menanyakannya kepada Arthuria. Apakah Pengulangan Besar tidak lagi diperlukan? Apakah aku harus merusak sistem dunia ini demi melindungi orang-orang yang kusayangi?

Arthuria tidak menjawab pertanyaanku. Alih-alih dia memperlihatkanku bagaimana semuanya bermula dan berakhir. Lalu aku menyadari satu hal, kau Naga Akhir sang makhluk pembawa kiamat, hanyalah seorang adik yang merindukan kakaknya.

Karena itulah kau mengejar esensi awal. Menyerap energi kehidupan agar kau bisa terbang. Kau menginginkan kekuatan yang besar untuk melahap semuanya. Menyatukan semuanya kembali dalam satu titik. Itulah Pengulangan Besar yang sebenarnya.

Aku akan membantumu soal itu. Tidak perlu Pengulangan Besar untuk mewujudkan keinginanmu itu. Aku bisa memperbaiki ini. Yang perlu kau lakukan hanyalah, tidur."

Naga Akhir nampak marah mendengar itu. Dia tahu jika Morgana berencana menyegelnya kembali. Dengan sekuat tenaga dia melepaskan diri dari akar kegelapan, dan berhasil.

Naga Akhir mengumpulkan energi yang besar seperti yang dia lakukan saat hendak menghancurkan bumi. Prosesnya lebih cepat dengan amarah yang dia rasakan. Dan energi itu dengan segera ditembakkan ke arah Morgana.

Lindungi aku, Titania.

Tubuh Morgana mengeluarkan cahaya berwarna merah muda. Sebuah perisai dari lubang hitam tercipta di depan Morgana. Menyerap setiap serangan yang datang ke arahnya. Dan di saat yang bersamaan, Naga Akhir menyadari ada yang salah dengan dirinya. Kekuatannya melemah.

"Apa kau akhirnya sadar?" Morgana bertanya. "Akar kegelepan yang tadi mengikatmu secara perlahan juga mengisap energi kehidupan yang selama ini kau kumpulkan. Setidaknya cukup untuk-"

Bulan mengeluarkan cahaya terang. Mengirimkan energi kehidupan yang telah dia- Rhongo hisap kepada Morgana.

Sang Ratu Peri kemudian menciptakan wujud baru dari energi yang terkumpul itu. Wujud yang tidak asing bagi Naga Akhir. Pedang Cahaya yang telah memaksanya tidur. Excalibur.

"Saatnya bobo, bayi besar!" layaknya tombak, Morgana melemparkan Excalibur ke arah Naga Akhir. Cahayanya cukup besar untuk melahap sang Naga Akhir seutuhnya.

Tubuh raksasa sang monster perlahan lenyap, dan hanya menyisakan wujud telur yang jauh lebih kecil.

Morgana mendekati telur itu dan mengambilnya. "Tenang saja. Kau tidak akan kesepian lagi. Kami akan selalu bersamamu, adik."

Morgana menatap ke planet biru. Dia bisa saja kembali turun, bertemu dengan orang-orang yang dia pedulikan dan menyombongkan diri dengan apa yang telah dia lakukan. Tapi dia tidak akan melakukannya.

Naga Akhir sudah di tangannya. Tidak perlu lagi alasan dia mendatangi tempat itu. Selain itu, Morgana juga telah mempercayakan semuanya kepada orang-orang itu.

Jadi dia tersenyum. "Selamat tinggal." Berbalik arah dan pergi ke bulan.

-------

17 Akhir Yang Diinginkan
15-04-2023

825 kata

Fata Morgana - A Fantasy Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang