Di tengah kota Urania, seorang Ksatria berzirah hitam bertubuh besar nampak berdiri dengan sangat angkuh. Dia bahkan tidak menggunakan pelindung kepala seperti yang lainnya. Baginya itu tidak perlu, karena pedang merah raksasa yang dibawanya sudah sanggup membuat semua warga takut.
Dengan leluasa dia mengambil dagangan orang dan memakannya dengan rakus. Tidak ada yang berani menghentikannya, hingga Mayor Urania dan Mira datang menghampirinya.
"Sir Moudred! Apa maksudnya ini? Bukankah Urania sudah memberikan upeti-nya untuk minggu ini?"
"Oi tua bangka! Black Aron adalah penjaga pulau ini. Jadi terserah kami mau datang kapanpun."
"Penjaga? Bukankah sebaliknya?"
"Apa maksudnya itu!?" Moudred mengambil pedangnya dan mendekat ke arah Mayor dengan raut mengancam. Orang-orang mulai takut dengan apa yang akan dia lakukan.
"Hentikan itu!" Mira maju ke depan Mayor. "Jika kalian menyebut diri sebagai Ksatria, harusnya kalian memberikan mereka ketenangan, bukannya ketakutan!"
"Hm? Aku tidak pernah melihatmu. Siapa kau!?"
"Dia adalah Ksatria baru yang dikirim oleh kerajaan!" teriak seorang warga.
"Ksatria baru? Gadis kecil ini?" Moudred tersenyum menjijikkan. "Hehe, ini akan menarik."
"Jangan mendekat!" teriak Mira sambil menarik pisau-nya. Orang-orang mulai menjauh karena mengetahui akan ada pertempuran yang mengerikan.
"Hahahahaha! Apa-apaan pisau itu? Apa yang coba kau lakukan? Aku ragu kau bahkan bisa menembus zirah ini!"
Para warga mulai kehilangan harapan. Mereka sudah menerima ancaman terakhir untuk tidak memanggil Ksatria lain. Dan saat mereka bertaruh untuk melakukannya, yang mereka dapatkan adalah seorang gadis muda dengan pisau yang tidak akan menembus zirah lawannya.
Tapi karena Mira adalah harapan terakhir. Mereka harus mempercayainya.
"Kalahkan dia, nona Mira!"
Mira melesat ke arah Moudred. Mencoba mengincar bagian mukanya yang tidak terlindungi. Dan-
Moudred lebih dulu mengayunkan pedangnya, menciptakan angin besar yang membuat Mira melayang ke belakang. Perbedaan yang terlalu jauh. Semua harapan itu telah sirna.
Moudred mendekat ke arah Mira yang kesulitan untuk bangun. "Apa kau kesulitan bangun? Biar aku bantu dengan menghancurkan lempengan besi tidak berguna itu." Dia mengangkat pedang raksasanya. Bersiap melakukan sesuatu yang jahat.
Jauh di balik kerumunan. Saat semua orang sedang fokus dengan pertarungan yang berat sebelah itu, Morgana melakukan sesuatu.
Menarilah, Rhongo!
Bayangan Morgana beralih menghadap ke depannya. Dari dalam bayangan, akar-akar bewarna hitam pekat muncul dan naik ke atas sambil melilit satu sama lain dan mulai membentuk suatu wujud. Morgana mengambil ujung akar itu, dan menghilang dalam sekejap.
Moudred menurunkan pedang yang akan mempermalukan Mira itu. Orang-orang menutup mata mereka. Tidak ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya, juga tidak akan melihat dengan kemunculan tiba-tiba Morgana yang menahan pedang raksasa itu dengan tombak hitam yang berasal dari akar kegelapan.
"Hah!? Siapa kau!? Darimana kau muncul!?" Teleportasi. Itulah jawabannya, walau Morgana tidak akan pernah mengatakannya.
Teriakan Moudred membuat orang-orang kembali membuka mata mereka dan melihat seorang anak berumur 10 tahun yang berhasil menahan pedang raksasa dari Ksatria yang berukuran jauh lebih besar darinya. Semuanya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fata Morgana - A Fantasy Story (END)
FantasySebuah cerita fantasi dan roman yang rumit tentang hubungan Manusia dan mereka yang datang dari Bulan. Jiwa yang tercipta atas hasrat manusia, menimbulkan konflik tidak berkesudahan antara keduanya. Mereka yang selalu memberi, dan mereka yang hanya...