Leona Hazel seorang gadis cantik dengan mata indah serta tajam itu tiba-tiba ber transmigrasi ke tubuh gadis malang korban pelecehan seksual yang menyebabkan dia mengalami trauma berat dan dibenci keluarga nya kecuali ilona adik dari gadis malang i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
Plakk
Hazel baru menampak kan kaki dirumah dan langsung mendapat tamparan sebagai sambutan selamat datang dari sang kepala keluarga.
Suara tamparan itu menggema di seluruh penjuru ruangan, wajah hazel sampai tertoleh kesamping dengan bibir nya mengeluarkan sedikit darah, bisa kalian bayangkan seberapa keras tamparan dari tuan Mahesa itu.
Clarissa, sang ibu hanya menatap malang sang anak dengan mata yang berkaca-kaca.
Sakit?
Tentu! Ibu mana yang tidak sakit saat melihat sang putri diperlakukan kasar oleh sang suami, ingin mencegah. Tapi dia sadar bahwa dia tidak mampu.
" Dari mana saja kamu hah, habis jual diri lagi? "
Hazel menatap sang ayah tak percaya, apa apaan ini. Sudah ditampar secara fisik dan sekarang ditampar secara mental.
Gila, sungguh
Hazel sudah benar benar tak habis fikir dengan ayah sang pemilik tubuh, bisa bisanya dia mengucapkan kata-kata yang begitu menyakitkan.
" MAS! " Clarissa sudah tidak tahan dengan tingkah sang suami, dia segera mendekap erat tubuh sang putri dan mulai terisak.
Gilang segera menarik sang istri dan menapar keras wajah nya sampai Clarissa jatuh kelantai.
PLAKK
" CUKUP TUAN MAHESA, CUKUP! " Muak hazel sudah muak dengan semua nya. Dia sungguh tidak peduli lagi kalau akan disebut sebagai anak durhaka
" Cukup mental dan fisik saya yang anda lukai, cukup kebahagiaan saya yang anda renggut "
Hazel menatap tajam sang ayah, entah kenapa Gilang merasa tatapan sang putri menjadi sangat tajam. Seperti siap membunuh nya kapan saja
" Jangan sampai tangan kotor anda melukai ibu, serta ke dua saudara saya. Bisa saja suatu saat nanti tangan anda yang akan saya lepas dari tempat nya "
" Kurang ajar kamu hazel, saya ayah kamu "
" Ayah? Ayah mana yang menyudutkan sang putri saat dia terkena musibah? "
