Langit Malam

1.3K 185 10
                                    

"Kamu jangan kemana-mana. Duduk disini aja." Mata Gisa memutar jengah ketika kalimat tersebut terus berulang ia dengar dari bibir sang mamah.

"Iya, Mah... Sekarang Mamah temenin Papah gih." Usir Gisa secara halus dengan senyum dipaksakan agar sang mamah tak lagi berbicara panjang lebar padanya.

"Ya udah, Mamah kesana dulu. Kamu tunggu—"

"Iyaaa. Gisa nggak kemana-mana. Mamah tenang aja." Kesabaran Gisa telah habis. Dan setelah melihat Mamahnya pergi, Gisa bernafas lega. Akhirnya ia terbebas.

Hari ini orang tuanya mengajak Gisa ke perayaan ulang tahun perusahaan temannya, sehingga mau tidak mau Gisa harus siap untuk tinggal hingga akhir acara.

Mungkin orang-orang disana terlihat senang dan bahagia karena acara yang dibuat memang mewah dan sangat memanjakan para tamu undangan. Tapi sepertinya hal itu tidak membuat bosan Gisa hilang.

Tidak ada teman, tidak ada yang dikenalnya, dan tidak ada... Tunggu, kenapa tiba-tiba netranya mendapati seseorang yang dikenalnya.

'Nggak mungkin.'

"Gisa!!! Ya ampun udah lama banget Tante nggak liat kamu."

Gisa mendongak dan menerima kecupan pipi dengan pipi dari perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik dengan bibir merona merah. "Tante Joan."

Joan disana tersenyum senang melihat Gisa masih mengenalnya dengan baik. "Mamah kamu mana? Tante belum ketemu." Gisa berdiri dari duduknya dan menoleh kearah samping dimana Mamahnya berada.

"Itu Tante, lagi sama—"

"Tante kesana dulu." Joan tersenyum dengan buru-buru sebelum menarik seorang laki-laki yang daritadi mengekornya dibelakang. "Kamu disini sama Zello aja ya."

"Hm?"

Gisa tak sama sekali menatap laki-laki yang disodorkan Joan disana.

"Biar nggak sendirian, kalian ngobrol aja. Tante kesana dulu. Dahhh."

"Tante—" Namun Joan sudah tak lagi mendengarkan ketika dirinya telah masuk kedalam obrolan sekumpulan orang dewasa. Meninggalkan Gisa sendiri dengan laki-laki yang telah dihindarinya selama beberapa hari ini.

'Sial.'

Setelahnya Gisa menoleh. Menatap laki-laki yang sama juga seperti dirinya saat ini. Bingung.

Dan setelah keheningan beberapa saat, akhirnya Zello memecah keheningan tersebut. "Gue mau ke balkon, mau ikut?"

Tadinya Gisa hanya ingin menyendiri, tapi melihat keadaan yang sangat asing baginya, sepertinya tawaran Zello adalah tawaran terbaik saat ini "Ok, gue ikut."

Langkah Zello memimpin. Membawa mereka keluar dari kerumunan orang-orang dengan status kelas atas untuk menghirup udara segar.

"Rokok?" Sungguh sebuah pertanyaan tak terduga disana bagi Gisa.

"Oh, nggak?" Gisa menggeleng. Membuat uluran tangan Zello kembali ditarik oleh sang empu.

Malam hari ini untungnya langit sedang ingin memperlihatkan pancaran sinar indah dari bintang-bintang yang tersebar diatas sana.

Membawa dua orang disana tenggelam dengan kesunyian dan pikiran masing-masing.

"Cantik ya." Tanpa sadar Gisa mengucap.

"Memang cantik." Gisa senang ketika ucapannya disetujui. Dirinya menoleh kearah Zello dengan senyum tertarik tanpa sadar.

"Lo juga cantik." Zello masih menatap langit dengan hisapan rokok dibibirnya. Mengakibatkan Gisa yang tadinya menoleh menghadapnya buru-buru membuaang muka.

Pipinya memerah. Dan Gisa tidak ingin Zello melihatnya.

"Kenapa?"

"Hm?" Gisa menoleh kemudian membuang muka lagi dengan cepat.

"Dingin?"

"Oh nggak kok. Gue..." Kali ini Gisa benar-benar menoleh kepada Zello dan membatu. Apalagi ketika sebuah jas oversize telah jatuh dipundaknya dengan lembut.

"Sorry kalo jas gue bau rokok." Tadinya Zello hanya ingin menyerahkan jasnya, namun ketika netranya menatap pipi Gisa yang memerah, Zello tak lagi bisa menyembunyikan kekehannya.

"A—ada yang salah dimuka gue?"

Namun Zello masih terkekeh kecil. "Zello?"

"Haha, nggak."

Gisa menepuk pelan lengan Zello. "Jangan bikin gue takut deh."

Tawa Zello makin lebar. "Zello jangan reseee."

"Haha. Nggak papa. Cuma lucu aja."

Dahi Gisa mengerut. "Apanya yang lucu?"

"Lo."

"Haha tuhkan." Dengan tawa, tanpa sadar tangan Zello mengacak rambut panjang Gisa yang tergerai begitu saja sampai punggung. "Lo lucu kalo lagi salting."

"ZELLO!!!"

"Hahaha. Salting kan Lo?"

"Nggak!"

"Lo salting."

"Gue nggak salting."

"Haha. Cie salting."

"ZELOOO!!!"






—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


JOY AS JOAN (MAMIH ZELLO)

JOY AS JOAN (MAMIH ZELLO)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ROSE AS ROSEANNE (MAMAH GISA)

Penulis,



Rose

Dangerous Butterfly | JENSELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang