"Maaf ya, gara-gara gue lo jadi harus repot-repot kaya gini." Gisa membawa beberapa paperbag yang berisikan beberapa gaun miliknya dan Mamahnya ke kursi belakang.
"Gue bilang, gue nggak masalah." Zello mulai menjalankan mobilnya ketika Gisa telah selesai dengan semua kerepotannya dan memakai seatbelt dengan baik.
"Padahal lo kan lagi sibuk ngurus perlombaan basket buat minggu depan, kan?" Gisa masih mengoceh tanpa sadar. Membuat Zello menoleh sesaat sebelum tersenyum tipis.
"Lo tau?"
"Hm? Apa?" Kini giliran Gisa yang menoleh.
"Tentang kesibukan gue akhir-akhir ini."
"Oh itu..." Gisa menyesali perkataannya barusan. "Gue... nggak sengaja tau." Kemudian wajahnya berpaling menatap jalanan didepannya.
"Nggak sengaja?" Zello masih menggodanya.
Gisa berpikir keras. "Itu... lo tau kan kalo gue PMR di sekolah?"
"Okay, then?"
Gisa menjentikkan jarinya. "Nah dari situ gue tau. Soalnya akhir-akhir ini, kita juga banyak pertemuan gitu buat persiapan lomba kalian. Jadi tim kesehatan sekolah."
"Oh gitu." Gisa bernafas lega. Untung saja rangkain kata yang keluar dari bibirnya benar-benar dapat membuahkan kalimat yang meyakinkan.
"Berarti lo bakal ada disana dong, pas gue tanding?"
"Kapan?"
"Minggu depan." Gisa mengangguk. "Iya."
"Bagus dong kalau gitu." Zello menepikan sesaat mobilnya untuk menghadap Gisa dengan senyumannya.
"Loh, kenapa berhenti?"
"Gue mau lo janji dulu."
Gisa menoleh takut-takut, "A—apa?"
"Janji kalo gue menang di pertandingan minggu depan, lo harus kasih hadiah buat gue." Gisa buru-buru menatap Zello terkejut.
"Ha—hadiah?" Zello mengangguk. "Hadiah apa?"
"Apapun. Gue menerima segala macam hadiah, apalagi dari lo."
"Apapun?" Zello kembali mengangguk.
Dengan kegugupan yang entah bagaimana tiba-tiba menguasainya, akhirnya Gisa ikut mengangguk. "Ok. Gue bakal kasih hadiah kalo lo menang."
Senyum Zello melebar. "Nah gitu dong." Setelahnya Zello kembali menjalankan mobilnya. "Kan gue jadi seneng."
Deg.
Kali ini, Gisa benar-benar tak bisa lagi menjaga detak jantungnya untuk terus tenang. Karena senyuman Zello disana, tiba-tiba membuatnya bereaksi tak biasa.
'Sial! Gue benci senyuman Zello.'
—
Ting!
Gisa meletakkan paperbag di lantai kamar dan merebahkan tubuhnya sebelum mengecek ponselnya yang berbunyi.
"Dari siapa ya..." Notifikasi di ponselnya terlihat oleh mata Gisa. "Ck, Damian."
Ting!
Lagi, ponselnya berbunyi.
Damian
Hai, Gis
Lagi sibuk ya?Gisa
Nggak juga
Kenapa?Damian
Gue didepan rumah lo
Mata Gisa melotot.
"Gisaaa? Ada temennya tuh di depan." Kepala Gisa menoleh kearah pintu dengan mata masih melotot.
Ting!
Damian
Kata mamah lo, lo di rumah
"Aaaaaaa." Gisa berteriak tanpa suara sebelum mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Kenapa hidup gue tiba-tiba ribet kaya gini sih?"
Dengan tenaga yang tersisa, Gisa mencoba duduk dari kasurnya sebelum turun dari kasur dan keluar kamar. Berjalan sepelan mungkin hingga batang hidung milik laki-laki bernama Damian itu terlihat dinetranya.
"Hai." Damian tersenyum cerah.
"Hai." Gisa mencoba tenang dan duduk di seberang Damian. "Mau ngapain, Dam?"
"Gue ganggu ya?"
Gisa reflek menggeleng cepat. "Oh nggak kok. Gue emang lagi rebahan aja."
Damian mengangguk mengerti. "Tapi... dari pakaian lo, kayaknya lo udah siap banget."
Gisa buru-buru menatap pakaiannya yang ternyata masih belum berganti dari kepergiannya dengan Zello tadi. "Oh, ini..."
"Mau jalan sama gue nggak, Gis?"
"Hm?"
"Malam ini." Damian kembali tersenyum dengan percaya diri. "Gue udah minta ijin Mamah lo kok tadi."
'Anjing!'
"Gis?"
"Oh iya," Dengan anggukan yang agak terpaksa akhirnya Gisa menjawab. "Boleh deh, tapi gue ambil jaket dulu ya."
Damian senang. Paling tidak, hari ini Gisa tidak menghindarinya. "Makasih ya, Gis."
Gisa menatap Damian dengan sedikit bingung. "Buat apa?"
"Buat nggak menghindar dari gue hari ini." Damian tersenyum dengan begitu tulus. Membawa perasaan tidak suka yang sebelumnya Gisa rasakan pada Damian, tiba-tiba memudar.
"Sama-sama. Gue... ke kamar."
"Ok."
—
2 part langsung nih updatenya!!! walaupun telat juga yaa, hehe
btw hari ini ada kuliah full dari sore sampe jam 8an, jadi bener-bener cape. makanya baru bisa update jam segini. 🫶🏻
btw gimana nih? Gisa bakal sama siapa kalo ditaruh pilihan antara Zello sama Damian?
Penulis,
Rose
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Butterfly | JENSELLE
FanficGisa Dan Zello telah dijodohkan dari kecil. Walaupun sebenarnya, Mereka berdua baru bertemu ketika tanpa sengaja masuk ke sekolah yang sama, yaitu SMA Garuda. Dengan kesepakatan bersama, mereka memilih menjadi orang asing agar orang-orang tidak tau...