Minggu yang ditunggu tiba, hari ini untuk pertama kalinya dalam hidup Hongyi memasuki area sekolah. Bersama Xueyi dirinya bersiap turun dari mobil mewah bewarna hitam menuju lapangan indoor disekolah elit tempat Rui menimba ilmu.
Dengan outfit hitam putih beserta topi dan masker yang bertengger apik menutupi wajahnya, Hongyi berjalan semangat sambil menggeret Xueyi memasuki tribun yang sudah ramai. Sepertinya mereka terlambat.
"Ayo cepat kak", ujarnya yang kemudian duduk dengan tenang bersama penonton lain membuat kakak sulungnya itu tersenyum.
"Kau senang?", Xueyi menepuk lembut kepala adiknya yang terlihat bersemangat sejak pagi.
Hongyi mengangguk antusias. Setelah empat hari penuh terkurung dikamarnya dan tiga hari dilarang keluar rumah dengan alasan harus istirahat oleh kedua kakaknya, akhirnya dia bisa bebas menghirup udara segar ditambah datang ke sekolah yang sudah sangat lama ia nantikan. Mata kecilnya menelusuri lapangan guna mencari keberadaan sang kakak kedua. Setelah menemukan objeknya, tubuh itu secara spontan berdiri dan berteriak keras memanggil sang pemilik nama pemain dengan Jersey bernomor 27 membuat atensi semua orang menatap kearahnya.
"RUI AWAS SAJA KALAU KAU KALAH!!!"
Keadaan mendadak hening selama beberapa saat,
Xueyi dengan sigap membungkuk meminta maaf dan menarik pelan tubuh adiknya. "Adikku sangat bersemangat eh?"
"Maaf kakak. Aku tidak sengaja" ringis Hongyi dibalik maskernya, tiba-tiba dirinya merasa malu.
"Kenapa minta maaf? Kakak hanya sedikit terkejut. Tidak apa, kau bebas melakukan apapun."
"Benarkah?"
"Tentu. Siapa yang berani melarangmu Kakak akan memarahi mereka."
"Jadi aku boleh berteriak?"
"Mereka semua berteriak jadi kenapa kau tidak boleh."
"Terima kasih. Aku sayang kakak!"
"Kakak lebih menyayangi mu." Dan saat itu juga Hongyi benar-benar berteriak menyemangati Rui, hingga sang pemilik nama mendengar dan tertawa semangat.
"Hati-hati dengan tenggorokan mu Hongyi." Peringat si sulung yang gemas dengan kelakuan adiknya hari ini. Sangat jarang anak itu banyak bergerak didepan umum.•
________°°°°°°°°°°°~~°°°°°°°°°°_________
•
Pertandingan berakhir, dengan kemenangan yang diraih oleh tim Rui. Anak itu melompat gembira dan memeluk rekan setimnya satu persatu, lalu kemudian berlari ke tribun penonton. Membuat para remaja putri berteriak histeris, tapi tentu saja bukan mereka tujuan seorang Rui melainkan adik tercintanya Hongyi.
"Stop!!! Berhenti disana!", Rui reflek menghentikan larinya tiga langkah didepan Hongyi. "Kenapa?"
"Badanmu berkeringat."
"Ayolah.. kau tidak mau memberi selamat pada kakakmu?"
"Tidak. Kau bau."
"Hey! Kukira kau sangat menikmati pertandingan ku tadi"
"Itukan tadi, sekarang menjauh dariku."
"Yang benar saja!" Rui meringsut memeluk lengan Xueyi, "Kakak.. lihat adikmu~" rengeknya pada si sulung. Hongyi hanya memutar bola matanya dengan malas, "Dasar pengadu."
"Kakak~"
Plukk!
Baru Xueyi membuka mulutnya, rengekan itu sudah berhenti dengan sebuah topi putih yang sudah berpindah ke kepala Rui.
"Selamat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Gege?
Fiksi PenggemarSelama bertahun-tahun Hongyi hanya tau bahwa ia dibesarkan oleh kedua kakak laki-laki nya Ruipeng dan Xueyi. Mereka hidup rukun dan penuh tawa. Sampai suatu ketika seseorang bernama Chengyi datang dan mengaku sebagai kakak kandung Hongyi.