Hai hai hai!!!Apa kabar kalian guys?
Absen hadir duluuu!!!
💙💙💙💙
(。◕‿◕。)
"Apa kabar?"
"Ya... gitu deh."
Suasana canggung kini menyelimuti sekitar Aily dan Marvel yang memutuskan untuk bertemu di halte. Usai dari pemakaman tadi, tanpa basa-basi, Aily mengajak laki-laki itu berhadapan dengannya di sana. Dan ini adalah kali pertamanya Aily menyaksikan wajah Marvel secara langsung setelah satu tahun lamanya ia hanya bisa melihat laki-laki itu melalui kumpulan foto yang dia dapatkan dari Zayyan.
"Masih marah sama gue?" Marvel bertanya dengan suara yang terdengar serak. Dia seperti menahan tangis ketika menanyakan hal tersebut.
Butuh beberapa detik Aily terdiam sebelum akhirnya menjawab, "Marah juga nggak bisa bikin dia balik."
Marvel menghela napas panjang. Tangannya yang bertumpu pada pinggiran kursi halte itu terlihat sedikit menguat, nyaris mencengkeram. "Abis ini mau kuliah, ya?" tanyanya.
"Iya. Satu kampus sama Zayyan."
Marvel mengangguk-anggukkan kepalanya.
Diam-diam, Aily memperhatikan wajah Marvel dari samping. Dari foto-foto yang dia lihat, laki-laki itu mengalami banyak perubahan. Wajahnya terlihat semakin tegas meski bagian pipi Marvel agak sedikit lebih tirus. Tatapan mata Marvel pun tidak setajam dulu lagi. Aily bisa merasakan kekosongan yang amat dalam melalui sorot mata laki-laki itu. Proporsi tubuh Marvel pun lebih ideal, mungkin karena laki-laki itu mengikuti banyak pelatihan di sekolah penerbangan. Ya, Aily mengetahui informasi-informasi tersebut dari Zayyan.
"Soal chat tadi, mungkin bisa langsung dibahas aja," celetuk Aily mulai kembali fokus pada tujuannya mengajak laki-laki itu bertemu.
"Lo mungkin masih berandai-andai pengen ketemu sama dia, kan?"
Aily hanya membalasnya dengan senyuman tipis dengan mata yang mulai sedikit berkaca-kaca.
"Ya... meski kita tahu kalau itu mustahil."
Aily masih diam.
"Mungkin ini agak sensitif buat lo nanti. Intinya, ada yang mau gue kenalin ke lo. Tapi, melihat keadaan sekarang, gue yakin lo belum siap."
Kalimat itu berhasil membuat Aily menatap bingung ke arah Marvel. Dia dibuat tidak mengerti dengan maksud dari ucapan laki-laki itu. Siapa? Kenapa pernyataan Marvel terdengar sangat ambigu dan membuat Aily mengharapkan sebuah keajaiban?
"Ly? Kalau udah siap nanti bilang, ya? Gue nggak ada maksud apa-apa selain pengen lo ngerasain kehadiran dia meski dalam tubuh orang lain."
(。◕‿◕。)
"Anva yang mana?"
"Dia paling kurus, ya?"
"Dari yang lain, dia kelihatan paling cerita."
"Matanya lucu kalau senyum, mirip bulan sabit."
"Ini waktu sama Ciko?"
"Aku paling nggak suka sama foto kelulusan ini. Tolong sembunyiin aja."
Marvel menepuk pundak Aily karena perempuan itu terlihat melamun dan tidak mengacuhkan celotehan anak-anak Diamond lain yang kini tengah berkunjung ke rumah. Tidak semua. Hanya Marvel, Samuel, Areksa, dan Ilona saja yang datang. Sedangkan Marvin dan Farzan belum bisa datang karena berhalangan hadir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST 2: After Losing Him
Teen FictionSemesta sejahat itu, ya? Aku kehilangan penglihatanku sejak lahir. Saat diberi izin untuk melihat dunia, orang yang menemaniku di masa sulit itu, sudah tidak ada. Aku... kehilangan. Bahkan sebelum aku sempat melihat wajahnya. ECCEDENTESIAST 2: After...