04

216 33 0
                                    

"Kamu gak kepikiran kalo Hardi diluar tuh ada main?" Ucapan Mavian membuat Jamanika menghentikan pergerakannya merapikan bantal sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu gak kepikiran kalo Hardi diluar tuh ada main?" Ucapan Mavian membuat Jamanika menghentikan pergerakannya merapikan bantal sofa. Atensinya kini tertuju pada sahabatnya itu yang sibuk memakan jelly sambil menatap padanya.

Menghela nafas. "Aku emang kepikiran kenapa Hardinata sering pulang telat akhir-akhir ini, tapi aku gak sampe mikir kesana." Ucap Jamanika, Mavian lantas berdiri dan mendekat padanya.

"Kamu tau bahwa perubahan kecil bisa berdampak besar, aku gak mau bikin kamu mikir tapi aku juga gak mau biarin kamu sampe jadi orang bodoh di hubungan kalian. Karena jujur aku masih belum bisa sepercaya itu sama Hardi." Mavian menarik tubuh tinggi Jamanika untuk dipeluknya, menyandarkan Kepalanya pada dada bidang sahabatnya itu.

Mavian hanya ingin melindungi Jamanika yang begitu rapuh dimatanya, ia tidak mau sahabatnya merasakan hancur kerusakan dalam sebuah hubungan. Bukan tanpa sebab, Mavian juga tak mampu untuk menduga sebenarnya.

Tapi memang sedari dulu Mavian tau siapa Hardinata, bahkan di awal ia mengenal sosok Hardinata sebagai kekasih salah satu teman kelasnya Hardinata dengan lancang juga mendekati kakaknya, Alsaba.

Mavian jelas tau, bahwa Hardinata bukan pria yang bisa di percaya.

"Makasih udah peduli, tapi aku gamau mikir yang enggak-enggak soal Hardi. Selain gak pernah liat aku juga takut salah dan berujung malah jadi nuduh dia yang enggak-enggak." Jamanika membalas pelukan Mavian, mengelus surai madu pria mungil itu gemas.

"Humm, kalo ada apapun nanti kamu harus dateng ke aku! Aku sayang banget sama kamu kalo kamu mau tau." Mavian semakin mengeratkan lingkar tangannya pada pinggang Jamanika, membuat Jamanika tertawa karena tingkahnya.

Mavian itu memang selalu begitu, apapun yang jadi urusan Jamanika Mavian selalu harus terlibat tanpa ataupun diminta. Tidak ada alasan khusus untuk menjelaskan itu hanya saja rasa sayang Mavian pada Jamanika memang sebesar itu sehingga rasanya Mavian tidak akan membiarkan satu buah kerikil pun mengganggu langkah Jamanika.

Kedua orang tua Jamanika sudah lama meninggal, menyisakan Jamanika yang hidup sendiri. Mavian sendiri sudah berteman sejak kecil dengan sosok Jamanika karena mereka bertetangga dengan posisi rumah yang bersebelahan.

Mavian tau banyak sekali tentang cerita hidup Jamanika, ia adalah saksi bagaimana sosok itu bahagia, tertawa, hingga menangis dan terluka. Maka dari itu Mavian selalu berusaha untuk melindungi Jamanika, tak ia biarkan Jamanika disentuh rasa sakit seakan ia adalah sebatang pohon di tengah gurun pasir yang bisa kapan saja hancur tertiup angin.

"Kalo gitu kita jalan-jalan keluar aja yu, daripada bosen disini cuma duduk-duduk aja. Mana kamu makanin jelly terus lagi. Liat deh udah abis dua pak." Jamanika mencubit pipi Mavian gemas membuat Mavian terkekeh karena ia pun tidak sadar sudah menghabiskan dua pack jelly rasa melon dan strawberry milik Jamanika.

Akhirnya di weekend ini Jamanika menghabiskan waktunya full dengan mengelilingi kota bersama Mavian, momen yang akhir-akhir ini jarang mereka bisa lakukan karena Mavian benar-benar disibukkan dengan pekerjaannya.

TERTAWAN HATI : HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang