15

66 11 2
                                    

Asap mengepul saat batang nikotin yang terapit di antara dua jari itu dihisap, tubuh putih nan kecil itu tengah duduk bersandar pada sofa dengan kedua kaki yang dilipat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asap mengepul saat batang nikotin yang terapit di antara dua jari itu dihisap, tubuh putih nan kecil itu tengah duduk bersandar pada sofa dengan kedua kaki yang dilipat.

Hari sudah larut dan menunjukkan pukul satu pagi dini hari dan ia masih betah berada disini memandangi tubuh bongsor sosok yang lebih muda yang tengah tertidur di sebelahnya dengan kepala yang terrebah di pangkuannya. Matanya menelisik setiap inci dari wajah tegas namun terkesan manis itu.

Menghisap lebih dalam batang nikotin di tangannya, ia menghela napas saat lagi lagi mengingat apa yang baru saja terjadi. Niatnya berkunjung hanya untuk sekedar memberi buah tangan dari luar kota yang orang tuanya bawa saat liburan kemarin berakhir menetap karena kasihan. Ia masih tak tau apa perkaranya karena saat di tanya si kecil sama sekali tak mau menjawab dan hanya diam berusaha mengalihkan pembicaraan.

Kepalanya menoleh saat mendengar suara mesin mobil, kembali menghisap rokoknya saat terdengar suara langkah kaki dan pintu yang terbuka. "Kenapa?" Ucapnya saat suara langkah kaki tak lagi ia dengar ketika pintu terbuka.

Hanya ada sunyi dan saat ia menoleh ia menatap datar pada sosok tinggi yang saat ini menatapnya dengan sekilas rasa kejut dan takut.

Dia berdecak dan menaruh batang rokok pada asbak, menggeser tubuhnya dan memindahkan kepala yang tengah berada di pangkuannya untuk merebah pada bantal sofa.

Kemudian berdiri dan melangkah menuju pintu, tepatnya menuju pemuda yang kini mematung disana. Kakinya berhenti saat tubuh tinggi kurus itu tepat berada di hadapannya.

"Pindahin ke kamar." Ucapnya menoleh pada sofa di belakang, kemudian kembali untuk menatap datar pada mata tajam yang kini terlihat linglung.

"Tadi dia nangis, lo hoki karena dia gak kasih tau gue kenapa. Karena kalo dia sampe cerita dan gue tau lo penjahatnya.." menghisap kembali batang rokok dan menghembuskannya pada wajah pria di hadapannya.

Tersenyum sengak dan menyentil batang rokok dengan bara yang masih menyala pada wajah pria di hadapannya. "Lo abis." Ucapnya sebelum benar-benar melangkah pergi meninggalkan bangunan itu.

Sebenarnya ia ingin menetap, ingin menggali apa yang tengah terjadi di antara keduanya. Namun ia rasa ia tak punya hak saat yang ingin ditanya hanya bisa menangis tanpa berniat untuk bercerita.

Alsaba, tentu saja. Siapa lagi memangnya?

Sedangkan sosok yang sedari tadi mematung, Hardinata, hanya bisa diam saat merasakan panasnya bara rokok menyentuh kulit wajahnya. Ia menunduk dan menatap puntung rokok di bawah kakinya sebelum mengangkat kepalanya dan menaruh atensi pada tubuh yang tengah meringkuk di sofa.

Melangkahkan kakinya mendekat dan berlutut untuk memandang wajah damai yang tengah memejam itu, hatinya berdenyut saat melihat mata yang terpejam sembab dengan jejak air mata yang masih sedikit tersisa di pelupuk indahnya.

Tangannya ia bawa untuk menyibak poni yang mulai panjang hingga menutupi mata, menunduk untuk mengecup kening itu hangat.

"Maaf." Gumamnya pelan sebelum mengangkat tubuh ramping itu dalam dekapannya dan ia bawa menuju kamar.

Hardinata, ia melupakan sesuatu. Bahwa kata maaf yang kini ia ucap adalah awal dari kehancurannya, dan perkara yang saat ini ia ciptakan adalah awal dari runtuhnya kepercayaan dan merenggangnya hubungan.

Hardinata lupa.

Hardinata lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

Kebablasan ga update, aku sibuk nyiapin berkas buat lamaran kerja:) btw sedikit-sedikit dulu ya, besok aku usahain up lagi dua chapter.

TERIMAKASIH^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TERTAWAN HATI : HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang