5. kenakalan

21 28 39
                                    

Langit mungkin bisa menjadi opsi kedua perihal ketenangan, karena opsi pertama lebih mampu menenangkan yaitu "sujud"-Rei-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit mungkin bisa menjadi opsi kedua perihal ketenangan, karena opsi pertama lebih mampu menenangkan yaitu "sujud"
-Rei-

*****

Meja makan keluarga Zein tampak khidmat menikmati sarapan

Raut wajah Nathan tampak tenang menyantap makanan nya, padahal dalam pikirannya berkecamuk bagaimana keputusan sang Abi tentang kelanjutan pendidikannya

Ekhemm "Bi, gimana sama keputusan Abi tentang Nathan yang harus jadi dokter" tanya Nathan

Abi Zein menghentikan makan nya lalu menatap sang putra "bukan nya Abi sudah menetapkan keputusan kemarin Nathan?" Ucap Abi Zein mengingat percakapan nya dengan Nathan tempo hari

"Tapi Abi mengambil keputusan secara sepihak bi" jawab Nathan berusaha membela diri

"Apa ridho Abi dan umi mu kurang cukup sebagai keputusan sepihak?" Balas abi Zein

Umi Aisyah tampak berusaha membuat Abi Zein kembali tenang dan tidak terbawa emosi

Nathan menghela nafas berusaha meyakinkan dirinya "Baik Abi, kalo itu keinginan Abi. Nathan siap melaksanakan perintah Abi, Nathan siap menuntut ilmu untuk jadi dokter bi" ucap Nathan berusaha tegar

Abi Zein melihat putranya lalu tersenyum hangat "ini baru anak Abi" ucap Abi Zein lalu memeluk Nathan

"Abi akan beritahu kabar baik ini ke paman kamu di Turki Nathan, dia yang akan mengurus dan menjaga kamu selama di Turki nanti" lanjut Abi Zein

Semoga ini yang terbaik, melihat senyum Abi dan umi sudah cukup menjadi alasan gue buat melepas cita cita gue batin Nathan sambil menatap Abi dan uminya yang terlihat bahagia

*****
Sementara di kediaman Atmajaya, Reon sang kakak tengah duduk diam sambil mendengarkan ceramah dan wejangan dari sang papah karena ulahnya kemarin yang membuat Reina menangis semalaman.

Sang papah pulang larut malam dan melihat lampu kamar Reina belum di matikan, ia berniat melihat sang putri sudah tertidur atau belum namun ia terkejut melihat Reina dengan kondisi yang bisa di bilang berantakan.

Mata yang sembab, hidung merah, rambut acak-acakan dan ia terduduk di pojok kamar sembari menunduk menutupi wajahnya, papah yang panik akhirnya mendekati putrinya dan bertanya ada apa

Reina yang masih menunduk pun mendongak dan kembali menangis mendengar sang papah bertanya demikian.

Reon masih setia mendengarkan ucapan papahnya yang di mulai dari sebelum subuh tadi, hanya di jeda sholat subuh berjamaah lalu di lanjut kembali hingga kini.

REINATHAN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang