ST||06

113 25 0
                                    

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06. Hari Bahagia

Sesuai ajakkan Januar tadi pagi. Kini Achel sudah stay di parkiran bersama Januar. Kedua remaja berbeda gender itu tengah menunggu kedatangan pria yang akan menjemput mereka.

Siapa? Tentu saja Jeffrey, Kakak laki-laki Januar yang baru Achel ketahui setelah sekian lama berteman.

"Tumbenan di jemput, Jan. Biasanya kan lo bawa motor sendiri," Tanya Achel penasaran karena memang biasanya Januar itu mengendarai motor sendiri. Cowok itu sangat Anti untuk di jemput.

"Motor gue di tilang kemarin, bokap gue lagi ngurusin ini masalah di kantor polisi." Jawab Januar tanpa berbohong.

"Pffftt, kok bisa?" Achel merapatkan bibirnya supaya tidak tertawa.

Januar berdecih, "Tu polisi sensian banget, gue kemarin gak sengaja langgar rambu lalu lintas padahal jalan lagi sepi juga tetep kena."

Dug

Achel menjitak kepala temannya itu dengan geram. "Justru lo yang salah, namanya peraturan lalu lintas itu harus di patuhi bukan di langgar." Ucapnya kesal.

"Lo kayak gak tau aja lampu merah di perempatan sono, nunggu lampu jadi hijau aja bisa sampai ubanan anjir."

"Itu mah lo lagi gak beruntung aja,"

"Ck, seterah lo." Januar mendelik kesal.

Kedua remaja berbeda jenis itu saling membelakangi. Achel merogoh saku roknya untuk mengambil ponsel miliknya yang bergetar.

Tut

"Halo?"

"Chel, Mama sama Om Retno lagi pergi ke bekasi, ke rumahnya Bude Erin soalnya anaknya Bude Erin si Mba Kala baru lahiran. InsyaAllah kalau gak kemalaman mama pulangnya jam sembilan." Ujar Levina dari seberang telepon.

"Rumah gak di kunci kan, Ma?" Tanya Achel gelisah.

"Lah dalah mama kelupaan, kuncinya mama bawa. Kamu masuk lewat jendela depan aja, kebuka kok jendelanya." Seru Levina baru ingat bahwa ia lupa meletakkan kuncinya di atas pintu, tempat biasa ia menaruh kunci jika pergi.

"Mana muat aku Ma."

"Segendut apa sih tubuhmu, yo pasti muat, ada ada aja kamu. Dahlah, Mama matiin, paketan Mama keburu habis ini, Limit."

Lalu telepon di matikan begitu saja.

Achel menghela nafas gusar, ia menaruh kembali ponselnya di dalam saku roknya. Ia juga melirik kearah Januar yang kini sedang meliriknya balik.

"Sendirian lo di rumah?" Tanya Januar yang tidak sengaja mendengar pembicaraan Achel dengan Mamanya.

Achel berdehem, "Hmm gitulah, Kakak sepupu gue baru lahiran makanya mama gue langsung capcus ke sana." Jawabnya.

Short Time[Jaerose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang