1. Si Agar-Agar

31 4 3
                                    

Terlihat di meja sudut dekat dinding paling belakang banyak coklat dan bunga yang bertaburan, cewek dengan rambut setengah ungu itu mendelik melihat banyak coklat di bangkunya.

"Argantara!" Zayla memaki tertahan lalu menggeser asal bunga dan coklat dari mejanya.

Lilia yang melihat itu memungutnya kembali. "Arga keknya suka banget, ya, sama lo."

Zayla mendecih lalu mengabaikan temannya untuk mencari pelaku yang telah membawakannya hadiah.

Saat sampai di kantin, Zayla melihat sekumpulan cowok yang tengah tertawa. Cepat cewek itu berlari ke depan Argantara yang terlihat asik memakan soto.

"Woi, agar-agar!"

Sekumpulan cowok itu langsung menoleh. Askara yang melihat hal itu hanya menggeleng pasrah dan kabur dari sana karena ia sangat mengerti sebentar lagi akan ada pertikaian antara Zayla dan Argantara, lebih baik Aska tak ikut campur.

"Ini kerjaan lo, 'kan?" Zayla melempar bunga-bunga itu ke depan muka Argantara yang kerap dipanggil Arga.

Arga tertawa perlahan. "Selamat pagi, Princess."

"Nggak waras," ringis Zayla lalu pergi dari sana.

"Semangat belajarnya, Ay!" Arga tersenyum sembari melambaikan tangan.

Zayla langsung berbalik dan melepaskan sepatu vansusnya. "Lo kalo ngomong sekali lagi, gue lempar pake ini!"

"Ampun, deh, princess!"

Zayla geram. Ia menarik napas panjang-panjang lalu kabur dari kantin.

Bertemu Argantara adalah hal gila yang ia pernah temukan dalam hidupnya. Kehidupan SMA-nya babak belur oleh cowok itu. Masalahnya adalah Argantara cowok famous karena ketampanannya, jika saja sifatnya tidak seperti itu, Zayla pasti akan menyukainya. Namun, Arga adalah kebalikan dari tipe Cowok Zayla, karena itu Zayla sangat risih.

Kalau dipikir-pikir itu bermula saat masa orientasi siswa.  Zayla sedang bingung dan agak resah menanti kelompok yang akan dibagikan  osis untuknya. Untungnya, langit masih berpihak padanya karena Lilia ternyata sekelompok dengannya.

Lilia adalah teman dekat Zayla dari SMP, mereka memilih jenjang SMA DIA yang sama hanya karena kebetulan.

Pada saat kakak osis sedang mengumumkan benda apa yang akan dibawa untuk besok di lapangan, perhatian Zayla teralihkan kepada sekelompok cowok yang diyakininya juga peserta orientasi siswa–karena pakaiannya sama–dengan santainya bergerak ke depan para murid yang tengah berbaris. Sudah dipastikan jika para cowok itu telat karena yang lain sudah berbaris.

"Eh, bocah! Baru hari pertama, udah telat. Kemana kalian sebelum ini?" bentak kakak kelas osis yang menyita perhatian seluruh siswa di lapangan.

Namun, tak di sangka, lima cowok itu tak menggubris kata-kata kakak kelasnya, apalagi cowok yang berada di tengah, Argantara, dia asik bermain ponselnya.

"Megan, lo gokil banget udah dapetin skin ini," katanya tetap fokus ke ponsel.

Zayla yang melihat itu seketika merasa mereka sangat sok. Dia menyenggol tangan Lilia, cewek dengan kepang dua yang tengah berbinar menatap lima cowok tersebut.

"Apasih?" ucap Lilia tanpa melihat Zayla.

"Siapa mereka, Li? Baru juga masuk, udah buat kesalahan." Zayla menatap cowok-cowok itu yang kini tengah berdebat dengan kakak kelas.

"Zey, lo serius nggak tau siapa mereka?" sarkas Lilia. Zey adalah panggilan khusus dari Lilia untuk Zayla. "Plis, deh, Zey. Mereka anak geng motor yang lagi naik daun itu! Gods of comander."

"Gods of Comender? Komandan tuhan?" ulang Zayla merasa tak yakin.

Lilia mulai menceritakan satu per satu dari lima cowok itu. Ada Argantara, cowok yang sibuk memainkan ponsel itu adalah ketua geng motor Gods of Comender, banyak cewek yang selalu centil kepadanya tetapi Argantara bahkan tak pernah melirik para cewek-cewek itu.

Kedua, Megan. Cowok yang tengah berdiri di samping Argantara dengan santai. Dari yang lain, Megan yang paling dingin, dia jarang bicara dan dia adalah tangan kanan Argantara.

Selanjutnya ada Askara, pria dengan kulit yang paling putih di antara mereka, dia sering gonta-ganti pacar. Ravindra, cowok yang paling normal di antara para inti Gods of Comender. Terakhir, ada Kevin, si paling jago balap liar.

"Mampus gue," racau Zayla mulai memikirkan bagaimana kehidupan SMA-nya akan kacau karena anak geng motor itu.

"Jeng jeng jeng! Kenalin! Gue Argantara, ketua geng Gods of Comender!"

"Siapa yang minta lo kenalan?" sarkas kakak osis yang lain.

Tak disangka, banyak orang yang terpana akan pesona Argantara, terkhusus para cewek yang bahkan menganga karena ketampanan inti dari geng itu.

"Hai, Arga," ujar para cewek bersahutan dengan gaya centil.

Argantara melihat sekelilingnya dengan puas tetapi ada satu hal yang membuatnya terheran-heran, di antara semua orang yang terpukau dengan geng motornya, ada satu orang yang malah sibuk dengan jamnya. Dia adalah cewek dengan rambut setengah ungu, wajahnya bersih dan sawo matang. Zayla.

"Kok, dia katarak, ya?"

"Siapa yang katarak, bos?" Askara menggamit lengan Arga lalu ikut melihat yang dilihat Arga tetapi cowok itu tak menemukan apa pun kecuali banyak lautan manusia yang tengah menatap mereka.

Itu pertama kali Arga melihat Zayla. Besoknya, Arga dan yang lainnya tengah di kantin. Cowok itu dengan sesekali bersenandung, berjalan ke stan penjual soto kesukaannya. Sialnya, soto itu sudah habis terjual.

"Yahh, udah habis, ya, Tante?" rengek Arga langsung tidak semangat.

Cowok itu melirik diam-diam cewek yang berdiri di sebelahnya sedang membayar soto terakhir yang dijual Tante Lodia hari ini. Entah kebetulan apa itu ternyata cewek yang sekarang di sebelahnya adalah cewek berambut setengah ungu itu, cewek yang berkali-kali Arga temukan dari kemarin.

"Soto kesukaan gue." Tanpa sadar Arga menggumamkan kata itu membuat Zayla tersadar lalu menatapnya.

"Oh, ambil aja punya gue." Tiba-tiba saja Zayla menyodorkan soto di tangannya, dengan keheranan mau tak mau Arga mengambil soto itu karena dipaksa Zayla.

"Se-serius?" Arga menganga. Masih tak bisa mencerna kejadian ini.

"Iya. Gue tadi udah makan model, kok." Cewek itu tersenyum lalu meninggalkan Arga yang terbeku.

Megan yang memang orangnya suka memperhatikan keadaan sekitar menyadari bahwa Arga terlalu lama memesan soto jadi dia berjalan dengan tangan di dalam kantung celana menuju ke arah Arga.

"Kenapa?" ucapnya heran melihat Arga diam seperti batu.

"Megan, dia orang yang selama ini gue cari."

Zayla tidak tahu jika hal sepeleh tersebut bisa membuat hari-harinya langsung berubah total.

Bersambung ....

Cerita ini ditulis oleh:
Naylanba dan Fahri

Mimpi Ajaib Argantara (Geng Motor dan Cewek Jutek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang