"Jika kita tidak ditakdirkan bahagia maka kita harus membahagiakan orang lain."
Rindu memang tak seharusnya menggebu, Zayla tahu betul akan hal itu. Dia bingung dengan perasaannya sendiri sebab walaupun cewek itu tak mau mengakui bahwa ia merindukan Argantara, ia tetap tak bisa.
Ini sudah hari kelima Arga tidak masuk, menurut Zayla tentu saja khawatir sedikit tidak apa-apa, jauh di lubuk hatinya Zayla merindukan sosok Arga.
Cewek dengan rambut digerai itu sengaja datang telat ke sekolah hari ini sebab alasan tertentu yakni biasanya Arga datang seringkali telat.
Setelah agak sadar ia menggeleng pelan, Zayla pikir kerawasannya bisa saja terenggut sebab selalu memikirkan si Argantara.
"Arga?" Pertanyaan itu menggantung di udara.
Manik mata Zayla seketika berbinar dan bibirnya mengukir secarik senyuman saat tak sengaja melihat sosok yang baru saja ia pikirkan di seberang jalan sekolah.
Zayla tanpa pikir panjang berlari untuk menghampiri Arga yang tengah menyeberang.
"Arga, lo ke mana aja?" Saat di depan gerbang sekolah keduanya bertemu.
Arga tak sengaja menatap Zayla tetapi hanya sesaat, sesegera mungkin ia putuskan kontak itu.
Seolah membiarkan pertanyaan itu menyangkut di udara, Arga malah membatu dan menduduk.
"Lo kenapa?" Zayla bertanya lagi.
"Gue udah telat, Zey."
Hanya empat kata itu yang terucap di bibir Arga, lalu cowok itu melewati Zayla tanpa tersenyum ceria seperti biasanya, tanpa ekspresi yang biasanya selalu ditampilkan cowok itu.
Zayla kaku, dia bingung akan perlakuan Arga sekarang. Namun, ia tersadar saat bel tanda masuk kelas telah berbunyi.
Sebisa mungkin Zayla mengusir pikiran buruk yang hinggap di kepalanya.
"Kenapa dia manggil gue Zey? Biasanya Princess atau Ay? ucap Zayla bingung. Lalu ia menggelang pelan. "Mungkin dia lagi ga mood."
***
Cewek itu semakin kalut, rambut setengah ungunya sudah memudar tanda tak diurus, setelah kejadian itu Arga tak kelihatan batang hidungnya di mana-mana.
Arga kembali tidak masuk sekolah yang membuat Zayla bingung sendiri, ditambah setelah Arga seakan-akan menjauhinya pada pertemuan mereka terkahir kali.
Zayla bahkan mencari-cari keberadaan cowok tengil itu di tempat biasa dia nongkrong tetapi nihil, lalu tanpa sengaja Zayla mendengar gosip yang membuatnya semakin takut.
"Eh, lo denger 'kan katanya Arga mo pindah sekolah?"
"Arga nggak mungkin pindah sekolah!" Tanpa sengaja dengan suara setengah bergetar gadis itu berteriak membuat dua gadis lain yang tengah membicarakan Arga kaget bukan main.
'Nggak, Arga nggak mungkin PHP selama ini.' Zayla membatin dalam hati walau berusaha mati-matian menahan isak tangis.
***
"Lepasin gue atau cewek lo yang nanggung akibatnya."
Arga menghela napas keras-keras lalu membuang puntung rokok yang masih banyak tersisa, beralih mengambil satu batang lagi lalu menghisapnya kuat-kuat.
Arga diam sembari menatap jalanan Jakarta yang ramai, sesaat kepalanya terasa berat, ia pun tersadar.
"Nggak, gue nggak boleh stress," ucap Arga pada dirinya sendiri lalu menarik napas dan membuangnya berkali-kali secara teratur.
Tepat saat itu panggilan dari Dokter Andre membuatnya mengernyit keheranan.
Arga hanya menghela napas saat Dokter muda itu ingin bertemu dengannya, seperti sekarang ia tengah melajukan motor besarnya dengan cepat ke arah kafe yang jaraknya tidak jauh.
Di sana, Dokter Andre melambaikan tangan dan menyuruh Arga untuk duduk di seberang mejanya.
"Aku udah lama nggak tau kabarmu, Ga. Kamu baik-baik aja?" kata Dokter tersebut membuat Arga merotasikan bola matanya malas.
"Gue nggak papa," ketus Arga melipat kedua tangannya.
"Bagus kalo gitu, dan aku juga berharap kalo kita gabakal ketemu lagi."
***
Pagi ini mendung menghiasi jalanan yang telah ramai penghuninya, Zayla sangat lesu untuk sekadar datang ke sekolah, oleh sebab itu dia sengaja memperlahankan langkahnya, membiarkan semilir angin meniupnya pelan.
Sesaat ia melihat siluet sesosok Argantara, Zayla berlari ke arah cowok yang tengah berjalan tersebut.
Benar saja, itu adalah Arga. "Lo kemana aja?" Tanpa basa-basi Zayla berbicara.
"Nggak kemana-mana."
Arga menunduk, atau sesekali menatap ke kiri dan kanan seolah tak ingin menatap gadis di depannya. "Kenapa lo ngehindarin gue?"
Arga meneguk salivanya sebentar. "Perasaan lo aja."
Zayla yang mendapat jawaban itu pun kesal bukan main. "Gue khawatir sama lo."
"Lo nggak berhak khawatir!"
Tanpa disangka oleh Zayla, Arga meninggikan suaranya. Hal itu tentu saja membuat Zayla syok dan mundur satu langkah diam-diam.
Cewek itu berusaha sebisa mungkin untuk tidak mempelihatkan keterkejutannya saat tadi dibentak oleh Arga. "Lo kenapa sih, hah?
Arga menggeleng perlahan. "Cukup, Zey," ujarnya kembali menormalkan nada suara.
"Cukup apa bangsat? Lo gila, ya? Gue udah mau berusaha responin elo, tapi lo malah kek ini? Nyesel gur mau baik ke cowok brengsek kayak lo!"
Zayla mengatakan itu dengan nyalang dan berteriak membuat beberapa penghuni sekolah yang ingin masuk kelas mempusatkan perhatian mereka.
Setelah mengatakan itu Zayla pergi dengan langkah berdentum-dentum dan tak dapat lagi membendung air matanya. Ia tak suka dibentak.
Sementara Arga menunduk, tanpa orang lain sadari wajahnya sudah pucat pasi. Di dalam hati Arga, dia kecewa pada dirinya sendiri, di dalam relung hati kecilnya Arga menyesali apa yang telah keluar dari mulutnya tadi.
Tanpa aba-aba seorang cowok datang menggamit lengannya asal, menuju ke tempat yang agak sepi.
"Karena Bara?" Itu ialah Megan. Ia tak sengaja menguping pembicaraan antara Arga dan Zayla tadi.
Arga menghempaskan tangannya dari Megan. "Gue lagi males ngomong."
"Jangan. Kerumah. Gue," sahut Megan dengan nada ketus dan setiap kata ditekankan.
Emosi Arga pun kembali menyeruak mendengar penuturan Megan. "Lo tau posisi gue kek gimana Megan!"
Megan tetap santai dengan tangan di dalam kantong celana menanggapi Arga yang tengah menatapnya dengan amarah.
"Gue percaya lo sebagai ketua karena lo selalu pegang keputusan lo. Lo yang pertama kali deketin dia dan lo yang ambil keputusan itu, tanggung jawab lo mana?"
mulai beberapa bab kedepan kita fokus ke Arga! Siapa yg kepoo latar belakang Arga hahahhaa♡('ω')♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Ajaib Argantara (Geng Motor dan Cewek Jutek)
Teen Fictionkehidupan SMA Zayla berubah saat bertemu Argantara, ketua geng motor Gods of Commander yang selalu berusaha mendekati Zayla dengan cara apapun. Dari mengirim hadiah sampai mencari rumah Zayla. Zayla yang terbiasa dengan hadirnya Argantara lama kela...