prolog

75.3K 3.8K 231
                                    





Nyuakk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyuakk..💃🔥

Happy reading

***


Suara ketikan keyboard dengan  komputer yang masih menyala memancarkan sinar ke wajah seorang gadis, dengan rambut yang di kuncir kuda dan sebuah kacamata bulat yang sesekali naik turun bertengger di hidung peseknya. Gadis itu memandang komputer nya dengan tatapan sayu. Dia sangat lelah, kepala nya sudah sangat sakit tapi dia harus tetap melakukan kewajibannya sebagai karyawan.

Mata panda yang terlihat jelas di bawah mata, menjadi penanda betapa lelah nya ia.  Bagaimana tidak, sudah tiga hari ia bergelut didepan komputer untuk bisa secepatnya menyelesaikan laporan yang ia terima dari atasan.

Gadis itu bernama Citra Laila Zanna. Gadis yang kerap kali dipanggil citra. Ia sudah memasuki kepala dua, dimana sekarang ia berusia dua puluh dua tahun. Sebagai anak pertama, Citra harus menjadi tulang punggung keluarga selepas sang ayah menghadap sang pencipta.

Sudah lebih lima tahun kepergian ayah, tentu saja itu bukan hal yang mudah bagi citra untuk menerima keadaan. Dimana dulu nya ia hanya seorang gadis manja yang selalu di berikan beribu kasih sayang oleh sang ayah tetapi keadaan itu harus berubah dimana Citra harus di tuntut menjadi dewasa sebelum waktunya. Selepas kepergian ayah, Citra harus banting tulang untuk mencukupi kehidupan sehari-hari ibu dan juga adik nya.

"Akhirnya nih laporan selesai juga,"lirih Citra menghela nafas seraya memasukkan barang barang kedalam tas seperti dompet, handphone, buku catatan dan botol air minum tentunya.

"Akhirnya aku bisa tidur nyenyak tanpa memikirkan laporan ini."

" Rena aku duluan ya!" teriak Citra dari kejauhan seraya menatap meja kerja  Rena yang sedang fokus menatap komputer dan menghiraukan teriakan Citra.

Citra melirik jam tangannya, jam itu sudah menandakan pukul delapan malam. Citra melangkahkan kaki ke arah parkiran dimana motornya terparkir.

Sesampainya parkiran, Citra menyalakan motor Scoopy nya dan mengendarai nya meninggalkan tempat parkiran. Citra sempat memberikan klakson kepada satpam yang sedang berjaga.

*****

Suara kendaraan juga suara klakson yang bersautan terdengar ditelinga Citra. Bangunan-bangunan mewah menjulang tinggi, apa lagi dengan cahaya lampu yang bersinar begitu indah di mata Citra dibawah gemerlap nya sinar bulan yang semakin menambah kesan estetik.

Pohon-pohon yang berjejer rapi ditengah jalan menghiasi jalan raya, pohon itu bukan semata-mata ditanam begitu saja di sana. Tapi, pohon-pohon itu juga punya fungsi tersendiri.

Dimana ia akan membersihkan udara dan memberikan perlindungan terhadap panas dan mengurangi emisi perubahan iklim, fungsi utama pohon yang ditanam di tepi jalan raya adalah untuk menyaring debu dan polusi udara yang dikeluarkan dari kendaraan-kendaraan.

Karna keasikan menghayal, tanpa di sadari oleh Citra dari arah barat terdapat truk dengan tempo yang sangat cepat menuju ke arah nya, seperti nya rem mobil itu tengah blong mengingat dari tadi truk tersebut terus-menerus membunyikan klakson.

Sial nya Citra sudah terlambat untuk menghindari truk itu hingga akhirnya mobil itu menghantam motor Citra yang membuat tubuh nya terlempar jauh, hingga naas kepala Citra menghantam sebuah pembatas jalan.

Baju putih yang di kenakan Citra mulai berubah menjadi merah pekat, darah segar dengan ciri khas nya yang berbau anyir mulai menusuk indra penciuman Citra. Teriakan warga menarik perhatian semua orang yang membuat mereka berlari berdatangan menghampiri tubuh Citra yang sudah berlumuran darah. Mereka berlomba-lomba menanyakan keadaan nya tapi Citra merasa sangat sulit untuk menjawab, dia masih syok dengan kejadian yang menimpanya.

Beberapa warga men-video kejadian nahas yang baru saja Citra alami.

"Nak apa kamu baik baik saja?" Tanya seorang pria beruban yang menatap Citra dengan penuh kasihan.

Citra hanya diam melirik kearah nya, bisakah pria yang ada di hadapan nya tidak menanyakan sesuatu yang sudah ia tau sendiri jawabannya? Sudah tau dia lagi terluka, bukan nya menelpon ambulans malah memvideokan dirinya.

Perlahan tapi pasti pandangan Citra perlahan mulai memburam.

Dari kejauhan Citra bisa mendengar suara sirine mobil ambulans dan juga sirine mobil polisi walaupun sayup-sayup.

"Citra bangun nak, ini ibu!" teriak wanita paru baya menatap Citra panik bercampur khawatir. Wanita itu__ibunya  Ibu menepuk pipi Citra.

"Ibu..." lirih Citra memegang pipi ibu nya dengan tangan bercampur darah langsung mengenai wajah ibu.

"Ibu m-aafin c-itra k-arna b-elum b-isa m-ewujudkan i-mpian ibu..."lirih Citra terbata-bata dengan nafas yang sudah tersengal-sengal.

Citra sudah tidak bisa menahan mata nya untuk terus terbuka. Bahkan ibu nya sudah berteriak agar Citra tidak menutup mata. Tapi, Citra sudah tak tahan. Ia  menyerah.

"CITRA BANGUN NAK, TOLONG KAMU JANGAN TINGGALKAN IBU NAK CITRA BUKA MATA KAMU NAK. CITRA!!!"

Saat ini Citra hanya bisa meminta maaf kepada ibu nya karna belum bisa membahagiakan ibu nya. Bahkan ia belum bisa mewujudkan keinginan nya untuk naik hj.

Selamat jalan citra semoga kamu tenang di alam sana 🥀

Selamat jalan citra semoga kamu tenang di alam sana 🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Transmigrasi Wife AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang