Chapter three

44.8K 2.9K 54
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.......


Kedua tangan Citra mengepal kuat, menggenggam rasa marah dan kecewa setelah kembali mengingat masa kelam yang dialami Kim Tae Ri. Dalam pikirannya, terbayang jelas sosok suaminya, Kim Donghyuk, yang lebih memilih untuk bersenang-senang dengan kekasihnya, meninggalkan istri yang cantik dan baik hati ini dalam kesedihan.

Wajah Citra terasa memanas, darahnya berdesir naik ke pipi. Alisnya berkerut, menunjukkan betapa tidak terima dan penuh amarahnya ia pada keputusan Donghyuk. Napasnya terengah-engah, seolah mengeluarkan semua energi yang terkumpul dalam dadanya. Setiap kali ingatannya melayang pada kebodohan suaminya, tubuhnya terasa kaku, seolah segala ketegangan di dunia ini terpusat padanya.

“Memang pantas dia dipanggil ‘Satakur,’ suami yang tidak bersyukur!” geram Citra dalam hati, suaranya nyaris berbisik.

“Dia sudah diberi istri yang cantik dan mencintainya dengan tulus, tetapi dia malah memilih wanita badut pancoran yang karakternya sama buruk dengan setan.”

Rasa amarahnya semakin menggebu ketika ia memikirkan betapa mudahnya Donghyuk melupakan semua pengorbanan Tae Ri. Seharusnya, suaminya itu menyadari betapa berharganya cinta yang dimiliki, namun kenyataannya, ia lebih memilih untuk terjerumus dalam hubungan yang tidak berharga. Citra merasakan detak jantungnya yang berdengung keras, seolah berusaha menyuarakan semua rasa sakit yang terpendam.

"Lihat si brengsek itu!” Citra meluapkan kemarahannya, suaranya penuh dengan kepahitan.

“Istrinya sedang melahirkan, dia malah keluyuran ke sana-sini dengan pelakor!” Marahnya tidak tertahankan, jari telunjuknya mengarah pada foto Kim Donghyuk yang terlihat ceria di sebuah acara, seolah tidak ada beban di pundaknya.


Citra menatap putranya, Sean, yang tengah memandangnya dengan mata polos. “Nak, nanti kalau kamu sudah besar, jangan seperti bapakmu, ya? Brengsek, soalnya!” Dia berusaha menyampaikan pesan yang dalam meski dengan nada bercanda. Dia ingin anaknya memahami arti tanggung jawab dan kasih sayang, bukan hanya mencari kesenangan semata.

“Lihat saja, kalau aku ketemu, aku bakal menendang burung beo-nya! Semua cowok memang brengsek. Mau yang enak doang. Giliran sudah punya anak, malah hilang, tidak mau bertanggung jawab!” Geramnya dalam hati, memandangi foto remaja Donghyuk yang ada di pencarian Google.

“Dasar, muka pas-pasan kok mau selingkuh,” ia meringis, rasa benci menggerogoti hatinya.

“Dasar, muka pas-pasan kok mau selingkuh,” ia meringis, rasa benci menggerogoti hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Wife AktorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang