"Selalu ada celah untuk bertahan"
°
°
°
"Hwaaaaaaa"
"Adek!"
Terlihat anak kecil yang sudah tengkurap di tanah dengan tangisan yang kencang lalu datang anak laki-laki sedikit tinggi yang terburu berlari menuju anak yang menangis.
"Ya ampun...sini bangun,kan kakak udah bilang jangan lari-lari,kan jadi jatuh".
"Hiks...hiks cakit aka...huhu..."
Sang kakak membangunkan perlahan tubuh kecil sang adik menjadi terduduk,seketika tubuh sang kakak menegang melihat apa yang terjadi pada adiknya
"Adek berdarah..."
Sang kakak melihat siku dan lutut sang adik itu mengeluarkan sedikit darah.
"hwa-"
"Hwaaaaaaa hiks berdarah ada darah adek berdarah hwaaa"
Ketika sang adik hendak menangis ternyata sang kakak lebih dahulu menangis kencang membuat sang adik terdiam melihat bagaimana sang kakak yang menangis tersedu-sedu.
Mata hazel sang adik melihat bergantian luka dan wajah memerah sang kaka,di pikirnya kenapa kakak menangis padahal adik yang terluka.
"Hiks hiks nda!"
Sang adik masih tak mengerti dengan keadaan sampai akhirnya datang wanita cantik pada mereka.
"Ya Allah...kakak,kenapa sayang"
Wanita itu berlari kecil menuju ke dua kakak beradik itu.
"Hiks nda...hiks adek....hiks da-rah hiks..."
Sang wanita yang di panggil bunda melihat sang adik yang sudah terduduk di tanah dengan siku dan kaki yang terluka.
"Astaghfirullah,ini kenapa...bisa berdarah,adek habis ngapain?!"
"Hiks...jatuh...hiks ade jatuh...nabil gak jaga kafee, berdarah...hwaaaaa"
Tangis nabil kecil semakin kencang,rasa khawatir dan bersalah mendominasi dirinya.
"Eh eh,kok nambah kenceng nangis nya,udh kak,ini adeknya yang jatuh aja gak nangis"
Sang adik memiringkan kepalanya.
"Nda?aka nanis huhu...tenapa?"
Bunda hanya tersenyum gemas melihat wajah polos sang adik yang masih tak mengerti.
"Aka da jatuh,aka dalah-dalah engga,tenapa nanis nda?adek jatuh nanis hulus-halus huhu...ditu nda"
"Haha...Bicara apa sih sayang"