Awalan Hari Yang Buruk

3 2 0
                                    

Sebuah sinar menerobos masuk dari bilik kamar Putra, seorang pria yang hidup nya suka-suka dan bekerja sebagai barista di Angela Bar. Bar yang terkenal dengan mahal nya sewa meja, minuman maupun makanan nya.

"Ck!" decak nya ketika sinar matahari itu tepat mengenai mata nya.

Putra mengubah posisi nya dan mencoba kembali tidur. Maklum, dia baru pulang subuh tadi dan langsung tertidur saat dirinya bersentuhan dengan kasur empuk milik nya. Tapi posisi itu membuat punggung nya yang bertelanjang itu terasa panas.

"Sialan!" umpat nya.

Dengan emosi Putra bangkit dan hendak menuju jendela tapi dia terjatuh ketika kaki nya tak sengaja tersandung dengan beberapa botol kaca dari minuman beralkohol yang belum sempat dia bereskan.

"Anjing!" umpat nya lagi. "Mau tidur aja ribet banget, setan!"

Masih dengan emosi yang menguasai nya, dia menyepak keras benda yang menghalangi nya itu ke dinding kamar nya hingga pecah. Suara pecahan itu terdengar oleh beberapa tetangga nya yang berada di kanan dan kiri dari apartemen nya.

Setelah memastikan tidak ada sinar yang masuk ke kamar nya, Putra pun berjalan kembali menuju kasur empuk itu dan bersiap tidur sampai sore tiba. Tapi ... beberapa ketukan pintu terdengar oleh nya.

"Duh ... siapa lagi sih? gua mau tidur gak jadi-jadi," ucap nya.

Putra menghiraukan ketukan pintu itu dan memilih menegelamkan kepala nya menggunakan bantal. Tapi ketukan itu malah semakin kencang ditambah dengan teriakan dari orang itu.

"Woi! buka pintu nya, gua mau bicara!"

"Bangsat! Gua tonjok juga lu," geram Putra.

Dia berjalan ke arah pintu apartemen nya dengan wajah yang marah, dia ingin tau siapa orang gila yang berani-berani nya menganggu waktu tidur nya. Ketukan itu masih berlanjut bahkan saat Putra hendak membuka pintu.

"Woi anjing! Lu gila ya?! Gangguin orang pagi-pagi, lu kagak ada kerjaan apa?!" maki Putra tanpa basa basi.

Seorang wanita muda terlihat, dia memakai sebuah kaos oversize berwarna Lilac dan celana training berwarna hitam. Wajah nya terlihat manis dengan kacamata yang bertengger di hidung juga rambut yang diikat kuncir kuda. Wanita itu menatap Putra yang terlihat acak-acakan dari atas ke bawah.

"Eh, lu yang gila! lihat noh penampilan lu kayak orang stres," maki wanita itu, tak mau kalah.

"Diem lu!"

Putra memelototi wanita itu, dia merasa sangat tidak senang ketika waktu tidur nya diganggung apalagi oleh seorang wanita. Kalau pria pasti sudah dihajar nya dari tadi.

"Lu yang diam! lu bisa kagak gak usah bikin kebisingan dengan lempar-lempar bareng gak jelas? kalau lu stress mending ke rsj aja, jangan ganggu ketenangan orang lain di apartemen ini!" sembur wanita itu.

"Bil ... Billa! udah, segan sama tetangga yang lain," ujar seorang pria yang keluar dari lift beberapa menit yang lalu.

Awalnya pria itu hendak mengacuhkan doang dan menunggu teman wanita nya itu menyelesaikan urusan nya dengan seorang pria dengan nomor apartemen 035. Tapi melihat pembicaraan mereka semakin panas dan beberapa orang keluar dari apartemen masing-masing membuat nya mau tak mau harus melerai kedua orang tersebut.

"Gak bisa, Adi. Nih orang perlu gua peringatin karna udah beberapa kali ganggu ketenangan gua," keluh wanita bernama Billa.

"Lu kalau ngomong di jaga ya, Nyet! Suka-suka hati gua emang lu yang bayar apartemen gua, ha?!" berang Putra.

"Lu tuh!!!" geram Billa. "Kalau cewek dah gua jambak juga rambut lu!" lanjut nya.

"Kalau cowok lu udah gua patahin tulang lu!" balas Putra tak mau kalah.

"Eh mas, ngomong sama cewek gak boleh kayak gitu," timpal pria yang bernama Adi.

"Diem lu! urus noh cewek lu yang gila tu! ganggu orang tidur aja," tekan Putra lalu masuk kembali ke dalam apartemen nya.

Billa yang tak terima pun langsung mengendor kembali pimtu itu tapi langsung dicegah Adi.

"Udah Bil ... udah. Orang kayak dia susah dibilangin," ucap Adi. "Sekarang redain dulu emosi kamu, tarik napas ... buang ..." lanjut nya.

Billa pun mengikuti ucapan Adi dan melakukan nya beberapa kali sebelum beranjak dari pintu apartemen milik putra. Setelah merasa cukup tenang, Adi hendak mengajak Billa berjalan menuju lift namun teriakan dari Billa membuat Adi kaget.

"Gua sumpahin hidup lu sial mulu!" teriak Billa untuk Putra.

"Billa ...!" protes Adi.

"Gua bisa denger ya, Nyet!" sahut Putra dari dalam apartemen nya.

Mendengar balasan dari pria yang dianggap Billa sebagai orang stress itu pun langsung berlari kencang menuju tangga darurat, karna menunggu lift terlalu lama apalagi kalau Putra mengejar nya.

Dan awalan hari yang buruk pun dimulai!

.
.
.
.
.

Hai!

Aku kembali dengan cerita yang baru dan genre yang baru 💖

Tapi aku mau infoin kalau khusus cerita ini akan ada banyak nama yang akan disebut karna cerita ini butuh banyak pemain hehe.

Ntar jangan lupa vote tiap bab ya, thank you 😉

Happy reading ya!


Kota MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang