Chapter 1

2K 15 0
                                    

"Terima kasih ya, sudah menjaga Dino hari ini…" Ujar lelaki usia 34 itu kepadaku setelah ia menggandeng tangan anak bernama Dino. Aku pun tersenyum sopan membalas terima kasihnya itu. Tak memakan banyak waktu, pria dan anak itu pun pergi dengan mobil hitamnya. 

Aku pun masuk ke dalam daycare lalu kurebahkan badan ku di atas tikar bercorak bus Tayo yang semua anak-anak gemari. Seluruh tubuhku terasa kaku dan nyeri mengejar anak-anak seharian. Ku tarik nafasku dalam-dalam, merasakan semua otot-ototku relaks.

Dino… anak itu agak berbeda dari anak-anak yang lainnya. Dari pagi hingga sore ia terus menangis. Sudah ku coba beberapa cara untuk menenangkannya tapi usaha ku sia-sia. 'Ayah…' hanya kata-kata itu yang ia tangisi sepanjang hari ini.

Terkadang aku menatap semua anak-anak di daycare, mereka terlihat ceria seperti tidak memiliki beban hidup. Memang sepantasnya mereka berlaku seperti itu. Hanya saja terkadang kisah hidup mereka bisa terbilang cukup sedih. Ada orang tuanya yang sudah cerai, ada juga orang tuanya yang sibuk dengan kerja hingga larut malam, dan ada juga orang tua yang meletakkan anaknya disini karena tidak mau ribet untuk menjaga anak-anak mereka. Sungguh aku merasa prihatin kepada mereka semua...

"Miss Hani, obat-obat Dino tertinggal!" Panggil salah satu rekan kerja ku yang berlari keluar dari ruang isolasi. 

"Oh shit…" ujarku pelan supaya anak-anak yang lain tidak dengar. "Terima kasih ya Miss Doris," kataku saat mengambil obat pilek Dino dari tangannya.

"Iya Miss… sama-sama."

Ku keluarkan hp ku yang selalu kuletakkan di dalam saku apron ku. Mencari kontak ayahnya Dino. Chat kami hanya penuh dengan laporan-laporan tentang Dino, tidak pernah keluar dari topik itu. Aku pun mulai mengetik untuk memberi tahu ayah Dino bahwa obat-obatan anaknya telah tertinggal. Biasanya bila barang tertinggal mereka akan menitipkan di daycare, hanya saja ini yang tertinggal adalah obat yang pasti akan diminum sebelum tidur. 

Mohon maaf miss tapi Dino perlu minum obatnya malam ini… apa boleh setelah kerja miss mengantarnya ke perumahan saya? Kita ketemuan di convenience store terdekat saja… terima kasih 

Itu jawaban ayah Dino. Aku sama sekali tidak merasa keberatan karena arah rumah ku searah dengan komplek nya Dino. 

Tinggal setengah jam lagi jam kerja ku akan selesai. Sementara menunggu jam pulang aku pun bergegas untuk mengganti baju. Aku leraikan rambut hitam yang seharian sudah ku ikat, aku pun memakai baju kemeja oversize putih yang lengannya telah digulung sampai sikut dan celana jeans berwarna hitam. Lega rasanya lepas dari seragam daycare yang penuh dengan muntah dan ingus anak-anak. 

Aku keluar dari kamar mandi dan melihat tidak ada lagi anak-anak yang tersisa. Sepertinya mereka semua sudah pulang saat aku sedang mengganti pakaianku. "Miss, aku pulang dulu ya," ujarku kepada rekan-rekanku. 

Aku memesan ojek online menuju perumahannya Dino. Tak lama setelah itu ojek ku pun datang dan kita pun berjalan menuju convenience store dekat rumahnya Dino.

Rumahnya tidak terlalu jauh dari daycare, hanya memakan waktu sekitar 10 menit. Sewaktunya aku tiba di sana, aku mencari sosok ayah Dino tapi ia belum terlihat sama sekali. Saat aku baru saja ingin mengirim pesan untuk menanyakan dimana dia, ada pesan masuk.

Ayah Dino
Mohon maaf miss… Dino ketiduran dan dirumah tidak ada siapa-siapa… apa miss bisa datang langsung ke rumah saya?

Me
Oh iya baik ayah… saya menuju ke sana sekarang

Ayah Dino
Baik, terima kasih miss… alamat saya di Blok C No. 30 ya miss… mohon maaf merepotkan…

Me 
Iya, tidak apa-apa kok

(Care)GiverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang