Pintu lift terbuka. Tidak ada korridor atau pintu. Saat pintu terbuka aku langsung melihat ruangan yang luas dengan sofa yang di tengah-tengahnya. Di antara sofa-sofa itu ada meja yang penuh dengan minuman keras berbagai macam. Mulai dari bir sampai whiski pun juga ada dan hampir semuanya telah terbuka.
Aku pun mencari sosok Wonwoo yang tidak terlihat sama sekali. Kamar tidur, balcon, hampir semua ruangan yang ada sudah ku cek. Hanya ada satu kemungkinan, ia berada di kamar mandi. Tanpa fikir panjang lagi aku membuka pintu dari kamar mandi tersebut dan melihat Wonwoo tergeletak di lantai.
Aku menggoyangkan badan Wonwoo mencoba untuk mensadarkannya, tapi dia tidak bergerak dan masih saja dalam keadaan tidak sadar diri. Rasa panikku mulai mendalam, aku tidak tahu harus apa. Aku tak ini menjadi memori terakhirku dengan Wonwoo.
Aku mendekatkan kupingku di dadanya. Lega sekali hatiku saat aku mendengar detak jantung Wonwoo. Untunglah ia hanya tertidur. Aku menghela nafasku. Sepertinya dia mabuk berat sampai-sampai bisa tertidur di lantai yang dingin seperti ini.
Aku menumpangkan lengannya pada bahu ku lalu mencoba menyeretnya ke dalam kamar.
Ku hempaskan badanya pada kasur yang terlihat sangat empuk. Aku pun tidak bisa menahan diriku dari empuknya kasur ini lalu merebahkan diriku di samping Wonwoo.
Mata Wonwoo tiba-tiba terbuka dan ia pun terduduk dari tidurnya. Matanya lega melihatku dan langsung menarikku ke dalam pelukannya yang hangat. Semua rasa cemas dan khawatirku juga meleleh merasakan hangat pelukan Wonwoo.
Ia menghusap rambutku lalu mecium keningku. "Hani. Aku rindu denganmu." Katanya. Dari suaranya, aku tahu Wonwoo masih belum sepenuhnya sadar.
Aku mendorong badan Wonwoo. "Kamu ini apa-apaan sih Wonwoo? Kamu sudah bikin aku cemas gak karuan, aku fikir kamu tuh di apain orang atau apa gitu yang membahayakamu tapi ternyata kamu hanya mabuk berat dan kamu hanya ingin mempermainkanku saja, iya kan?" Bentakku kepadannya. Aku berkali-kali mendorong badannya kesal, tapi dadanya menahan semua doronganku. Ia pun berhasil menarikku ke dalam pelukannya yang hangat dan lantas membuat hatiku melunak dan mataku pun menjatuhkan air mata.
Aku menangis sejadi-jadinya, di depan orang yang kusukai. Aku benci saat dia tidak menganggap ku ada, aku sangat benci setiap kali dia memalingkan wajahnya dariku, aku paling benci setiap kali dia bersedih aku selalu berada untuknya. Aku benci perasaan ini!
Wonwoo yang melihat ku menangis menggendongku menuju ke atas kasur. Sendi-sendiku terasa lemah untuk melawan badan kokohnya Wonwoo. Ia meletakkanku dengan pelan lalu membelai rambutku dan mencium keningku. "Hani kenapa sedih?" Tanyannya. Aku bisa berkata apa-apa lagi dan hanya mampu menggelengkan kepalaku. "Hani… aku tidak bermaksud menyakitimu… aku tidak ada maksud mempermainkanmu…" ujarnya lirih.
"Sudah cukup Wonwoo! Kamu mau apa dari aku? Katakan sekarang dan aku akan beri apa yang kamu mau tapi tolong berhenti mempermainkan perasaanku…" Ucapku sembari menutup mukaku dengan kedua tanganku.
"Apa yang aku mau? Aku hanya ingin dekat denganmu Hani… aku ingin kenal kamu lebih dekat lagi… aku ingin kamu, Hani…" Aku hanya bisa terisak dalam tangis, aku belum percaya sepenuhnya lontaran kata-kata yang ia keluarkan. "Hani, aku mohon. Aku minta maaf kalau belakangan ini aku menjauh–"
"Kenapa?" Ku tatap matanya dengan dalam. Dia pun menatapku heran.
"Karena aku juga takut dengan perasaan ku sendiri…" Ia menundukkan kepalanya dan mejawab dengan lirih. Aku hanya bisa menatapnya dengan mata sembabku. "Hari itu aku terbangun sebelum matahari terbit dan teringat dengan Dino. Pas aku pulang aku melihatnya tertidur pulas di samping Olivia dan aku takut perasaanku dapat melukai hati kecilnya. Sebelumnya aku puas melihatmu dari kejauhan, saat aku menjemput Dino aku dapat bertemu denganmu dan melihat senyumanmu tapi setelah ciuman pertama itu, aku semakin rakus dan ingin kamu untuk selalu dekat denganku…" Jelasnya. Air mataku berhenti menetes , disaat seperti inilah rasa prihatinku kepada Wonwoo kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Care)Giver
RomanceHani adalah seorang caregiver di sebuah daycare dimana orang tua yang sibuk bekerja menitipkan anak-anaknya. Pada suatu hari, kesilapan kecil membuatnya jatuh hati kepada Wonwoo, salah satu orang tua didikan anaknya.