Tentang 'kita'

26 3 8
                                    

Aku terlalu berekspektasi lebih pada manusia sehingga tanpa sadar mereka menyakitiku secara perlahan.

"Arasha Mahreen Ramadhani"


Malam itu sepi, tenang, dan menyenangkan. Acha suka suasana malam, karena malam bisa memberikannya ketenangan tanpa ada usikan dari manusia manapun. Rasanya ia ingin selalu bersama suasana malam yang menenangkan ini. Andai kehidupannya semenenangkan malam maka ia akan merasa damai dengan kehidupannya sendiri.

Acha baru saja selesai membersihkan diri, dan melakukan ritual malamnya. Ia menatap langit malam itu dengan handphone yang tetap dalam genggamannya.

Senyuman manis itu tercetak jelas pada bibir Acha saat melihat rembulan yang mulai menampakkan diri dari halangan para mega. Bumi di berikan cahaya yang indah oleh rembulan yang tak kalah indahnya.

Handphone yang berada dalam genggamannya itu mulai terangkat dan mengarah pada langit. Potret demi potret gambaran langit yang indah itu tersimpan pada memori handphone itu.

Bahagia ternyata sesederhana itu. Ia berhasil melihat indahnya malam saja sudah merasakan bahagia. Apalagi jika nanti garis takdir Tuhan membawanya pada bahagia yang tak pernah ia rencanakan.

Ting!

Notifikasi dari handphone itu berbunyi. Huh siapa yang menggangu malamnya ini? Tak bisakah ia tenang tanpa usikan dari satupun orang? Ck! Menyebalkan.

Notifikasi tadi ternyata berasal dari WhatsApp. Acha menyipitkan matanya saat melihat nama siapa yang tertera pada locksecreennya.

"Tumben banget dia chat gue? Ada apa sih?" Tanya Acha heran pada dirinya sendiri.

Agra Ganteng!

Cha

Ha?

Kabarnya gimana?

Alhamdulillah baik, lo sendiri gimana ki?

Gue juga baik, Alhamdulillah🗿

Itu emoji batu bisa gak jangan di pake mulu? Sepet nih mata gue ngelihat

Padahal lucu loh emojinya

Lucu pala lo. Dasar aki-aki

Eh Cha. udah dulu ya, mau lanjut kerja.
Nanti gue chat lagi.
(Read)

Dan percakapan mereka berakhir hanya sampai situ. Basa basi yang udah basi, ck! Tapi sayangnya seorang Acha sering kali terbang dengan semua tulisan manis itu. Dasar virtual, bapernya sama ketika. Pfftt...

Dia Agra, Agraha Batsman Vincent. Seseorang yang ia temui tanpa sengaja di virtual. Acha dan Agra hanya terpisah kota saja, ya mereka sama-sama berasal dari provinsi yang sama. Iya, percakapan itu adalah percakapan antara dua manusia yang terbentang jarak dan juga waktu. Namun sayangnya, Acha telah memiliki perasaan kepada Agra. Ibaratkan dia tengah ngecrushin seorang Agra.

Agra baik, tapi sayangnya dia terlalu friendly. Acha yang note betenya perempuan yang gampang cemburu, curigaan, dan selalu negatif thinking di pertemukan dengan seseorang yang friendly. Suatu apresiasi jika dia tidak bergelut dengan pemikirannya sendiri. Hahaha..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tumbuh bersama lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang