13.JAZKIA

16 4 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana disekolah jazkia melaksanakan pembagian surat kelulusan.Karena,hari ini semua siswa kelas 12 harus hadir dengan tepat waktu.Maka mereka akan berangkat akan lebih pagi lagi,karena acaranya akan dimulai sangat awal.

Kini,jazkia dan suaminya sedang sarapan dimeja makan dengan sepiring nasi goreng,buatan jazkia.Kini,nasi goreng yang mereka makan sudah habis tak tersisa.

"Jadi deg-degan,takut gak lulus"

Gus Zyan menghela nafas,lalu mengusap puncak kepala istrinya dengan lembut sembari tersenyum."Saya doakan semoga kamu lulus dengan nilai terbaik,semua doa saya menyertai mu Humaira.saya juga tidak akan memarahimu jika kamu tidak lulus.Teruslah percaya diri,dan kunci paling pasti ialah terus berdoa dan terus bertawakal,karena allah maha pendengar semua doa hamba-hambanya.Yakinlah kepada Allah karena Allah tuhanmu dan Allah tempat dimana kamu berserah diri"

"Semangat sayang,aku ada buat kamu"bisik gus zyan.

Blush!

Im jazkia im okey.

Oh tuhan,bagaimana ini? Jazkia sudah lemah dengan suara serak suaminya yang begitu lugu.Perutnya seperti dikerumuni oleh kupu-kupu yang berterbangan.Pipinya merah merona,ia berusaha untuk tidak terlihat salah tingkah dimata suaminya,namun apalah daya tetap saja.

"Salting,bilang"Gus zyan berubah menjadi datar namun didalam lubuk hatinya ia pun ikut salah tingkah.Namun gengsi saja.

Jazkia menatap suaminya,"Apa sih engga!"

Gus Zyan tidak bisa menahan senyumannya.Ia pun terkekeh kecil,sedangkan jazkia menatap aneh suaminya.

"Aneh,"gumam jazkia yang terdengar jelas ditelinganya.

"Apa?"

"Engga"Jazkia menggeleng lalu bangkit untuk berdiri.Ketika hendak berdiri seseorang menahan tangan kirinya.Membuat gadis itu duduk di pangkuannya.Dan Gus Zyan membalikkan badan gadis itu untuk berhadapan bersamanya.

Keadaan menjadi hening.

"Sesudah lulus,mau kuliah kemana?Sudah dipikirkan?"Gus Zyan membuka suara.

"Udah.Aku pengen ke UI aja,jangan jauh-jauh"

Gus Zyan tersenyum tipis,"Jurusan apa?"

"Psikologi"

"Pengen jadi psikolog?"

"Iya.Kenapa?"

"Memangnya mampu? Kamu aja sering manja"

"Oh,jadi ngehina ceritanya? Iya?"celetuk jazkia sambil menatap tajam suaminya.

Gus zyan terkekeh,"Bilang ke ummi ya.Nanti ummi akan urus kuliah kamu"

Jazkia tersenyum kecut,"Emangnya ummi mau ngebiayain aku kuliah?"

Gus Zyan mengangguk,"Sesuai apa yang dikatakan ummi semenjak ingin menjodohkan kamu dengan saya"

"Engga deh Gus.Aku gak perlu itu,kasian ummi.Ummi kan cuma mertua aku gak lebih-lebih banget.Aku bisa sendiri,lagian uang tabungan aku cukup kok buat bayar semuanya"

"Yakin?"

Jazkia mengangguk semangat,"Yakin"

"Tapi ummi sudah mempersiapkan segala nya"

"Gus...gamau"

Gus Zyan hanya menghela nafas,"Yasudah,nanti saya akan bilang dengan ummi"

Jazkia mengangguk,"Akhirnya"

Gus zyan tersenyum simpul."Semoga kamu terus semangat dalam menjalani kehidupan mu ya.Mau jadi apapun kamu saya tetap dukung kamu.Apapun jurusannya jika kamu yakin, saya q juga ikut yakin"

JAZKIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang