5. Roronoa Zoro

101 8 1
                                    

• Umur!
- Zoro = 21 tahun
- (Name) = 20 tahun

Disaat akhirnya cahaya matahari mentari berhasil menyusuri jendela kamar (Name), akhirnya ia terbangun sekaligus karena teriakkan kakeknya.

"Iya, iya!! Aku akan segera kesana!!"

Teriak (name) kesal.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya dirinya sudah berada di tempat yang dimaksud.

Yang tidak lain.. yaitu adalah kedai sake. Oh, kedai yang ini bukanlah kedai yang biasa! Tentunya!

Ah, mungkin karena kedai ini sepi pengunjung.

Namun, hal tersebut tak membuat (name) menjadi orang miskin, kok. Dirinya juga memiliki beberapa pekerjaan lain seperti memahat kayu, dan lain sebagainya.

"Ooh, ya. Kudengar, bahwa kaido si naga galak itu akan dikalahkan oleh para bajak laut dari luar, ya."

Ujar kakek, yang sedang santainya membaca koran berita terkini. Ia bukanlah tipe orang yang suka ketinggalan berita terkini. Justru (name) bisa tahu banyak kabar terkini yaitu karena kakeknya yang rajin itu.

"Ah, masa sih?! Memangnya bajak laut macam apa yang bisa mengalahkan seorang pemakan buah iblis menyeramkan itu?!"

Jawab (name). Dirinya takkan pernah percaya bahwa ada orang yang sebenarnya memiliki potensi untuk mengalahkan seseorang yang kejam seperti kaido. Ditambah tempat tinggalnya yang tertutup membuatnya tak tahu banyak tentang dunia luar (terkecuali lewat koran), termasuk orang-orang kuat yang berkemungkinan dapat mengalahkan kaido.

Namun kakek (name), langsung menepis jawaban dari cucu-nya itu. Kakek ini takkan pernah tega menyebarkan berita hoaks.

"Itu lho, kalau nggak salah.. si bajak laut topi jerami!"

Jawab sang kakek dengan girang.
Terpikir di benak-nya, bahwa jika memang benar sang Kaido itu dikalahkan, maka Negara Wano ini akan terbebaskan dari kekuasaannya yang kejam itu.

"Hah.. karena yang bilang kakek.. mau nggak mau aku harus percaya, deh."

Jawab (name) lemas. Dengan sedikit nada yang terkesan mengejek kakeknya. Namun, sang kakek bukannya berdiam malah dengan heran menjawab

"Memang benar, kok! Lihat saja nanti jika-jika kabar si topi jerami itu muncul di koran. Mukamu akan langsung hancur oleh koran!"

Melihat kakeknya berteriak mengeluarkan suara serak telah mencapai titik dimana (name) akhirnya merasa kasihan dengannya. Oh, malangnya sang kakek ini. Sudah tidak bisa banyak beradu mulut karena faktor usia. Namun nyatanya, masih kuat menjalani bisnis kesayangannya.

"Iya, iya.. aku percaya kok, kek.."

Dengan rasa campur aduk antara pasrah dan kasihan, (name) menjawab perkataan sang kakek sambil menepuk nepuk bahunya sambil mempersiapkan kedai sake-nya.

•'~|🍺🗡️🏴‍☠️|~'•

Beberapa menit berlalu, dan akhirnya kedai kesayangan kedua insan ini sudah siap dibuka.

Bagaikan tanah Padang pasir, seperti biasanya, kedai ini masih saja sepi pengunjung. Tak perlu heran. Lagipula tempat yang kita bicarakan sekarang adalah "Wano Kuni". Apalagi berletak di bibir pulau, ditambah "katanya" sedang terjadi semacam peperangan apalah, di tengah pulau

(Name) merenung, memikirkan bagaimana nasib tempat tinggalnya ini? Ayahnya sewaktu itu tidak sempat bersembunyi dari para pasukan milik Kaido. Begitu kejamnya kenyataan hingga ibunya sendiri berada dalam kondisi kritis karena meminum air sungai yang tercemar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Piece X Reader [Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang