Chap 3

97 29 1
                                    

Hari berganti hari, Al dan Yuki masih saja seperti awal saat pertemuan pertamanya. Yg satu cerewet terlalu percaya diri dan yg satu dingin, acuh namun perhatian

Yuki memang mengagumi Al, tapi Al sendiri susah di tebak orangnya. Itu membuat Yuki kadang kesal kalau berdebat dengan Al, namun itu jugalah yg menjadi kebahagian tersendiri bagi Yuki. Tentu saja semenjak kedua orang tuanya meninggal, dia tak pernah merasakan kebahagiaan seperti itu

Yuki memang memiliki saudara laki-laki, namun sudah tiada disaat umur Yuki baru 10 tahun. Itu artinya dalam waktu 7 tahun, dia sudah kehilang 3 orang yg paling disayanginya

Dan sekarang dia harus menerima kalau dunianya berubah 180 derajat semenjak kehilangan keluarganya. Dulu dia cukup bahagia walau tidak bergelimang harta, namun semua kebutuhanya bisa di penuhi orang tuanya. Ya tentu saja dia tidak minta yg aneh-aneh, dia hanya meminta sesuai pendapatan orang tuanya yg memang terbilang tak seberapa namun cukup untuk memenuhi kebutuhuan keluarganya

Namun betapa terkejutnya dia saat ditagih oleh orang seseorang yg dia sendiri tidak mengenalnya, yg mana ternyata adalah rekan kejar ayahnya yg meminjami ayahnya uang. Yuki terpaksa menjual rumah peninggalan orang tuanya demi membayar hutang pada orang tersebut, dan dia membeli rumah baru yg mana dua kali lebih kecil dari rumah lamanya. Namun dia bersyukur karna orang yg meminjami uang pada ayahnya bukanlah seorang rentenir. Jadi Yuki dia masih punya sisa yg hanya bisa di pake beberapa bulan saja

Yuki kadang suka melamun dan kadang dia akan menjadi gadis yg bermuka tebal untuk menghibur dirinya sendiri. Ya contohnya selalu menggoda Al, yg mana harusnya dialah yg di goda bukan malah menggoda.

Dan saat ini Yuki berada dirumah orang yg menjadi tempat dia mencari uang untuk menyambung hidupnya. Yuki sedang menggosok pakaian yg kemarin di cucinya dan tiba-tiba anak majikanya menghampirinya

"Yuki kamu bisa tolongin aku sebentar ngak?" Tanya anak majikanya dan panggil saja Anya

"Iya mbak tentu saja" sahut Yuki

"Tolong beliin bubur ayamnya bang Nanda di gang sebelah, aku tiba-tiba pengen makan bubur ayam" ucap Anya. Yuki tersenyum sambil menganggukan kepalanya

"Ini uangnya, nanti mampir ke warung juga ya beli pembalut, aku kehabisan pembalut udah gitu lupa beli lagi kemarin" ucap Anya

"Siap bos" Yuki memberi hormat pada Anya sehingga Anya memukul pelan pundak Yuki. "Aku permisi dulu ya mbak" dan Yuki langsung pergi

Selang beberapa menit Yuki pergi, Al tiba-tiba ada di depan rumah Anya. Namun Al terlihat ragu dan dia memastikan alamat yg di berikan oleh Maya

"Apa benar Yuki kerja di rumah ini?" Gumam Al. "Bunda selalu aja nyusahin aku kalau menyangkut Yuki"

Al menekan bel rumah tersebut dan Anya membukakan pintu untuk Al karna ARTnya sedang sibuk, dan tentu saja Yuki tidak ada di rumah itu

"Assalamu'alaikum" sapa Al saat melihat orang membuka pintu

"Wa'alaikumsalam" sahut Anya. Namun Anya langsung terdiam saat melihat lelaki di hadapanya

Tampan dan juga terlihat keren dimata Anya, sehingga Anya tak mengedipkan matanya saat memandang Al

"Maaf, apa Yuki kerja disini?" Tanya Al sesopan mungkin

"Hmm... iya maaf tadi ngomong apa?" Tanya Anya yg memang tidak fokus

"Apa Yuki kerja disini?" Tanya Al memperjelas

"Oh iya, tapi Yuki sedang keluar, mungkin sebentar lagi juga datang" jawab Anya

"Oh, ya udah kalau begitu saya tunggu di luar saja" ucap Al

Dunia Tak Seindah ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang