Part 8

904 28 5
                                    

"MAMI, daddy!"

Calia tersenyum lebar ketika pasangan paruh baya itu sudah berjalan memasuki ruang tengah rumahnya.

"Sayang, maaf membuatmu terkejut." Sahut Malik seraya memeluk erat Calia yang masih mematung di tempat.

"Apa Shena belum memberitahu mu?" Timpal Lousiana yang kali ini mengecup kepala putrinya.

"Ah, itu...tentu saja Shena memberitahu ku." Jujur Calia. "Maaf, semalam handphone ku mati. Jadi kalian tidak bisa menghubungiku langsung." Tambahnya penuh sesal.

"Ah tidak papa sayang, ini juga karena mami dan daddy merindukan mu. Karena itu kami tidak sempat memberitahu mu lebih awal untuk berkunjung ke sini."

Calia memeluk mama tercintanya dengan erat, kalimat yang dilontarkan wanita paruh baya itu sedikit menyentil hatinya. Bagaimana tidak, setelah pernikahannya dengan Dean, ia jarang sekali bertemu dengan orang tuanya. Semua karena ke egonya yang terus mengejar cinta Dean sehingga mengabaikan cinta tulus orang tuanya.

Calia menunduk sedih. "Maaf, aku terlalu sibuk dengan duniaku hingga mengabaikan kalian."

Suasana melankolis seketika mendominasi ketiganya, namun segera dihilangkan oleh laki-laki berjambang itu.

"Apa kita akan terus seperti ini? Kakiku sudah terlalu tua jika harus terus berdiri." Sindir Malik dengan mengelus kedua lututnya.

"Ah, baiklah-baiklah."

Calia berjalan lebih dulu menuju ruang tengah lalu di ekori keduang pasangan paruh baya itu.

"Dimana Dean? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Malik sesaat setelah mendudukkan dirinya.

"Ah, Dean ... Dean ..." Ragu Calia.

"Dean, bagaimana kabarmu?" Tanya Lousiana mengalihkan atensi Calia menatap kearah datangnya Dean.

Dean menggigit pipi bagian dalamnya, seketika suhu di ruangan itu terasa panas. "A-aku baik-baik saja Mom." Jawabnya gugup.

"Syukurlah. Maaf, mami dan daddy tidak memberitahu kalian lebih dulu." Sesal Louisiana.

Dean tersenyum hangat, meskipun perlakuannya pada Calia tidak mengenakan. Tetapi ia masih punya hati  untuk kedua orang tua Calia, Dean amat sangat menghormati keduanya seperti orang tuanya sendiri.

"Kalian tidak usah seperti itu, rumahku dan Calia adalah rumah kalian juga. Jadi tidak perlu ada izin atau pemberitahuan apapun untuk datang ke sini." Ujar Dean sehangat mungkin.

'Benar-benar bermuka dua, tukang cari perhatian.' Batin Calia.

"Kau yang terbaik menantu." Puji Lousiana. "Tapi siapa dia?" Lanjut Lousiana bertanya pada sosok perempuan yang berada tepat di belakang Dean.

"Ah, dia, dia fisioterapis-ku Mom." Bohong Dean.

'Fisioterapis? Yang benar saja!'

Louisiana mengerutkan keningnya. "Seorang wanita? Sejak kapan?"

Dean tersenyum kecil. "Sudah hampir 3 bulan,"

"Benarkah?" Kejutnya. "Kenapa kau tidak memberitahuku, Cal?" Lanjutnya seraya menatap kearah sang putri.

"Aku kira itu tidak perlu Mom." Jawab Calia setenang mungkin.

Ingin hati mengatakan yang sebenarnya, tapi wanita itu tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan Dean secepat ini. Bisa di pastikan jika ia mengadukan perbuatan suaminya, saat itu juga rumah tangga yang ia bangun dengan susah payah akan hancur seketika.

"Tentu saja itu perlu Cal, kesembuhan Dean juga tanggung jawab kami." Ujar Louisiana seakan kecewa dengan keputusan anak dan menantunya.

Dean menggerakan roda kursinya kearah ibu mertua. "Bu-bukan seperti itu Mom, tapi-."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENJANA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang