DA 1.0

509 44 6
                                    

Hari ini cuaca di Sydney sangat bagus untuk Nana menggunakan transportasi umum. Duduk didekat jendela melihat jalanan yang ia lewati. Nana terlambat beberapa menit untuk menjemput anaknya.

Halte selanjutnya adalah Sekolah Jisung.

Mobil sudah berjejer rapih menunggu antrian. Biasanya Nana berada di dalam antrian mobil, namun hari ini mobil yang biasa ia pakai sedang dipinjam oleh Yuta, ayahnya.

Jisung menunggu Nana di bangku depan sekolah dengan mengayunkan kedua kakinya yang panjang, ia sudah sangat bosan menunggu.

"Jiddong~" Nana memanggil anaknya.

Dengan ekspresi cemberut, Jie menoleh kearah suara.

"Buna telat! Jie sampai mati bosan menunggu disini!" Protes Jie.

Jisung menyerahkan tas miliknya pada Nana, "Tas Jie berat, nanti Jie jadi pendek."

Tanpa banyak kata, Nana menerima tas Jisung dan berjalan di belakang mengikuti anaknya.

Menyadari tidak ada mobil yang ia kenal, Jisung berbalik untuk bertanya. "Mobil Buna mana?"

Nana menggandeng tangan Jie untuk berjalan bersama mengikuti langkahnya. "Hari ini kita naik bus ya, mobil Buna dipakai Gepa."

Wajah tidak terima Jie membuat Nana tertawa kecil. Langkah kaki Jie pun melambat, dia seperti menyeret kakinya untuk berjalan.

"Hari ini Buna mau ajak Jie jalan-jalan, jadi Jie ga perlu ke rumah Gema* (orangtua Chan)"

Biasanya Nana akan keluar kantor saat jam makan siang untuk menjemput Jie. Lalu ia akan menitipkan Jie pada orangtua Chan, setelah itu ia akan kembali lagi ke kantor. Dan menjemput Jie kembali pada saat makan malam.

15 menit berlalu sejak mereka menunggu bus di halte terdekat.

Nana menahan diri agar tidak memesan taxi online. Ia ingin mengajarkan Jie untuk menggunakan transportasi publik.

"Buna, Jie lapar"

"Bekal Jie habis?" Hari ini ia membawakan cukup banyak makanan untuk bekal Jie, mengingat hari ini ada pelajaran olahraga.

Kepala Jie menempel lesu pada tiang halte, "Jie hanya makan sedikit, Thomas yang menghabiskannya."

"Thomas bilang bekal Jie enak, lalu dia menghabiskannya," adu Jie.

Nana tersenyum sambil mengusap kepala Jie, menenangkan anaknya agar tidak menangis perihal bekal.

"Besok Buna bawakan 2, satu untuk Jie dan satu lagi untuk teman Jie." Jisung tetap menahan tangisnya, sebab bekal hari ini adalah makanan kesukaannya.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan halte tempat mereka menunggu.

Keduanya memperhatikan kaca mobil yang mulai diturunkan. Nana membuang pandangannya saat wajah pemilik mobil mulai terlihat.

"Uncle Jeno?!" Jisung segera berdiri menghampiri mobil di hadapannya.

Sedikit berbasa-basi Jeno pada Jie, akhirnya Jeno menawarkan tumpangan yang tentu saja tidak akan ditolak oleh Jisung.

"Ayo Buna! Jie sudah lapar!" Jisung dengan semangat menarik tangan Nana.

Sedangkan Nana menolak ajakan Jeno untuk menaiki mobilnya.

"Tidak Jie, sebentar lagi busnya akan datang"

Jisung tidak mendengarkan ucapan Nana, ia memilih masuk ke dalam mobil.

Melihat Nana tetap berdiri di depan pintu mobil membuat Jie kesal. "Ayo Buna! Jie sudah lapar! Buna ga mau lihat Jie mati kelaparan kan?"

Jeno yang melihat Nana dan Jie pun ikut menjadi kompor, "Kamu tega liat anak kamu kelaparan begitu?"

Daddy Announced (Vol. 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang